Rabu, 01 Januari 2020

MAKALAH Pedoman Informasi Obat pada Terapi Penyakit Jantung







MAKALAH

Pedoman Informasi Obat pada Terapi Penyakit Jantung


UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS FARMASI

2018



A.    Guideline Terapi

Nama Penyakit
Definisi
Terapi Obat
PJK
Pasien dengan resiko tinggi penyakit jantung koroner (PJK) menurut skor risiko Framingham atau terdapat salah satu faktor resiko mayor PJK antara lain: diabetes, hipertensi, dislipidemia, menopause, perokok, pria usia >40 tahun, dan factor keturunan PJK.
·      Aspilet 1 x 80 mg
·      Simvastatin 1x20 mg/Atorvastatin 1x20mg/Rosuvastatin1x10 mg
·      Terapi sesuai dengan faktor risiko yang didapatkan.

Angina Pektoris
Adalah sindroma klinik yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara kebutuhan (demand) dan suplai aliran arteri koroner.

·      Aspilet 1x 80-160 mg
·      Simvastatin1x 20-40 mg atau Atorvastatin 1x 20-40 mg atau Rosuvastatin1x 10-20 mg
·      Betabloker: Bisoprolol 1x5-10 mg/ Carvedilol 2x25 mg/ Atau Metoprolol 2x50mg
·      Ivabradine 2x5mg jika pasien intoleran dengan beta bloker
·      Isosorbid dinitrat 3x 5-20mg atau Isosorbid mononitrat 2x 20mg

Sindrom Koroner Akut Tanpa Elevasi St Segmen Unstable
Angina Pectoris (NSTEMI)

Adalah sindroma klinik yang disebabkan oleh oklusi parsial atau emboli distal arteri koroner,tanpa elevasi
segmen ST pada gambaran EKG.

1.      Fase Akut di UGD
·   Aspilet 160 mg kunyah
·   Clopidogrel (untuk usia <75 tahun dan tidak rutin mengkonsumsi clopidogrel) berikan 300
mg atau Ticagrelor 180mg
·   Nitrat sublingual 5mg, dapat diulang sampai 3 (tiga) kali jika masih ada keluhan, dilanjutkan Nitrat iv bila keluhan persisten
·   Morfin 2-4 mg iv jika masih nyeri dada
2.      Fase Perawatan Intensif di CVC (2x24 jam):
·   Simvastatin 1x20-40mg atau Atorvastatin 1x20-40mg atau rosuvastatin 1 x 20 mg jika
kadar LDL di atas target
·   Aspilet 1x80-160 mg
·   Clopidogrel 1x75mg atau Ticagrelor 2x90mg
·   Bisoprolol 1x5-10mg jika fungsi ginjal bagus, atau Carvedilol 2x 12,5 mg jika fungsi ginjal
menurun, dosis dapat di uptitrasi; diberikan jika tidak ada kontra indikasi
·   Ramipril1 x 10 mg atau Lisinopril 1x 10, Captopril 3x25mg atau jika LV fungsi menurun EF <50% dan diberikan jika tidak ada kontraindikasi
·   Jika intoleran dengan golongan ACE-I dapat diberikan obat golongan ARB: Candesartan 1
x 16, Valsartan 2x80 mg
·   Obat pencahar 2xIC (7) Diazepam 2x5 mg
·   Heparinisasi dengan: UF heparin bolus 60 Unit/kgBB, maksimal
4000 Unit, dilanjutkan dengan dosis rumatan 12 unit/kgBB maksimal 1000 Unit/jam atau
Enoxaparin 2x60 mg SC (sebelumnya dibolus 30mg iv di UGD) atau Fondaparinux 1x2,5 mg SC.
Sindrom Koroner Akut dengan Elevasi St Segmen (STEMI)
Adalah kejadian oklusi mendadak di arteri koroner epikardial dengan gambaran EKG elevasi segmen ST

1.      Fase Akut di UGD
·   Aspilet 160mg kunyah
·   Clopidogrel (untuk usia<75 tahun dan tidak rutin mengkonsumsi clopidogrel) berikan 300 mg jika pasien mendapatkan terapi fibrinolitik
atau
·   Clopidogrel 600 mg atau Ticagrelor1 80 mg jika pasien mendapatkan primary PCI
·   Atorvastatin 40mg
·   Nitrat sublingual 5mg, dapat diulang sampai 3 (tiga) kali jika masih ada keluhan, dan dilanjutkan dengan nitrat iv bila keluhan persisten
·   Morfin 2-4 mg iv jika masih nyeri dada
2.      Fase Perawatan Intensif di CVC (2x24 jam):
·   Simvastatin 1x20 atau Atorvastatin 1x20 mg atau 1x40 mg jika kadar LDL di atas target
·   Aspilet 1 x 80 mg
·   Clopidogrel 1 x 75 mg atau Ticagrelor 2 x 90mg
·   Bisoprolol 1x1.25 mg jika fungsi ginjal bagus, Carvedilol 2x3,125 mg jika fungsi ginjal menurun, dosis dapat di uptitrasi; diberikan
jika tidak ada kontra indikasi
·   Ramipril 1 x 2,5 mg jika terdapat infark anterior atau LV fungsi menurun EF <50%; diberikan jika tidak ada kontra indikasi
·   Jika intoleran dengan golongan ACE-I dapat diberikan obat golongan ARB: Candesartan 1 x 16 mg, Valsartan 2x80mg
·   Obat pencahar 2 x 1 sendok makan
·   Diazepam2 x 5 mg
·   Jika tidak dilakukan primary PCI diberikan heparinisasi dengan: UF heparin bolus 60 Unit/kgBB, maksimal 4000 Unit, dilanjutkan dengan dosis rumatan 12 Unit/kgBB maksimal 1000
Unit/jam atau Enoxaparin 2 x 60mg (sebelumnya dibolus
30mg iv) atau Fondaparinux 1 x 2,5 mg
Gagal Jantung Akut
adalah sindrom klinis disfungsi jantung yang
berlangsung cepat dan singkat (dalam beberapa jam dan atau hari)

·     Furosemid intravena: Bolus 40 mg (bila tidak dalam pengobatan diuretic sebelumnya), 2,5x dosis sebelumnya (bila sebelumnya sudah minum diuretik)
·     Nitrogliserin infus : Dimulai dari 5 microgram/menit, bila tekanan
darah sistolik >110 mmHg, atau ada kecurigaan
sindroma koroner akut.
·     Morphin Sulfat injeksi, 2 sd4 mg bila masih takipnoe
·     Dobutamin mulai 5 mcg/kgBB/menit bila tekanan darah <90 mmHg
·     Dopamine mulai dari 5 mcg/kgbb/menit bila TDs <80 mmHg
·     Noradrenaline mulai dari 0.02 mcg/kgbb/mnt
bila TDs <70 mmHg
·     Digoksin IV 0,5 mg bolus bila fibrilasi atrium respon cepat, bias diulang tiap 4 jam hingga
maksimal1mg
·     Captopril mulai dari 6.25mg bila fase akut telah teratasi.

Gagal Jantung Kronik
adalah sindrom klinis ditandai gejala dan tanda
abnormalitas struktur dan fungsi jantung, yang
menyebabkan kegagalan jantung untuk memenuhi
kebutuhan oksigen metabolisme tubuh

·     Diuretik: Furosemidoral / IV bila tanda dan gejala kongesti masih ada, dengan dosis 1 mg/kg BB atau lebih
·     ACE inhibitor (atau ARB bila batuk) bila tidak ada kontra indikasi; dosis dinaikan bertahap sampai dosis optimal tercapai
·     Beta blocker dosis kecil bila tidak ada kontra indikasi, dosis naik bertahap Bila dosis sudah optimal tetapi laju nadi masih cepat (>70x/menit), dengan:
a.        Irama sinus, dapat ditambahkan Ivabradin mulai dosis kecil 2x2,5mg, maksimal 2 X 5mg.
b.        Irama atrialfibrilasi - respons ventrikel cepat serta fraksi ejeksi rendah, tetapi fungsi ginjal baik, berikan digoxin dosis rumat 0,25 mg pagi.
·     Mineralocorticoid Receptor Blocker (Aldosterone Antagonist) dosis kecil bila tidak ada kontra indikasi.




B.     Efek Samping Obat

Nama Penyakit
Nama Obat
Efek samping
PJK
·         Aspilet
·         Simvastatin
·         Atorvastatin
·         Rosuvastatin
·         Aspilet à Angioedema, Bronkospasme, Perubahan SSP, Hepatotoksisitas, Mual
·         Simvastatin à Infeksi saluran pernapasan atas, vertigo, nyeri perut, mialgia, eksim
·         Atorvastatin à Diare, Nasofaringitis, Arthragia
·         Rosuvastatin à Mialgia, Arthralgia, Faringitis
Angina Pektoris
·       Aspilet
·       Simvastatin
·       Atorvastatin
·       Resuvastatin
·       Bisoprolol
·       Carvedilol
·       Metoprolol
·       Ivabradine
·       Isosorbit dinitrat
·       Isosorbit mononitrat
·       Bisoprolol à Pusing, Insomnia, Bradyarrhythmia
·       Carvedilol à Pusing, kelelahan, Hipotensi, Hiperglikemia, diare
·       Metoprolol à Pusing, Sakit kepala, kelelahan, bradikardia
·       Ivabradine à Bradikardia, Hipertensi, Fibralisasi atrium
·       Isosorbit dinitrat à Kardiovaskular : jantung berdebar, hipotensi, Gastrointestinal :Mual, Pusing, sakit kepalam gelisah, lemah
·       Isosorbit mononitrate à Pusing, Sakit kepala, Mual, Hipotensi
Sindrom Koroner Akut Tanpa Elevasi St Segmen Unstable
Angina Pectoris (NSTEMI)
Dan
Sindrom Koroner Akut dengan Elevasi St Segmen (STEMI)
Fase Akut di UGD
·         Aspilet
·         Clopidogrel
·         Ticagrelor
·         Nitrat sublingual
·         Morfin
Fase Perawatan intensif di CVC
·         Simvastatin
·         Atorvastatin
·         Resuvastatin
·         Aspilet
·         Clopidogrel
·         Ticagrelor
·         Bisoprolol
·         Carvedilol
·         Ramipril
·         Captopril
·         Candesartan
·         Valsartan
·         Diazepam
·         Heparin
·         Enoxaparin
·         fondaparinux
·         Clopidogrel à Infeksi saluran pernapasan atas, nyeri dada, sakit kepala, sindrom flu
·         Ticagrelor à Dispnea, Pendarahan (lihat data spesifik)
·         Nitrat sublingual à Sinkop, waktu perdarahan yang lama, angina tidak stabil, trombisitopenia
·         Morfin à Pruritus, Retensi urin (epidurial/IT), muntah
·         Ramipril à Batuk, Hipotensi
·         Captopril à Hiperkalemia
·         Candesartan à Edema perifer, pusing, Hipertrigliserida, hiperurisemia
·         Valsartan à Pusing, Peningkatan nitrogen urea darah
·         Diazepam à Diare,  Ruam kulit
·         Heparin à Trombositopenia yang diinduksi heparin, kemungkinan tertunda
·         Enoxaparin à Pendarahan, Peningkatan kadar aminotransferase serum, Demam, Reaksi situs lokal
·         Fondaparinux à Anemia, Demam, Mual
Gagal Jantung Akut
Dan
Gagal Jantung kronik
·         Furosemid
·         Nitrogliserin infus
·         Morphin sulfat
·         Dobutamin
·         Dopamine
·         Digoksin
·         Captopril
·         Furosemid à Hiperuicemia, hipokalemia
·         Dobutamin à Takiaritmia, hipertensi, miokarditis eosinofilik
·         Dopamine à Aritmia ventrikel, fibrilasi atrium, denyut ektopik, takikardia, nyeri angina
·         Digoksinà Pusing, Gangguan mental, diare, sakit kepala



C.    Interaksi Obat

1)      Obat – Obat

Obat
Jenis Interaksi
Keterangan
Aspirin + captopril
Serius
Berinteraksi secara antagonis farmakodinamik. Penggunaan secara bersamaan dapat menurunkan fungsi ginjal secara signifikan. NSAID juga dapat menghilangkan efek antihipertensi dari ACE-Inhibitor.
Aspirin + lisinopril
Serius
Aspirin + ramipril
Serius
Morfin + clopidogrel
Serius
Morfin dapat menurunkan kadar atau efek dari klopidogrel. Pemberian secara bersamaan agonis opioid dapat memperlambat dan mengurangi jumlah absorpsi klopidogrel. Disarankan untuk menggunakan antplatelet parenteral pada pasien sindrom koroner akut yang juga membutuhkan morfin atau agonis opioid lain.
Candesartan/valsartan + captopril
Serius
Dapat meningkatkan toksisitas melalui interaksi farmakodinamik sinergis. Pemblokiran sistem rennin-angiotensin dari keduanya dapat meningkatkan resiko hipotensi, hiperkalemia, dan gangguan pada ginjal.
Candesartan/valsartan + lisinopril
Serius
Candesartan/valsartan + ramipril
Serius
Ticargrelor + ivabradine
Serius
Ticargrelor dapat meningkatkan kadar atau efek dari ivabradine dengan mempengaruhi metabolism dari enzim CYP3A4.
Morfin+ ticagrelor
Serius
Morfin dapat menurunkan efek dari ticagrelor dengan menghambat penyerapan pada sistem pencernaan..
Enoxaparin/heparin + aspirin
Moderat / Perlu Monitoring
Enoxaparin dan aspirin keduanya dapat meningkatkan aktivitas antikoagulan
Bisoprolol/carvedilol/metoprolol + candesartan/valsartan
Moderat / Perlu Monitoring
Berinteraksi secara sinergis farmakodinamik. Pemberian keduanya pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko gangguan pada janin
Bisoprolol/carvedilol/metoprolol + dobutamine
Moderat / Perlu Monitoring
Bisoprolol dapat menurunkan efek dari dobutamin secara antagonis farmakodinamik
Aspirin + bisoprolol/carvedilol/metoprolol
Moderat / Perlu Monitoring
Aspirin dapat menurunkan efek dari betabocker (bisoprolol, metoprolol, atau carvedilol) melalui antagonis farmakodinamik. Penggunaan NSAID dalam jangka waktu lama dapat menurunkan sintesis prostaglandin
Aspirin + clopidogrel
Moderat / Perlu Monitoring
Dapat meningkatkan toksisitas salah satunya melalui sinergis farmakodinamik
Furosemide + captopril/lisinopril/ramipril
Moderat / Perlu Monitoring
Berinteraksi secara sinergis farmakodinamik. Dapat meningkatkan resiko hipotensi dan penurunan fungsi ginjal
Aspirin + captopril/lisinopril/ramipril
Moderat / Perlu Monitoring
Dapat meningkatkan toksisitas dari salah satunya. Penggunaan keduanya dapat mempengaruhi fungsi ginjal, terutama penggunaan dosis tinggi aspirin
Candesartan/valsartan + aspirin
Moderat / Perlu Monitoring
Dapat meningkatkan toksisitas dari salah satunya. Penggunaan keduanya dapat mempengaruhi fungsi ginjal, monitoring secara teratur
Ticargrelor + simvastatin
Moderat / Perlu Monitoring
Ticagrelor dapat meningkatkan kadar simvastatin dengan mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4. Hindari penggunaan simvastatin lebih dari 40 mg
Ticargrelor + heparin/enoxaparin
Moderat / Perlu Monitoring
Dapat meningkatkan efek dari antikoagulan dan meningkatkan resiko pendarahan
Ticagrelor + clopidogrel
Moderat / Perlu Monitoring
Dapat meningkatkan efek dari salah satunya
Aspirin + ticagrelor
Moderat / Perlu Monitoring

Aspirin + nitrogliserin sublingual
Moderat / Perlu Monitoring
Aspirin dapat meningkatkan efek dari nitrogliserin sublingual melalui mekanisme vasodilatasi
Heparin/enoxaparin + valsartan/candesartan
Moderat / Perlu Monitoring
Heparin/enoxaparin dapat meningkatkan toksisitas dari valsartan/candesartan
Heparin/enoxaparin + captopril/lisinopril/ramipril
Moderat / Perlu Monitoring
Heparin/enoxaparin dapat meningkatkan toksisitas dari captopril/ramipril/lisinopril
Isosorbid dinitrat/mononitrat + captopril
Moderat / Perlu Monitoring
Dapat meningkatkan efek dari salah satunya melalui mekanisme sinergis farmakodinamik
Aspirin + valsartan/candesartan
Moderat / Perlu Monitoring
Aspirin dapat menurunkan efek dari candesartan/valsartan melalui mekanisme antagonis farmakodinamik
Ivabradine + betabloker (carvedilol/bisoprolol/metoprolol)
Moderat / Perlu Monitoring
Dapat meningkatkan efek dari salah satunya melalui mekanisme sinergis farmakodinamik. Monitoring denyut jantung
Candesartan/valsartan + betabloker (bisoprolol/carvedilol/metoprolol)
Moderat / Perlu Monitoring
Meningkatkan serum kalium
Candesartan/valsartan + aspirin
Moderat / Perlu Monitoring
Candesartan/valsasrtan + furosemide
Moderat / Perlu Monitoring
Menurunkan serum kalium
Bisoprolol + aspirin
Moderat / Perlu Monitoring
Meningkatkan serum kalium
Carvedilol/metoprolol + aspirin
Moderat / Perlu Monitoring
Meningkatkan serum kalium
Dobutamine + furosemide
Moderat / Perlu Monitoring
Menurunkan serum kalium
Atorvastatin/simvastatin + valsartan
Moderat / Perlu Monitoring
Simvastatin/atorvastatin dapat meningkatkan kadar atau efek dari valsartan
Metoprolol + diazepam
Minor
Metoprolol meningkatkan efek dari diazepam melalui penurunan metabolism
Aspirin + furosemide
Minor
Aspirin menurunkan efek dari furosemide melalui mekanisme antagonis farmakodinamik
Dobutamine + furosemide
Minor
Berinteraksi sinergis secara farmakodinamik. Dapat menyebabkan hipokalemia
Valsartan + simvastatin
Minor
Valsartan dapat meningkatkan toksisitas dari simvastatin



2)      Obat – Makanan

Interaksi obat dengan makanan adalah kondisi ketika obat dikonsumsi bersamaan dengan makanan, dan adanya makanan dapat mempengaruhi efek suatu obat atau sebaliknya. Interaksi ini dapat membuat kerja dari obat menjadi berkurang dari yang seharusnya atau tidak menimbulkan efek sama sekali, atau sebaliknya efek menjadi meningkat. Hal ini karena penggunaan obat diminum bersamaan dengan makanan dapat mempengaruhi penyerapan obat dalam sistem pencernaan. Untuk obat yang penyerapannya terganggu dengan adanya makanan, obat harus diminum saat perut kosong. Untuk itu obat sebaiknya diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan agar dapat diserap dengan baik. Namun demikian, tidak semua obat bermasalah jika diminum bersamaan dengan makanan. Terdapat obat-obat yang sebaiknya diminum bersama makanan.  Hal ini terjadi pada obat-obat yang sifatnya larut dalam lemak sehingga penyerapannya lebih baik ketika digunakan bersama makanan untuk melindungi lambung dari efek obat yang merugikan.

ACE Inhibitors (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors)

Pisang merupakan salah satu buah yang banyak digemari oleh sebagian besar masyarakat, karena kaya akan kalium yang penting bagi tubuh. Tetapi obat yang tidak dapat dikonsumsi bersamaan dengan pisang diantaranya adalah obat-obatan golongan ACE inhibitor diantaranya captopril, enalapril, lisinopril, moexipril, quinapril dan ramipril. Karena obat ini akan meningkatkan kadar kalium dalam tubuh jika dikonsumsi bersamaan dengan pisang, hal ini akan berefek pada meningkatnya pacu jantung dan beresiko pada pasien penyakit jantung dan hipertensi. Selain pisang, makanan lain yang dapat memicu peningkatan detak jantung adalah jeruk, sayuran hijau dengan kadar kalium tinggi dan garam.

Diuretik

Golongan diuretik seperti triamterene juga dihindari makanan yang tingii kalium seperti pisang, jeruk, sayuran hijau dan garam.         

Glikosida

Glikosida mengobati gagal jantung dan irama jantung yang tidak normal. Golongan obat ini membantu mengontrol detak jantung dan membantu jantung bekerja lebih baik. Salah satu contoh obatnya yaitu digoksin. Makanan yang beserat tinggi seperti kedelai dan kenari juga dapat mempengaruhi penyerapan obat jantung lainnya yakni digoksin. Hal ini karena makanan berserat tinggi tersebut akan menurunkan penyerapan digoksin dalam tubuh dan menurunkan efektifitas terapinya sehingga beresiko bagi pasien jantung jika dikonsumsi bersamaan.

Lipid-Altering Agents (also called Statins)

Jeruk bali dapat membuat metabolisme obat menjadi tidak normal, hasilnya bisa menurunkan atau bahkan meningkatkan kadar obat dalam darah. Pada penggunaan obat antikolesterol seperti simvastatin, atorvastatin, maupun lovastatin apabila diminum bersamaan dengan jus jeruk maka akan meningkatkan kadar obat dalam darah sehingga potensial menimbulkan efek samping, dari efek keram pada otot hingga terjadi gangguan hati.  Selain itu juga hindari bersamaan dengan meminum jus anggur dan jauhi alkohol.

Vasodilators-Nitrates

Nitrat mencegah atau mengobati nyeri dada (angina). Nitrat bekerja dengan relaksasi pembuluh darah jantung, sehingga meningkatkan aliran darah dan oksigen ke jantung. Contoh obatnya yaitu isosorbide dinitrate dan mononitrate nitroglycerin. Obat ini diminum harus dengan menghindari mengkonsumsi alkohol.

Vitamin K Agonists/ Anticoagulants





Vitamin K dalam makanan dapat membuat obat menjadi kurang efektif. Pasien yang makan diet seimbang normal dengan sejumlah sayuran berdaun hijau yang stabil, harus berkonsultasi dengan dokter sebelum membuat perubahan dalam diet tersebut. Makanan tinggi dalam vitamin K termasuk brokoli, kubis, bayam, lobak, dan  kubis. Hindari pula jus cranberry, bawang putih, jahe, ginseng. Makanan itu semua dapat meningkatkan pendarahan.

D.    Cara Penyimpanan Obat

Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan pola penyakit di masyarakat yaitu meningkatnya prevalensi penyakit kronik dan degeneratif, salah satunya yakni penyakit jantung. Penyakit kronik dan degeneratif memerlukan terapi seumur hidup selain perubahan pola hidup. Dalam hal ini peran apoteker untuk memberi konsultasi informasi obat dan edukasi kepada pasien sangat penting. Penggunaan obat penyakit kronik dan degeneratif perlu diimbangi dengan informasi yang lengkap dan jelas karena penggunaan obat-obat ini berlangsung dalam jangka lama.

Informasi yang diberikan juga sebaiknya meliputi cara penyimpanan obat.

Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan dari fisik yang dapat merusak mutu obat.

Tujuan penyimpanan obat-obatan adalah untuk:

a)    Untuk memelihara mutu obat

b)   Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab

c)    Menjaga kelangsungan persediaan

d)   Memudahkan pencarian dan pengawasan

Cara penyimpanan obat di rumah tangga sebagai berikut:

Umum :

1.      Jauhkan dari jangkauan anak – anak.

2.      Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.

3.      Simpan obat ditempat yang sejuk atau pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung atau ikuti aturan yang tertera pada kemasan obat.

4.      Simpan obat ditempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat menimbulkan kerusakan.  

5.      Jangan tinggalkan obat di dalam mobil dalam jangka waktu lama karena suhu yang tidak stabil dalam mobil dapat merusak sediaan obat.

6.      Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.

·      Tanggal Kadaluarsa

Tanggal kadaluarsa menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal yang dimaksud, mutu dan kemurnian obat dijamin masih tetap memenuhi syarat. Tanggal kadaluarsa biasanya dinyatakan dalam bulan dan tahun.  Obat rusak merupakan obat yang mengalami perubahan mutu, seperti:

a.    Tablet: Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa; Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah, retak dan atau terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab; Kemasan rusak.

b.    Tablet salut: Pecah-pecah, terjadi perubahan warna; Basah dan lengket satu dengan lainnya; Kemasan rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik.

c.    Kapsul: Perubahan warna isi kapsul; Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lain.

d.   Injeksi (cairan) : Kebocoran wadah (vial, ampul); Terdapat partikel asing pada sediaan injeksi; Larutan yang seharusnya jernih tampak keruh atau ada endapan; Warna larutan berubah.



Khusus :

1.      Tablet dan kapsul Jangan menyimpan tablet atau kapsul ditempat panas dan atau lembab.

2.      Sediaan obat cair. Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari pendingin (freezer) agar tidak beku kecuali disebutkan pada etiket atau kemasan obat.

3.      Sediaan obat vagina dan ovula Sediaan obat untuk vagina dan anus (ovula dan suppositoria) disimpan di lemari es karena dalam suhu kamar akan mencair.

4.      Sediaan Aerosol / Spray Sediaan obat jangan disimpan di tempat yang mempunyai suhu tinggi karena dapat menyebabkan ledakan.

Prosedur penyimpanan Obat-obatan:

Pelaksanaan penyimpanan perbekalan farmasi oleh petugas farmasi dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

a.    Jenis perbekalan farmasi harus disimpan pada tempat yang terpisah sesuai dengan pengelompokannya, yaitu dikelompokan berdasarkan bentuk sediaan serta jenisnya dan disusun secara alfabetis.

b.    Penyusunan perbekalan farmasi dapat dengan metode FIFO (First In First Out) berdasarkan waktu kedatangan perbekalan farmasi atau FEFO (First Expired First Out) berdasarkan waktu kadaluwarsa dan memperhatikan LASA (Look Alike Sound Alike) untuk patient safety.

c.    Suhu selama penyimpanan pada suhu kamar (25°C) untuk obat-obatan secara umum. Untuk suatu sediaan parenteral memerlukan kondisi penyimpanan (suhu dan tempat) yang tepat agar terjaga stabilitasnya. Beberapa suhu penyimpanan dalam hubungan stabilitas suatu sediaan parenteral:

1)      Suhu kamar adalah suhu yang berkisar antara 20-25°C dan setelah diperhitungkan toleransi penyimpangan menjadi kisaran 15-30°C.

2)      Cool temperature yang diterjemahkan menjadi suhu sejuk adalah suhu penyimpanan antara 8-15°C.

3)      Cold temperature yang diterjemahkan menjadi suhu dingin adalah suhu penyimpanan ≥8°C (tidak lebih dingin).

4)      Penyimpanan dalam lemari pendingin adalah penyimpanan pada suhu 2-8°C.

5)      Penyimpanan dalam freezer (suhu beku) adalah penyimpanan pada suhu antara -25°C dan -10°C.

Sebagian besar sediaan memiliki perbedaan kondisi penyimpanan antara sebelum dan sesudah rekonstitusi. Perlu diperhatikan rentang waktu stabil sediaan yang telah direkonstitusi karena seringkali suatu sediaan telah mengalami perubahan potensi tanpa didahului perubahan stabilitas fisik (misalnya: terbentuk endapan dan/ atau kabut).

d.   Kelembaban dipantau menggunakan alat termohigrometer atau pemantau kelembaban udara di ruang penyimpanan perbekalan farmasi antara 65 %-98 %.

e.    Penyimpanan obat tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.

f.     Tempat penyimpanan perbekalan farmasi harus mempunyai ventilasi yang cukup untuk pertukaran udara di ruangan penyimpanan.

g.    Bahan berbahaya mudah terbakar atau mudah meledak harus disimpan pada Gudang Tahan Api yang dilengkapi dengan APAR (Alat Pemadam Api Ringan).

h.    Kebersihan tempat dan sarana penyimpanan dari debu atau kotoran lainnya.

i.      Pengaturan tata ruang gudang farmasi dengan memperhatikan kemudahan bergerak dan mobilisasi perbekalan farmasi.

j.      Pengawasan dan monitoring tempat dan fasilitas penyimpanan untuk menjamin mutu perbekalan farmasi yang ada.



No.
Terapi Obat Penyakit Jantung
Cara Peyimpanan
1.
Aspilet
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
2.
Simvastatin
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan (5-30°C, ketika disimpan dalam kondisi ini, tablet stabil selama 24 bulan setelah tanggal pembuatan). Jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
3.
Atorvastatin
Simpan obat pada suhu ruangan (20-25°C atau 68-77°F) jauh dari cahaya dan kelembaban. Jangan simpan di dalam kamar mandi dan membekukan obat.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
4.
Rosuvastatin
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan yang terkendali (20-25°C atau 68-77°F), jauhkan dari cahaya langsung dan lindungi dari kelembaban. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
5.
Bisoprolol
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan yang terkendali (20-25°C atau 68-77°F), jauhkan dari cahaya langsung dan lindungi dari kelembaban.  Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
6.
Carvedilol
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan (di bawah 30°C/86°F). Lindungi dari kelembaban dan jauhkan dari cahaya langsung. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
7.
Metoprolol
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan (25°C/77°F, ekskursi diizinkan hingga 15-30°C (59-86°F), jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
8.
Ivabradine
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan (25°C/77°F, ekskursi diizinkan hingga 15-30°C/59-86°F), jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
9.
Isosorbid dinitrat
Obat ini paling baik disimpan pada suhu kamar terkontrol (25°C/77°F, ekskursi diizinkan hingga 15-30°C/59-86°F) dan wadah tertutup rapat. Jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
10.
Isosorbid mononitrat
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan (20-30°C atau 68-86°F) dan wadah tertutup rapat. Jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
11.
Clopidogrel
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan (25°C/77°F, ekskursi diizinkan hingga 15-30°C/59-86°F), jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
12.
Ticagrelor
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan 25°C (77°F); ekskursi diizinkan hingga 15-30°C/59-86°F, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
13.
Ramipril
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan terkontrol (20-25°C / 68-77°F, ekskursi diizinkan hingga 15-30°C (59-86°F), jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
14.
Lisinopril
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan atau suhu kamar yang terkendali, 20-25°C (68-77 ° F), jauhkan dari cahaya langsung, tempat yang lembap dan panas berlebih. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
15.
Captopril
Jangan simpan di atas 30º C (86º F). simpan dalam wadah yang rapat (lindungi dari kelembaban), jauhkan dari cahaya langsung. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
16.
Candesartan
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan (25°C/77°F, ekskursi diizinkan hingga 15-30°C (59-86°F) dan pada wadah tertutup rapat. Jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
17.
Valsartan
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan (25°C/77°F, ekskursi diizinkan hingga 15-30°C (59-86°F), jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
18.
Furosemid
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan (20-25°C atau 68-77°F), jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
Injeksi: Jangan gunakan jika larutan berubah warna atau mengandung partikel. Lindungi dari cahaya. Jangan lepaskan jarum suntik Ansyr dari karton sampai siap digunakan. Buang bagian yang tidak digunakan.
19.
Digoxin
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan terkontrol (25°C/77°F, ekskursi diizinkan hingga 15-30°C/59-86°F), jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Atau perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk.
20.
Nitrogliserin
Simpan di Ruang Terkendali Suhu 20°–25°C (68°-77°F). Taruh di dalam wadah yang gelap (seperti wadah cokelat), kedap udara, wadah kaca berwarna gelap yang tidak dapat ditembus cahaya atau kemasan asli. Jaga wadah selalu tertutup rapat setelah digunakan untuk menjaga stabilitas. Jauhkan pil nitrogliserin dan semprotan nitrogliserin dari suhu panas atau lembab.




DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional. 2008. Modul I Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Memilih Obat Bagi Tenaga Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Direktorat Jenderal Bina Farmasi dan Alat Kesehatan. 2008. Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Food and Drug Administration. 2018. Available online at:  https://www.access data.fda.gov/drugsatfda

FDA. Avoid Food-Drug Interaction: A Guide from the National Consumers League and U.S. Food and Drug Administration. U.S. Department of Health and Human Services.

Handayani, R.S., Retno, G., Muktiningsih, S.R. & Raharni. 2006. Eksplorasi Pelayanan Informasi yang Dibutuhkan Konsumen Apotek dan Kesiapan Apoteker Memberi Informasi Terutama untuk Penyakit Kronik dan Degeneratif. Majalah Ilmu Kefarmasian. 3(1): 38-46.

PERKI. 2016. Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Clinical Pathway Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah : Edisi Pertama. ISBN 978-602-7885-43-1.

Medscape. 2015. Rosuvastatin. Available at https://reference.medscape.com/drug/ ezallor-crestor-rosuvastatin-342467#4 [diakses pada tanggal 26 Desember 2018]

Medscape. 2015 . Aspirin. Available at https://reference.medscape.com/drug/ zorprin-bayer-buffered-aspirin-343279#4 [diakses pada tanggal 26 Desember 2018]

Medscape. 2015. Atorvastatin. Available at https://reference.medscape.com/drug/ lipitor-atorvastatin-342446#4 [diakses pada tanggal 26 Desember 2018]

Medscape. 2015. Simvastatin. Available at https://reference.medscape.com/drug/ zocor-simvastatin-342463#4 [diakses pada tanggal 26 Desember 2018]

Medscape.2015. Bisoprolol. Available at https://reference.medscape.com/drug/ monocor-zebeta-bisoprolol-342367#4 [diakses pada tanggal 26 Desember 2018]

Medscape.2015. Carvedilol. Available at https://reference.medscape.com/drug/ coreg-cr-carvedilol-342357#4  [diakses pada tanggal 26 Desember 2018]

Medscape.2015. Metoprolol. Available at https://reference.medscape.com/drug/ lopressor-toprol-xl-metoprolol-342360#4 [diakses pada tanggal 26 Desember 2018]

Medscape. 2015. Ivabradine. Available at https://reference.medscape.com/drug/  corlanor-ivabradine-999983#4 [diakses pada tanggal 26 Desember 2018]

Medscape. 2015. Isosorbide dinitrat. Available at https://reference.medscape.com/ drug/dilatrate-sr-isordil-isosorbide-dinitrate-342276#4 [diakses pada tanggal 26 Desember 2018]

Medscape. 2015. Isosorbide mononitrate. Available at https://reference.medscape. com/drug/imdur-monoket-isosorbide-mononitrate-342275#4 [Diakses pada tanggal 26 Desember 2019]

Medscape. 2015. Clopidogrel. Available at https://reference.medscape.com /drug/plavix-clopidogrel-342141#4  [Diakses pada tanggal 26 Desember 2019]

Medscape. 2015. Ticagrelor. Available at https://reference.medscape.com /drug/brilinta-ticagrelor-999674#4 [Diakses pada tanggal 26 Desember 2019]

Medscape. 2015. Nitrat Sublingual. Available at https://reference.medscape.com /drug/nitrostat-nitroquick-nitroglycerin-sublingual-342280#4  [Diakses pada tanggal 26 Desember 2019]

Medscape. 2015. Morphine. Available at https://reference.medscape.com/ drug/ms-contin-astramorph-morphine-343319#4 [Diakses pada tanggal 26 Desember 2019]

Medscape. 2015. Ramipril. Available at https://reference.medscape.com/ drug/altace-ramipril-342331#4 [Diakses pada tanggal 26 Desember 2019]

Medscape. 2015. Captopril. Available at https://reference.medscape.com/drug/ capoten-captoril-captopril-342315#4 [Diakses pada tanggal 26 Desember 2019]

Medscape. 2015. Candesartan. Available at https://reference.medscape.com/drug/atacand-candesartan-342314#4 [Diakses pada tanggal 26 Desember 2019]

Medscape. 2015. Valsartan. Available at https://reference.medscape.com/drug/diovan-prexxartan-valsartan-342325#4 [Diakses pada tanggal 26 Desember 2019]

Medscape. 2015. Diazepam. Available at https://reference.medscape.com/drug/valium-diastat-diazepam-342902#4 [Diakses pada tanggal 26 Desember 2019]

Medscape. 2015. Heparin. Available at https://reference.medscape.com/drug/calciparine-monoparin-heparin-342169#4  [Diakses pada tanggal 26 Desember 2019]

Medscape. 2015. Enoxaparin. Available at https://reference.medscape.com/drug/lovenox-enoxaparin-342174#4  [Diakses pada tanggal 26 Desember 2019]

Medscape. 2015. Fondaparinux. Available at https://reference.medscape.com/drug/arixtra-fondaparinux-342172#4  [Diakses pada tanggal 26 Desember 2019]

Medscape. 2015. Furosemide. Available at https://reference.medscape.com/drug/lasix-furosemide-342423#4 [Diakses pada tanggal 26 Desember 2019]

Medscape. 2015. Dobutamine. Available at https://reference.medscape.com/drug/dobutamine-342434#4 [Diakses pada tanggal 26 Desember 2019]

Medscape. 2015. Dopamine. Available at https://reference.medscape.com/drug/intropin-dopamine-342435#4   [Diakses pada tanggal 26 Desember 2019]

Medscape. 2015. Digoxin. Available at https://reference.medscape.com/drug/lanoxin-digoxin-342432#4   [Diakses pada tanggal 26 Desember 2019]

Medscape. 2018. Drug Interaction Checker. Tersedia online di https://reference.med scape.com/drug-interactionchecker

1 komentar:

Blogger mengatakan...

If you're looking to lose kilograms then you absolutely need to get on this brand new custom keto meal plan diet.

To design this keto diet, certified nutritionists, fitness trainers, and professional cooks have joined together to develop keto meal plans that are useful, decent, money-efficient, and satisfying.

Since their launch in January 2019, thousands of individuals have already completely transformed their figure and health with the benefits a proper keto meal plan diet can offer.

Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover eight scientifically-tested ones given by the keto meal plan diet.

Posting Komentar