MAKALAH BOTANI FARMASI
Air, Tanah & Nutrisi
Disusun Oleh:
Agustiani
Masliyana
Akhmad Andy Sandra
Citra Listya Merry
Anggraeni
Dessy Tuminar
Pakpahan
Fazriannur
Fitriya Andani
Henriko Nober
Karapa
Lintang Ayu Trisna
Pangsti
Maria Sergianika
Perpetua Diaz
Riska Ayu
Wulandira
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
JAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Air merupakan
sumber kehidupan, tanpa air tidak ada makhluk yang dapat hidup. Begitu juga
tanaman, salah
satu unsur terbesar tanaman adalah air yaitu berkisar anatara 90% untuk tanaman
muda, sampai kurang dari 10% untuk padi-padian yang menua sedangkan tanaman
yang mengandung minyak , kandungan airnya sangat sedikit. penyiraman harus
dilakukan teratur agar tidak kekurangan. Jika tidak disiram, tanaman akan mati
kekeringan. Air merupakan bahan untuk fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari
total air yang digunakan untuk fotosintesis. Air yang digunakan untuk
transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan yang digunakan untuk hidrasi 1 %,
termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik. Selama
pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah air yang tepat.
Tanah merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan tumbuhan, karena tanah merupakan
media bagi tumbuhan yang hidup di atasnya, sumber nutrisi, dan tempat
melekatkan diri dengan akarnya.
Tanah diperlukan
tumbuhan sebagai tempat hidup (habitat) dimana tumbuhan tersebut ditanam. Namun
yang tak kalah penting adalah unsur hara yang terkandung dalam tanah yang
diperlukan tumbuhan sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya. Untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya, tumbuhan menyerap tanah yang mengandung unsur hara dengan
berbagai proses.
Tumbuhan
memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi untuk tumbuh, berkembang,
dan bereproduksi. Ketika tumbuhan mengalami malnutrisi, tumbuhan menunjukkan
gejala-gejala tidak sehat. Nutrisi yang terlalu sedikit atau yang terlalu
banyak dapat menimbulkan masalah.
Nutrisi adalah
substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari
pertumbuhan suatu pohon. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang
selanjutnya diasimilasi oleh tubuh tumbuhan. Adapun nutrisi di dalam tanah
adalah berupa air dan mineral.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
AIR
a.
Fungsi dan Peran
Air
Air
merupakan komponen penting bagi pertumbuhan dan perkembangan sel. Adapun peran
air terhadap pertumbuhan tanaman sebagai pelarut, medium transport senyawa,
medium reaksi biokimia, memberikan turgor bagi sel, bahan baku fotosintesis dan
menjaga suhu tanaman supaya konstan. Fungsi air sebagai pelarut adalah
memudahkan unsur hara dan mineral yang masuk ke dalam tumbuhan. Kemudian fungsi
air sebagai medium transport senyawa ialah menghantarkan garam-garam mineral
dan unsur hara yang diserap oleh tanaman ke seluruh bagian tanaman. Dengan
fungsi air sebagai medium transport senyawa menjadikan air sebagai medium
reaksi biokimia.
Sedangkan
fungsi air sebagai medium reaksi biokimia ialah menjadikan air sebagai bahan
dalam proses fotosintesis dan proses hidrolisis. Kemudian fungsi air sebagai
pemberi turgor bagi sel adalah membantu sel dalam menjaga bentuk daun dan
membuka serta menutupnya stomata pada tanaman. Proses turgor ini juga membantu
sel dalam melakukan pembelahan sel dan pembesaran sel. Selanjutnya fungsi air
menjaga suhu tanaman supaya konstan ialah banyaknya air yang ada di seluruh
bagian tanaman.
b.
Manfaat Air Bagi
Tumbuhan
1.
Air Bermanfaat
Sebagai Pelarut Dan Pengantar Bagi Zat Hara
Air sebagai alat
untuk menghantarkan dalam pemindahan zat hara barang yang diangkut air berupa
mineral dari dalam tanah dan bahan organik dari hasil fotosintesis. Zat hara
adalah mineral yang terdapat dalam tanah berfungsi untuk melakukan fotosintesis
pada tumbuhan. Bentuk zat hara berbentuk cair kerena merupakan sari makanan
untuk tumbuhan.
2.
Sebagai Stabilitas
Dan Pemindahan Panas
Air sangat
berperan penting sebagai penyangga dalam pengaturan panas tubuh tumbuhan
bertujuan supaya tumbuhan tidak terjadinya pengeringan pada batang dan daun.
Penyerapan sejumlah besar panas (radiasi) oleh tumbuhan, hanya akan mengubah
suhu tubuh sedikit saja. Sebab sebagian besar panas (radiasi) tersebut
dikembalikan lagi ke lingkungannya dengan cara penguapan air dari permukaan
tubuhnya.
3.
Sebagai Reaksi
Bahan Biokimia
Maksudnya Air akan
berperan sebagai elektron yang membantu untuk berlangsungnya fotosintesis. Air
akan dibawa langsung oleh akar menuju badan agar disampaikan pada daun-daun.
4.
Sebagai Penyusun
Utama Protoplasma
Molekul-molekul yang terdapat dalam
protoplasma seperti protein, karbohidrat dan lainnya bercampur dengan air untuk
membentuk koloid.
5.
Sebagai Pendorong
Proses Respirasi
Respirasi adalah
“bernafas” suatu proses mengambil O2 untuk pemecahan senyawa organik menjadi
CO2 → H2O dan energi. Jadi penyediaan tenaga pada tumbuhan dapat meningkat dan
ini akan berguna untuk membantu pertumbuhan tumbuhan secara baik.
6.
Sebagai Pemelihara
Umur Tanaman
Hal ini terjadi
agar tumbuhan tidak ke kurangan air. Jika tanaman kekurangan air
perkembangannya menjadi “abnormal (tidak nomal)“. Sehingga dapat menyebabkan
tanaman kerdil dan lama-kelamaan akan mati.
c.
Faktor yang
Mempengaruhi Kebutuhan Air
1.
Titik Layu
Sementara dan Titik Layu Permanen
Titik layu
sementara adalah kondisi tanaman yang layu pada siang hari dan kembali pulihnya
tekanan tugensi tanaman pada malam hari. Namun titik layu permanen adalah
jumlah air minimum di mana tanaman sudah mulai layu dan tidak dapat tumbuh lagi
walaupun diberi tambahan air. Faktor titik layu permanen dan titik layu
sementara dapat mempengaruhi perubahan morfologi dan warna pada tanaman yakni
tanaman menjadi kering dan berwarna kuning hingga coklat pada daunnya. Kemudian
struktur tanamannya juga terpengaruhi dengan pertumbuhan tanaman menjadi
kerdil.
Selain itu berat
kering dan berat basah suatu tanaman akan mempengaruhi karena tanaman yang
memiliki berat kering yang sedikit sedangkan berat basahnya tinggi maka kadar
air yang ada pada tanaman tersebut tinggi sehingga kebutuhan air terhadap
tanaman tercukupi. Kemudian tanaman yang memiliki berat kering tinggi dan berat
basahnya rendah maka kadar air yang ada pada tanaman tersebut rendah sehingga
kebutuhan air terhadap tanaman tidak terpenuhi.
2.
Transpirasi
Transpirasi adalah
kemampuan tanaman kehilangan air. Fungsi transpirasi pada pertumbuhan tanaman
untuk mengetahui kemampuan fotosintesis tanaman dalam kepemilikan terhadap air
tersedia dan membantu proses transport unsur hara dan garam-garam mineral dari
akar menuju batang dan daun. Proses transpirasi dapat terjadi melalui proses
membuka dan menutupnya stomata. Pada kondisi yang memadai, transpirasi mampu
menyediakan air yang cukup. Apabila proses transpirasi terganggu maka laju
transpirasi akan rendah dan menurunkan turgor pada sel sehingga proses membuka
dan menutupnya stomata terhambat.
3.
Infiltrasi
Infiltrasi adalah
kemampuan air yang masuk kedalam tanah. Iniltrasi dipengaruhi oleh volume hujan
atau tampungan keadaan karakteristik tanahnya dan unsur-unsur lainnya. Adanya
infiltrasi dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dengan tingkat laju
infiltrasi yang tinggi maka kandungan air dalam tanah sedikit sehingga tanaman
membutuhkan air yang tinggi. Adapun laju infiltrasi yang rendah menyebabkan
kebutuhan air pada tanaman menurun seiring kandungan air dalam tanah meningkat.
Apabila kondisi demikian tidak dapat ditoleransi oleh tanaman maka tanaman akan
mengalami titik layu sementara dan/atau permanen.
d.
Bagian Tanaman
yang Mengalami Kekurangan/Kebutuhan Air
Ada beberapa parameter yang dapat dilihat
apabila tanaman membutuhkan air yaitu:
1.
Tinggi Tanaman
Tanaman yang
mengalami kekurangan kebutuhan air pertumbuhan tingginya terhambat sehingga
tanaman menjadi kerdil. Namun tanaman yang mengalami kebutuhan air yang
tercukupi maka pertumbuhan tinggi akan meningkat.
2.
Jumlah Daun
Tanaman yang
memiliki jumlah daun banyak dapat diperoleh pada tanaman yang kebutuhan airnya
tercukupi sedangkan tanaman yang kebutuhan airnya tidak terpenuhi maka jumlah
daun sedikit.
3.
Diameter
Tanaman dengan
diameter terlebar dimiliki oleh tanaman dengan kebutuhan air yang tercukupi
sedangkan diameter terkecil akan dimiliki oleh tanaman dengan kebutuhan air
tidak tercukupi.
4.
Panjang Akar
Panjang akar yang
tinggi meningkatkan kebutuhan air pada tanaman yang kebutuhan airnya tercukupi
sedangkan tanaman yang kebutuhan airnya kurang makan akarnya memiliki panjang
yang rendah.
5.
Berat Kering Tajuk
dan Akar
Berat kering pada
tajuk dan akar suatu tanaman akan besar pertumbuhan tanaman diimbangi dengan
kebutuhan air yang cukup sedangkan pada tanaman dengan kebutuhan air tidak
terpenuhi maka berat kering tajuk dan akarnya akan lebih kecil.
6.
Berat Basah Tajuk
dan Akar
Berat basah tajuk
dan akar yang besar akan dimiliki oleh tanaman diimbangi dengan kebutuhan air
yang cukup sedangkan pada tanaman dengan kebutuhan air tidak terpenuhi maka
berat kering tajuk dan akarnya akan lebih kecil.
e.
Pemenuhan
Kebutuhan Air pada Tanaman
Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tidak terlepas dari ganguuan lain. Pada pemenuhan tanaman
terhadap kebutuhan air seringkali terhambat akibat kebutuhan air pada tanaman
tidak terpenuhi. Adanya gangguan tersebut dapat dilakukan penanganan dengan
cara memberikan penyiraman bedasarkan 5 fase tumbuh suatu tanaman yaitu fase
tumbuhan suatu tanaman yaitu fase pertumbuhan awal (selama 15-25 hari), fase
vegetatif (25-40 hari), fase pembungaan (15-20 hari), fase pengisian biji
(35-45 hari), pemberian penyiraman pada kondisi yang optimal dan fase
pematangan (10-25 hari) dan frekuensi penyiraman yang tepat.
f.
Fungsi Air Bagi
Tumbuhan
1.
Penyusun utama protoplasma
Molekul-molekul
makro dalam protoplasma seperti protein, karbohidrat, pektin dan lain-lain
membentuk struktur yang unik berasosiasi dengan
molekul air dalam bentuk koloid.
2.
Menjadi pelarut
bagi zat hara yang diperlukan tumbuhan
Menjadi alat
transpor untuk memindahkan zat hara. Bahan yang diangkut dapat berupa bahan
mineral dari dalam tanah, bahan-bahan organik hasil fotosintesa, dan olahan sel
lainya.
3.
Menjadi medium
berlangsungnya reaksi-reaksi biokima
Kita tahu terkadang proses reaksi
terjadi dalam bentuk larutan dan air adalah pelarut yang sangat baik.
4.
Menjadi bahan
dasar untuk reaksi – reaksi biokimia
Seperti
pada fotosintesis, tanpa adanya air yang berperan sebagai donor elektron,
fotosintesis tidak dapat berlangsung.
5.
Sebagai sistem
hidrolik
Air
dapat memberikan tekanan hidrolik pada sel seliingga menimbulkan turgor pada dinding sel tumbuhan. memberikan
kekuatan mekanik pada jaringan-jaringan yang tidak memiliki sokongan struktur
(zat kayu) pada dinding selnya, misalnya pada parenkim. Sistem hidrolik juga
dapat di jumpai pada membuka dan menutupnya stomata.
6.
Stabilisasi dan
pemindahan panas
Tingginya
panas jenis yang dimiliki air, telah memungkinkan air berperan sebagai
penyangga (buffer) dalam pengaturan panas tubuh tumbuhan. Penyerapan sejumlah
besar panas (radiasi) oleh tumbuhan, hanya akan mengubah suhu tubuh sedikit
saja. Sebab sebagian besar panas (radiasi) tersebut dikembalikan lagi ke
lingkungannya dengan cara penguapan air dari permukaan tubuhnya.
7.
Sebagai alat gerak
Misalnya
pada pulvinus tangkai daun pada gerak nasti. Air di dalam sel berada dalam
bentuk bebas dan terikat. Keterikatan air itu dapat dengan ion atau molekul
polar, terkait dengan ikatan H pada molekul lain, terikat pada koloid atau
terikat secara kapiler. Air bebas terdapat pada vacuola sebagai cairan encer.
Apabila tumbuhan kekurangan air, air bebaslah yang hilang lebih dulu. Sebagai
larutan air dalam sel mempunyai potensial air lebih kecil dari nol. Besamya
potensial air larutan cairan sel dipengaruhi oleh temperatur, adanya bahan
pelarut lain, adanya imbibiban yaitu zat yang mampu mengadakan imbibisi. dan
adanya tekanan atau tegangan (tekanan hidrostatik).
II.
TANAH
a.
Peranan Tanah
Tanah mempunyai peranan yang sangat
penting bagi kehidupan manusia, karena tanah merupakan pondasi
utama dari semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Selain itu, tanah
berfungsi sebagai sumber kekayaan karena tanah dan kandungannya
bisa memberikan berbagai sumber pendapatan bagi pemiliknya ataupun mereka yang
menguasai.
Tanah
merupakan aspek penting dalam kehidupan. Tumbuhan sebagai produsen nomor satu
amat bergantung pada tanah untuk berkembang biak. Demikian halnya dengan
manusia, manusia bergantung pada tanaman untuk mendapatkan bahan makanan dan
untuk berkembang biak. Oleh karena itu, tanah merupakan aspek penting yang
harus senantiasa mendapat perhatian untuk kesejahteraan hidup manusia.
Tanah
mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan. Manfaat paling umum dari tanah adalah
sebagai media tumbuh tumbuhan/tanaman. Sebagai media tumbuh, tentu saja tanah
memiliki syarat dan ketentuan berlaku yang harus dipenuhi. Beberapa manfaat
lain dari tanah adalah sebagai berikut.
1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang
mempunyai dua peran utama, yaitu :
ü Penyokong tegak
tumbuhnya trubus (bagian atas) tanaman
ü Sebagai penyerap zat-zat
yang dibutuhkan tetanaman
2. Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk
melaksanakan aktivitas metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk
berproduksi, meliputi air, udara dan unsur-unsur hara
3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang
berfungsi dalam menunjang aktivitasnya supaya berlangsung optimum, meliputi
zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota terutama mikroflora tanah seperti :
ü
Zat-zat pemacu tumbuh
(hormone, vitamin dan asam-asam organic khas)
ü
Antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagai
anti hama-penyakit tanaman di dalam tanah dan
ü
Senyawa-senyawa atau
enzim yang berfungsi dalam penyediaan kebutuhan primer tersebut atau
transformasi zat-zat toksik eksternal seperti pestisida dan limbah industry
berbahaya
4. Habitat biota tanah, baik yang berdampak positif
karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer
dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negative karena merupakan
hama-penyakit tanaman.
Fungsi-fungsi
tanah yang sedemikian vitalnya dalam penyediaan bahan pangan, papan dan sandang
bagi manusia (juga bagi hewan) ini membawa konsekuensi bahwa seorang ahli tanah
tidak saja dituntut untuk berpengetahuan tantang tanah sebagai tempat tumbuh
dan penyedia kebutuhan tanaman, tetapi juga harus memahami fungsi tanah sebagai
pelindung tanaman dari serangan hama-penyakit dan dampak negatif pestisida
maupun limbah industri berbahaya.
b.
Pemahaman Penting tentang Tanah
1. Tanah sebagai tempat tumbuh dan
penyedia kebutuhan tanaman.
2. Tanah juga berfungsi sebagai
pelindung tanaman dari serangan hama & penyakit dan dampak negatif
pestisida maupun limbah industri yang berbahaya.
3. Sebagai sumber unsur hara bagi
tumbuhan.
Tanah Sebagai Media Nutrien Tumbuhan
Agar tanaman
dapat hidup dengan baik, maka nutrien tanaman tersebut harus dipenuhi. Bila
tanaman tersebut ditanam di tanah maka unsur hara tersebut dapat disimpan atau
di tabur di tanah tempat tumbuhan tersebut hidup. Hal ini biasa kita lihat saat
petani menyiram dan memupuk tanaman di ladang atau di sawahnya. Tanah merupakan
tempat akar tumbuhan terpancang dan mengambil zat-zat untuk keperluan hidupnya. Tanah terdiri dari
partikel-partikel halus seperti pasir, lumpur, dan tanah liat yang berasal dari
gumpalan-gumpalan batu yang melapuk akibat hujan, angin, sinar matahari, dan
aktivitas jasad renik atau mikroorganisme. Di dalam tanah terdapat
komponen-komponen sebagai berikut.
a.
Mineral,
misalnya kalsium, ferum, magnesium.
b.
Zat organik,
misalnya karbohidrat, protein dari sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang mati,
yang dapat terurai menjadi bahan-bahan yang diperlukan tumbuhan.
c.
Air dan
zat-zat yang terlarut di dalamnya.
d.
Udara,
misalnya oksigen, karbon dioksida
e.
Organisme,
misalnya cacing, bakteri, yang berperan di dalam proses pembusukan sehingga
menghasilkan unsur-unsur yang diperlukan tumbuhan. Selain dari tanah tumbuhan
dapat pula mengambil unsur-unsur hara yang diperlukannya dari media lain
seperti pasir, pecahan genting, arang, dan air.
Dengan demikian tumbuhan dapat
ditanam di dalam media tersebut. Agar tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik
maka ke dalam media–media tersebut dapat diberikan pupuk atau unsur-unsur hara
yang dibutuhkan tumbuhan tersebut. Penanaman
tanaman tanpa media tanah ini dikenal dengan nama hidroponik.
III.
NUTRISI
Nutrisi dalam
kombinasi yang tepat diperlukan oleh tumbuhan agar dapat terus tumbuh,
berkembang, dan bereproduksi. Apabila
tumbuhan mengalami kekurangan nutrisi, maka akan berakibat terjadinya
defisiensi, yang artinya tumbuhan akan tumbuh dengan tidak sempurna dan
menunjukkan gejala-gejala tidak sehat. Nutrisi yang terlalu sedikit atau yang
terlalu banyak dapat menimbulkan masalah.
Nutrisi yang
dibutuhkan tanaman/tumbuhan dapat dilacak antara lain dari komposisi kima
penyusun suatu tanaman/tumbuhan tersebut, karena selain sebagian besar massa
organik suatu tumbuhan berasal dari CO2 udara, juga tergantung pada kandungan
nutrien tanah dalam bentuk air dan mineral. Komposisi tumbuhan terdiri atas:
1.
95%
berupa bahan organik, dalam bentuk : (a) Kabohidrat (termasuk Sellulosa dari
dinding sel); (b) Senyawa sulfur, nitrogen dan fosfat.
2.
5%
berupa bahan anorganik (50 unsur kimia)
Jenis nutrisi yang diperlukan tumbuhan
terbagi menjadi dua, yaitu unsur makro (makronutrien) dan unsur mikro
(mikronutrien). Makronutrien adalah nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan dalam
jumlah banyak, sedangkan mikronutrien adalah nutrisi yang hanya diperlukan
sedikit. Keduanya dijabarkan dalam tabel berikut.
Tabel 1. Jenis-jenis makronutrien dan
fungsinya, serta penyakit yang ditimbulkan jika kekurangan unsur tersebut.
Tabel
2. Jenis-jenis makronutrien dan fungsinya, serta penyakit yang ditimbulkan jika
kekurangan unsur tersebut.
Baik makro dan mikronutrien diperoleh akar
tumbuhan melalui tanah. Akar tumbuhan memerlukan kondisi tertentu untuk dapat
mengambil nutrisi-nutrisi tersebut dari dalam tanah. Pertama, tanah harus lembap
sehingga nutrien dapat diambil dan ditransport oleh akar. Kedua, pH tanah harus
berada dalam rentang dimana nutrien dapat dilepaskan dari molekul tanah.
Ketiga, suhu tanah harus berada dalam rentang dimana pengambilan nutrien oleh
akar dapat terjadi. Suhu, pH, dan kelembapan optimum untuk tiap spesies
tumbuhan berbeda. Hal ini menyebabkan nutrien tidak dapat dipergunakan oleh
tumbuhan meskipun nutrien tersebut tersedia di dalam tanah.
Pertumbuhan
tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal), tetapi juga
ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal tersebut
adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsur tersebut tidak tersedia bagi
tanaman, maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsur tersebut dan
pertumbuhan tanaman akan terhambat. Berdasarkan jumlah yang diperlukan kita
mengenal adanya unsur hara makro dan unsur hara mikro.
Gejala Kekurangan dan Kelebihan Nutrisi
a.
Unsur Hara Makro
a)
Nitrogen (N)
Unsur
Nitrogen dengan lambang unsur N, sangat berperan dalam pembentukan sel tanaman,
jaringan, dan organ tanaman. Nitrogen memiliki fungsi utama sebagai bahan
sintetis klorofil, protein, dan asam amino. Oleh karena itu unsur Nitrogen
dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar, terutama pada saat pertumbuhan
memasuki fase vegetatif. Bersama dengan unsur Fosfor (P), Nitrogen ini
digunakan dalam mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
Terdapat
2 bentuk Nitrogen, yaitu Ammonium (NH4) dan Nitrat (NO3). Berdasarkan sejumlah
penelitian para ahli, membuktikan Ammonium sebaiknya tidak lebih dari 25% dari
total konsentrasi Nitrogen. Jika berlebihan, sosok tanaman menjadi besar tetapi
rentan terhadap serangan penyakit. Nitrogen yang berasal dari amonium akan
memperlambat pertumbuhan karena mengikat karbohidrat sehingga pasokan sedikit.
Dengan demikian cadangan makanan sebagai modal untuk berbunga juga akan
minimal. Akibatnya tanaman tidak mampu berbunga. Seandainya yang dominan adalah
Nitrogen bentuk Nitrat , maka sel-sel tanaman akan kompak dan kuat sehingga
lebih tahan penyakit. Untuk mengetahui kandungan N dan bentuk Nitrogen dari
pupuk bisa dilihat dari kemasan.
Kekurangan Nitrogen
Ciri-ciri
tanaman yang kekurangan Nitrogen dapat dikenali dari daun bagian bawah. Daun
pada bagian tersebut menguning karena kekurangan klorofil. Pada proses lebih
lanjut, daun akan mengering dan rontok. Tulang-tulang di bawah permukaan daun
muda akan tampak pucat. Pertumbuhan tanaman melambat, kerdil dan lemah. Akibatnya
produksi bunga dan biji pun akan rendah.
Kelebihan Nitrogen
Kelebihan
jumlah Nitrogen pun perlu diwaspadai.
Ciri-ciri tanaman apabila unsur N-nya berlebih adalah warna daun yang
terlalu hijau, tanaman rimbun dengan daun. Proses pembuangan menjadi lama. Adenium
bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak air. Hal itu menyebabkan
tanaman rentan terhadap serangan jamur dan penyakit, serta mudah roboh.
Produksi bunga pun akan menurun.
b)
Fosfor atau
Phosphor (P)
Unsur
Fosfor (P) merupakan komponen penyusun dari beberapa enzim, protein, ATP, RNA,
dan DNA. ATP penting untuk proses transfer energi, sedangkan RNA dan DNA
menentukan sifat genetik dari tanaman. Unsur P juga berperan pada pertumbuhan
benih, akar, bunga, dan buah. Pengaruh terhadap akar adalah dengan membaiknya
struktur perakaran sehingga daya serap tanaman terhadap nutrisi pun menjadi
lebih baik.
Bersama
dengan unsur Kalium, Fosfor dipakai untuk merangsang proses pembungaan. Hal itu
wajar sebab kebutuhan tanaman terhadap fosfor meningkat tinggi ketika tanaman
akan berbunga.
Kekurangan Phosphor (P)
Ciri-ciri
dimulai dari daun tua menjadi keunguan dan cenderung kelabu. Tepi daun menjadi
cokelat, tulang daun muda berwarna hijau gelap. Hangus, pertumbuhan daun kecil,
kerdil, dan akhirnya rontok. Fase pertumbuhan lambat dan tanaman kerdil.
Kelebihan Phosphor (P)
Kelebihan
P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe),
tembaga (Cu), dan seng (Zn) terganggu. Namun gejalanya tidak terlihat secara
fisik pada tanaman.
c)
Kalium (K)
Unsur
Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis,
akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata,
atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel. Kekurangan unsur ini
menyebabkan daun seperti terbakardan akhirnya gugur.
Unsur
kalium berhubungan erat dengan kalsium dan magnesium. Ada sifat antagonisme
antara kalium dan kalsium. Dan juga antara kalium dan magnesium. Sifat
antagonisme ini menyebabkan kekalahan salah satu unsur untuk diserap tanaman
jika komposisinya tidak seimbang. Unsur kalium diserap lebih cepat oleh tanaman
dibandingkan kalsium dan magnesium. Jika unsur kalium berlebih gejalanya sama
dengan kekurangan magnesium. Sebab , sifat antagonisme antara kalium dan
magnesium lebih besar daripada sifat antagonisme antara kalium dan kalsium.
Kendati demkian , pada beberapa kasus , kelebihan kalium gejalanya mirip
tanaman kekurangan kalsium.
Kekurangan Kalium
Kekurangan
K terlihat dari daun paling bawah yang kering atau ada bercak hangus.
Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakar dan akhirnya gugur.
Bunga mudah rontok dan gugur. Tepi daun ‘hangus’, daun menggulung ke bawah, dan
rentan terhadap serangan penyakit.
Kelebihan Kalium
Kelebihan
K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman terhambat.
sehingga tanaman mengalami defisiensi.
d)
Magnesium (Mg)
Magnesium
adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di
dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun , terutama untuk
ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan
magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsur itu
juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses
sintesis protein.
Kekurangan
magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut karena energi yang
tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot ‘ringan’ seperti
nitrogen. Akibatnya terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi encer. Jaringan
menjadi lemah dan jarak antar ruas panjang. Ciri-ciri ini persis seperti gejala
etiolasi-kekurangan cahaya pada tanaman.
Kekurangan Magnesium
Muncul
bercak-bercak kuning di permukaan daun tua. Hal ini terjadi karena Mg diangkut
ke daun muda. Daun tua menjadi lemah dan akhirnya mudah terserang penyakit
terutama embun tepung (powdery mildew).
Kelebihan Magnesium
Kelebihan
Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.
e)
Kalsium (Ca)
Unsur
ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen yang menguatkan ,
dan mengatur daya tembus , serta merawat dinding sel. Perannya sangat penting
pada titik tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca , pembentukan dan
pertumbuhan akar terganggu , dan berakibat penyerapan hara terhambat. Ca
berperan dalam proses pembelahan dan perpanjangan sel , dan mengatur distribusi
hasil fotosintesis.
Kekurangan Kalsium
Gejala
kekurangan kalsium yaitu titik tumbuh lemah , terjadi perubahan bentuk daun ,
mengeriting , kecil , dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan tanaman tinggi
tetapi tidak kekar. Karena berefek langsung pada titik tumbuh maka kekurangan
unsur ini menyebabkan produksi bunga terhambat. Bunga gugur juga efek
kekurangan kalsium.
Kelebihan Kalsium
Kelebihan
kalsium tidak berefek banyak , hanya mempengaruhi pH tanah.
f)
Belerang atau
Sulfur (S)
Kelebihan Sulfur
Pada
umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam amino sistin,
sistein dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari biotin,
tiamin, ko-enzim A dan glutationin. Diperkirakan 90% S dalam tanaman ditemukan
dalam bentuk asam amino, yang salah satu fungsi utamanya adalah penyusun
protein yaitu dalam pembentukan ikatan disulfida antara rantai-rantai peptida.
Belerang (S) merupakan bagian (constituent) dari hasil metabolisme
senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai aktivator, kofaktor
atau regulator enzim dan berperan dalam proses fisiologi tanaman.
Kekurangan
Sulfur
Jumlah
S yang dibutuhkan oleh tanaman sama dengan jumlah fosfor (P). Kekahatan S
menghambat sintesis protein dan hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya
klorosis seperti tanaman kekurangan nitrogen. Kahat S lebih menekan pertumbuhan
tunas dari pada pertumbuhan akar. Gejala kahat S lebih nampak pada daun muda
dengan warna daun yang menguning sebagai mobilitasnya sangat rendah di dalam
tanaman (Haneklaus dan Penurunan kandungan klorofil secara drastis pada daun
merupakan gejala khas pada tanaman yang mengalami kahat S . Kahat S menyebabkan
terhambatnya sintesis protein yang berkorelasi dengan akumulasi N dan nitrat
organik terlarut.
b.
Unsur Hara Mikro
a)
Boron (B)
Boron
memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan , pembelahan dan diferensiasi ,
dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam sintetis RNA ,
bahan dasar pembentukan sel. Boron diangkut dari akar ke tajuk tanaman melalui
pembuluh xylem. Di dalam tanah boron tersedia dalam jumlah terbatas dan mudah
tercuci. Kekurangan boron paling sering dijumpai pada adenium. Cirinya mirip
daun variegeta.
Kekurangan Boron
Daun berwarna
lebih gelap dibanding daun normal, tebal, dan mengkerut.
Kelebihan Boron
Ujung daun kuning
dan mengalami nekrosis.
b)
Tembaga (Cu)
Fungsi
penting tembaga adalah aktivator dan membawa beberapa enzim. Dia juga berperan
membantu kelancaran proses fotosintesis. Pembentuk klorofil, dan berperan dalam
fungsi reproduksi.
Kekurangan Tembaga (Cu)
Daun berwarna
hijau kebiruan, tunas daun menguncup dan tumbuh kecil , pertumbuhan bunga
terhambat.
Kelebihan Tembaga (Cu)
Tanaman
tumbuh kerdil, percabangan terbatas, pembentukan akar terhambat , akar menebal
dan berwarna gelap.
c)
Seng atau Zinc
(Zn)
Hampir
mirip dengan Mn dan Mg , sengat berperan dalam aktivator enzim, pembentukan
klorofil dan membantu proses fotosintesis. Kekurangan biasanya terjadi pada
media yang sudah lama digunakan.
Kekurangan Seng (Zn)
Pertumbuhan
lambat , jarak antar buku pendek , daun kerdil , mengkerut, atau menggulung di
satu sisi lalu disusul dengan kerontokan. Bakal buah menguning, terbuka, dan
akhirnya gugur. Buah pun akan lebih lemas sehingga buah yang seharusnya lurus
membengkok.
Kelebihan Seng (Zn)
Kelebihan
seng tidak menunjukkan dampak nyata.
d)
Besi atau Ferro
(Fe)
Besi
berperan dalam proses pembentukan protein, sebagai katalisator pembentukan
klorofil. Besi berperan sebagai pembawa elektron pada proses fotosintetis dan
respirasi, sekaligus menjadi aktivator beberapa enzim. Unsur ini tidak mudah
bergerak sehigga bila terjadi kekurangan sulit diperbaiki. Fe paling sering
bertentangan atau antagonis dengan unsur mikro lain. Untuk mengurangi efek itu,
maka Fe sering dibungkus dengan Kelat (chelate) seperti EDTA (Ethylene Diamine
Tetra-acetic Acid). EDTA adalah suatu komponen organik yang bersifat
menstabilkan ion metal. Adanya EDTA maka sifat antagonis Fe pada pH tinggi
berkurang jauh. Di pasaran dijumpai dengan merek Fe-EDTA.
Kekurangan Besi
Kekurangan
besi ditunjukkan dengan gejala klorosis dan daun menguning atau nekrosa. Daun
muda tampak putih karena kurang klorofil. Selain itu terjadi karena kerusakan
akar. Jika adenium dikeluarkan dari potnya akan terlihat potongan-potongan akar
yang mati.
Kelebihan Besi
Pemberian
pupuk dengan kandungan Fe tinggi menyebabkan nekrosis yang ditandai dengan
munculnya bintik-bintik hitam pada daun.
e)
Molibdenum (Mo)
Mo
bertugas sebagai pembawa elektron untuk mengubah nitrat menjadi enzim. Unsur
ini juga berperan dalam fiksasi nitrogen.
Kekurangan Molibdenum
Ditunjukkan dengan
munculnya klorosis di daun tua , kemudian menjalar ke daun muda
Kelebihan Molibdenum
Kelebihan
tidak menunjukkan gejala yang nyata pada adenium.
f)
Mangan (Mn)
Kelebihan Mangan
Mangan
merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu
banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan
sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi
metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk
mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tumbuhan yang mengalami kekurangan
mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan mangan dalam fotosintesis
berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannya menjadi
hidrogen dan oksigen.
Fungsi unsur hara
Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:
a)
Diperlukan
oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C.
b)
Berperan
penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua.
c)
Berperan
sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
d)
Berperan
sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi
Mn
diperlukan dalam kultur kotiledon selada untuk memacu pertumbuhan jumlah pucuk
yang dihasilkan. Mn dalam level yang tinggi dapat mensubstitusikan Mo dalam
kultur akar tomat. Mn dapat menggantikan fungsi Mg dalam beberapa sistem enzym
tertentu seperti yang dibuktikan oleh Hewith pada tahun 1948.
Kekurangan Mangan
Defisiensi
unsur hara, atau kata lain kekurangan unsur hara, bisa menyebabkan pertumbuhan
tanaman yg tidak normal dapat disebabkan oleh adanya defisiensi satu atau lebih
unsur hara, gangguan dapat berupa gejala visual yang spesifik.
Mn
merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein,
karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus
krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas, ada
indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain:
pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip
kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada
serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada
bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
Identifikasi
Gejala defisiensi mangan bersifat relatif, seringkali defisiensi satu unsur
hara bersamaan dengan kelebihan unsur hara lainnya. Di lapangan tidak mudah
membedakan gejala-gejala defisiensi. Tidak jarang gangguan hama dan penyakit
menyerupai gejala defisiensi unsur hara mikro. Gejala dapat terjadi karena
berbagai macam sebab.
Gejala
dari defisiensi mangan memperlihatkan bintik nekrotik pada daun. Mobilitas dari
mangan adalah kompleks dan tergantung pada spesies dan umur tumbuhan sehingga
awal gejalanya dapat terlihat pada daun muda atau daun yang lebih tua..
Kekurangan mangan ditandai dengan menguningnya bagian daun diantara
tulang-tulang daun. Sedangkan tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau.
g)
Khlor (Cl)
Kelebihan Khlor
Terlibat
dalam osmosis (pergerakan air atau zat terlarut dalam sel), keseimbangan ion
yang diperlukan bagi tanaman untuk mengambil elemen mineral dan dalam
fotosintesis.
Kekurangan Khlor
Dapat
menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman
sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga. Kadang-kadang
pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.
h)
Natrium (Na)
Kelebihan Natrium
Terlibat dalam
osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion pada tumbuhan. Salah satu
kelebihan efek negatif Na adalah bahwa dapat mengurangi ketersediaan K.
Kekurangan Natrium
Daun-daun tenaman
bisa menjadi hijau tua dan tipis. Tanaman cepat menjadi layu.
i)
Cobalt (Co)
Kelebihan Cobalt
Cobalt jauh lebih
tinggi untuk fiksasi nitrogen daripada amonium gizi. Tingkat kekurangan nitrogen
dapat mengakibatkan gejala defisiensi.
Kekurangan Cobalt
Mengurangi
pembentukan hemoglobin dan fiksasi nitrogen.
j)
Silicone (Si)
Kelebihan Silicone
Si
dapat meningkatkan hasil melalui peningkatan efisiensi fotosintesis dan
menginduksi ketahanan terhadap hama dan penyakit Ditemukan sebagai komponen
dari dinding sel. Tanaman dengan pasokan silikon larut menghasilkan tanaman
yang lebih kuat, meningkatkan panas dan kekeringan tanaman, toleransi silikon
dapat disimpan oleh tanaman di tempat infeksi oleh jamur untuk memerangi
penetrasi dinding sel oleh jamur menyerang.
Kekurangan Silicon
Dapat
mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit.
k)
Nikel (Ni)
Kelebihan Nikel
Diperlukan
untuk enzim urease untuk menguraikan urea dalam membebaskan nitrogen ke dalam
bentuk yang dapat digunakan untuk tanaman. Nikel diperlukan untuk penyerapan
zat besi. Benih perlu nikel untuk berkecambah. Tanaman tumbuh tanpa tambahan
nikel akan berangsur-angsur mencapai tingkat kekurangan saat mereka dewasa dan
mulai pertumbuhan reproduksi
Kekurangan Nikel
Kekurangan dari
unsur Nikel pada tanaman akan menimbulkan kegagalan dalam menghasilkan benih
yang layak.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L. 1990.
Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta.
Jakarta.
Dwijoseputro, D.
1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan.
PT. Gramedia. Jakarta.
Hardjowigeno,
S. 2007. Ilmu
Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Lakitan,
B. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Rosmarkam,
A. dan Yuwono, N.W. 2002. Ilmu Kesuburan
Tanah. Kanisius. Yogyakarta.
Sitepu,
M. 1997. Air Untuk Kehidupan.
Gramedia Widia Sarana Indonesia. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar