Sabtu, 01 Februari 2020

MAKALAH Guideline dan Informasi Obat Diare


MAKALAH

Guideline dan Informasi Obat Diare



UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS FARMASI

2018/2019




DIARE



1.     Pendahuluan

Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu, disebut sebagai diare akut. Apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih, digolongkan pada diare kronik. Feses dapat dengan atau tanpa lendir, darah, atau pus. Gejala penyerta dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas, tenesmus, demam, dan tanda-tanda dehidrasi (Amin, 2015).

Diare merupakan pengeluaran 3 atau lebih feses yang lembek atau berair setiap harinya, atau dengan frekuensi yang lebih banyak dibandingkan pada individu normal. Biasanya diare merupakan gejala dari infeksi saluran pencernaan, yang dapat disebabkan oleh variasi bakteri, virus, dan organisme parasit. Infeksi disebabkan oleh air minum atau makanan yang terkontaminasi atau dari individu ke individu akibat tingkat higenis yang rendah. (WHO, 2017).



2.     Guideline Pengobatan Diare

v  Terapi Simtomatik

·      Oralit

Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga dengan memberika oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar dipasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapatkan pertolongan cairan melalui infus.

a)   Untuk pasien yang belum menunjukan Dehidrasi Oralit diberikan setelah buang air besar :

·               Oralit diberikan sebanyak 100 ml (usia ≤ 11 bulan)

·               Oralit diberikan sebanyak 200 ml (usia 1-4 tahun)

·               Oralit diberikan sebanyak 300 ml (usia ≥ 5 tahun)

b)      Untuk pasien yang telah menunjukan gejala Dehidrasi berian Oralit untuk 3 jam pertama :

·            Oralit diberikan sebanyak 300 ml (usia ≤ 11 bulan)

·            Oralit diberikan sebanyak 600 ml (usia 1-4 tahun)

·            Oralit diberikan sebanyak 1,2 L (usia ≥ 5 tahun)

 Selanjutnya setelah diberikan Oralit 3 jam pertama, Berikan Oralit sebanyak:

·            Oralit diberikan sebanyak 100 ml (usia ≤ 11 bulan )

·            Oralit diberikan sebanyak 200 ml (usia 1-4 tahun)

·            Oralit diberikan sebanyak 300 ml (usia ≥ tahun)

c)   Untuk bayi yang masih menyusui, berikan ASI/Susu formula yang lebih banyak.



·      Obat Zink

Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini  meningkat selama diare dan mengakibatkan  hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare.

            Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya (Black, 2003). Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa Zinc mempunyai efek protektif terhadap diare sebanyak 11 % dan menurut hasil pilot study menunjukkan bahwa Zinc mempunyai tingkat hasil guna sebesar 67 % (Hidayat 1998 dan Soenarto 2007). Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc segera saat anak mengalami diare.



·      Attapulgit

Attapulgite adalah obat yang digunakan untuk meredakan dan mengatasi diare. Obat ini bekerja dengan cara memperlambat gerakan usus besar, sehingga membuat usus mampu menyerap lebih banyak air, dan tinja akan menjadi lebih padat. Attapulgite juga mengikat bakteri atau racun penyebab diare. Selain membuat tinja lebih padat, attapulgite juga bermanfaat untuk meredakan gejala kram perut akibat diare. Dosis yang diberikan adalah 1,2-1,5 g dengan rute pemberian peroral, tidak boleh diberikan lebih dari 8,4 g/hari. Efek samping yang dirasakan adalah perut kembung, dispepsia, mual, dan konstipasi ringan (Medsape, 2018).



·      Loperamid

Loperamide adalah obat untuk mengatasi diare, yang bekerja dengan memperlambat gerakan saluran pencernaan, sehingga usus punya lebih banyak waktu untuk menyerap cairan dan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi. Selain untuk diare, loperamide juga digunakan untuk mengurangi jumlah feses pada pasien dengan ileostomy, yaitu pembuatan lubang baru pengganti anus (dubur) pada dinding perut, yang dihubungkan dengan bagian akhir dari usus halus. Dosis yang diberikan adalah 4 mg saat pemakaian pertama, selanjutnya diminum 2 mg setelah buang air besar, tidak boleh diberikan lebih dari 8mg/hari. Efek samping yang dirasakan adalah pusing, kembung, mulut kering, sakit perut, mual, sembelit dan ruam kulit (Medscape, 2018).



·      Tablet Kaolin

Kaolin adalah agen adsorben antidiare yang mengikat dan menjebak bakteri dan racunnya dalam usus. Ini juga mengikat air di usus, yang membantu membuat tinja lebih kencang. Dosis yang diberikan untuk attapulgit adalah maksimal 24 g/hari. Usahakan mengkonsumsi tablet kaolin dengan banyak cairan untuk mencegah terjadinya dehidrasi (MIMS, 2018)

v  Terapi Kausal

Diberikan setelah mengetahui  penyebab diare yang pasti. Diare yang dikarenakan infeksi bakteri diberikan antibiotika jika pada pemeriksaan laboratorium ditemukan bakteri patogen.

      Antibiotik diindikasikan pada pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi, seperti demam, feses berdarah, leukosit pada feses, mengurangi eksresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong, dan pasien immunocompromised. Pemberian antibiotik dapat secara empiris (tabel 1), tetapi terapi antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman (Farthing M. ad all. 2013).

Tabel 1. Antibiotik empiris pada diare akut infeksi (Lukman Zulkifli Amin, 2015)


Tabel 2. Pemberian Antibiotik pada Diare Infeksi Akut (Lukman Zulkifli A, 2015)

v  Terapi Probiotik

Kelompok probiotik terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii, bila meningkat jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek positif karena berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna. Untuk mengurangi/menghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah adekuat (Farthing M. ad all. 2013)

Contok Probiotik yang ada dipasaran :

Lacto B             Dosis Standar = anak 1-6 tahun (3 sachet / hari) dan Bayi < 1 Tahun (2 sachet / hari).

L-Bio                Dosis Standar = anak ≥ 12 tahun (3 sachet / hari) dan Anak ≥ 2 Tahun (2-3 Sachet / hari)

Lacidofil           Dosis Standar = Dewasa : 1 Kapsul 2 kali sehari dan Anak > 2 Tahun (1 Kapsul 1 kali sehari)

Interlac             Dosis Standar = 1 kali sehari 5 Tetes.



3.     Informasi Obat Diare

·         Norit (Karbon Aktif)

Mekanisme Kerja :

Karbon aktif mampu menyerap bahan – bahan racun dan berbahaya yang menyebabkan gangguan pencernaan. Kemudian menyimpannya didalam permukaan porinya sehingga nantinya keluar bersama tinja.



Dosis Terapi :

Dewasa : 3-4 tablet sehari tiga kali, anak-anak: 1-2 tablet sehari tiga kali.



Cara Pakai :

Norit umumnya digunakan dengan cara ditelan bersama dengan air putih.



Interaksi Obat :

Karbon aktif dapat mengurangi atau mencegah penyerapan obat-obatan tertentu. Obat-obatan seperti:

ü  Asetaminofen

ü  Digoxin

ü  Teofilin

ü  Antidepresan Trisiklik



Interaksi Dengan Makanan :

karbon aktif sebaiknya tidak dikonsumsi bersama dengan makanan tertentu seperti produk yang mengandung susu, es krim, sorbet, dan selai karena dapat mengurangi efektivitas dari karbon aktif. Makanan, suplemen atau herbal sebaiknya dikonsumsi paling cepat dua jam setelah mengkonsumsi karbon aktif.



Cara Penyimpanan :

Obat disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.



Efek Samping :

Muntah, Konstipasi, feses berwarna hitam.



·         Koalin Pektin (Adsorbent)



Mekanisme Kerja :

Bekerja sebagai penyerap dan menghilangkan rangsangan baik sekali dalam pengobatan terhadap diare yang nonspesifik. Kaolin-pektin bila diberikan peroral dapat mengabsorbsi bahan racun dalam pencernaan makanan dan menghilangkan bakteri dan zat yang merangsang yang sering merupakan penyebab diare.



Dosis Terapi dan Cara Pakai :

·         Sediaan Sirup

Dewasa dan anak 12 tahun ke atas: 2 sendok takar tiap buang air besar maksimum penggunaan 12 sendok takar dalam 24 jam, anak-anak 6-12 tahun: 1 sendok takar setelah buang ar besar, maksimum 6 sendok takar dalam 24 jam.

·         Sediaan Tablet

Dewasa dan anak diatas 12 tahun: 2 ½ tablet setiap setelah buang air besar, maksimum 15 tablet sehari, anak-anak 6-12 tahun: 1 ½ tablet setelah buang air besar, maksimum 7 ½ tablet sehari.



Interaksi Obat :

Clindamcin, digoxin, lincomycin penicillamine (oral) Menyebabkan penurunan absoropsi obat, waktu pemakaian obat dipisah 2 sampai 4 jam.



Interaksi Dengan Makanan : -





Cara Penyimpanan :

Simpan obat dalam wadah tertutup pada suhu kamar, jauh dari panas, lembab, dan cahaya langsung. Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Jangan menyimpan obat ang  tidak digunakan lagi.



Efek Samping : Konstipasi (ISFI, 2013)



·         Oralit (Cairan Rehidrasi Oral)

Sejak tahun 2004, WHO dan UNICEF menandatangani kebijakan bersama dalam hal pengobatan diare yaitu pemberian oralit dan zinc selama 10-14 hari. Hal ini didasarkan pada penelitian selama 20 tahun (1980-2003) yang menunjukkan bahwa pengobatan diare dengan pemberian oralit disertai zinc lebih efektif dan terbukti menurunkan angka kematian akibat diare pada anak-anak sampai 40% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011).

Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti natrium klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat. Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga lebih diutamakan oralit. Campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus penderita diare (Depkes RI, 2011).

Oralit diberikan saat anak diare hingga diare berhenti. Berikut adalah cara pemberian oralit :

Satu bungkus oralit dimasukkan ke dalam 200 mL air matang.

·         Anak < 1 tahun diberikan 50-100 mL cairan oralit setiap kali buang air besar.

·         Anak >1 tahun diberikan 100-200 mL cairan oralit setiap kali buang air besar.

Oralit dapat didapatkan di apotek, toko obat, puskesmas pembantu, puskesmas, rumah sakit atau ditempat-tempat pelayanan kesehatan lainnya (Depkes RI, 2011).

Tabel 3. Berikut adalah perbedaan formula Oralit lama dengan Oralit baru :



Bedanya terdapat pada tingkat osmolaritas. Osmolaritas oralit baru lebih rendah yaitu 245 mmol/l dibanding total osmolaritas oralit lama yaitu 331 mmol/L(Depkes RI, 2011). Penelitan menunjukkan bahwa oralit formula baru mampu:

·         Mengurangi volume tinja hingga 25%

·         Mengurangi mual-muntah hingga 30%

·         Mengurangi secara bermakna pemberian cairan melalui intravena (Depkes RI, 2011).

Anak yang tidak menjalani terapi intravena, tidak harus dirawat di rumah sakit. Ini artinya risiko anak terkena infeksi di rumah sakit berkurang, pemberian ASI tidak terganggu, dan orangtua akan menghemat biaya (Depkes RI, 2011).

Mengenai penyimpanan oralit, oralit lama tetap bisa digunakan sampai stok habis. Namun jika sudah tersedia oralit baru, pertimbangkanlah untuk segera menggunakan oralit baru. Oralit disimpan di suhu ruang dan kering (tidak lembab). WHO dan UNICEF merekomendasikan negara-negara di dunia untuk menggunakan dan memproduksi oralit dengan osmolaritas rendah (oralit baru). Kalaupun ada, dapat terjadi hipernatremia (kelebihan natrium) (Depkes RI, 2011).



·         Zink Sulfate

Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami diare. Untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zinc yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap sehat (Depkes RI, 2011).

Sejak tahun 2004, WHO dan UNICEF menandatangani kebijakan bersama dalam hal pengobatan diare yaitu pemberian oralit dan Zinc selama 10-14 hari. Hal ini didasarkan pada penelitian selama 20 tahun (1980-2003) yang menunjukkan bahwa pengobatan diare dengan pemberian oralit disertai zinc lebih efektif dan terbukti menurunkan angka kematian akibat diare pada anak-anak sampai 40% (Depkes RI, 2011).

Pada saat diare, anak akan kehilangan zinc dalam tubuhnya. Pemberian Zinc mampu menggantikan kandungan Zinc alami tubuh yang hilang tersebut dan mempercepat penyembuhan diare. Zinc juga meningkatkan sistim kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah risiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare. Berdasarkan studi WHO selama lebih dari 18 tahun, manfaat zinc sebagai pengobatan diare adalah mengurangi :1) Prevalensi diare sebesar 34%; (2) Insidens pneumonia sebesar 26%; (3) Durasi diare akut sebesar 20%; (4) Durasi diare persisten sebesar 24%, hingga; (5) Kegagalan terapi atau kematian akibat diare persisten sebesar 42% (Depkes RI, 2011).

Kemampuan zinc untuk mencegah diare terkait dengan kemampuannya meningkatkan sistim kekebalan tubuh. Zinc merupakan mineral penting bagi tubuh. Lebih 300 enzim dalam tubuh yang bergantung pada zinc. Zinc juga dibutuhkan oleh berbagai organ tubuh, seperti kulit dan mukosa saluran cerna. Semua yang berperan dalam fungsi imun, membutuhkan zinc. Jika zinc diberikan pada anak yang sistim kekebalannya belum berkembang baik, dapat meningkatkan sistim kekebalan dan melindungi anak dari penyakit infeksi. Itulah sebabnya mengapa anak yang diberi zinc (diberikan sesuai dosis) selama 10 hari berturut - turut berisiko lebih kecil untuk terkena penyakit infeksi, diare, dan pneumonia (Depkes RI, 2011).

Zinc diberikan satu kali sehari selama 10 hari berturut-turut. Pemberian zinc harus tetap dilanjutkan meskipun diare sudah berhenti. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap kemungkinan berulangnya diare pada 2 – 3 bulan ke depan (Depkes RI, 2011).

Obat Zinc merupakan tablet dispersible yang larut dalam waktu sekitar 30 detik. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut dengan dosis sebagai berikut:

·         Balita umur <6bulan: ½ tablet (10mg)/hari

·         Balita umur ≥6bulan: 1 tablet (20mg)/hari

Obat Zinc yang tersedia di Puskesmas baru berupa tablet dispersible. Saat ini perusahaan farmasi juga telah memproduksi dalam bentuk sirup dan serbuk dalam sachet. Zinc diberikan dengan cara dilarutkan dalam satu sendok air matang atau ASI. Untuk anak yang lebih besar, zinc dapat dikunyah (Depkes RI, 2011).

Zinc aman dikonsumsi bersamaan dengan oralit. Zinc diberikan satu kali sehari sampai semua tablet habis (selama 10 hari) sedangkan oralit diberikan setiap kali anak buang air besar sampai diare berhenti. Zinc bisa dilarutkan dengan oralit namun tidak dianjurkan, karena jika dilarutkan dalam oralit dikhawatirkan pasien menghentikan pemberian zinc jika diarenya berhenti (Depkes RI, 2011).

Zinc memang akan mempercepat penyembuhan, namun oralit harus tetap diberikan dalam jumlah cukup karena fungsi utamanya membantu menggantikan cairan yang hilang sewaktu diare. Biasanya oralit diberikan selama 2-3 hari seperti dosis yang dianjurkan, sedangkan zinc harus diberikan sesuai dosis yang dianjurkan selama 10 hari berturut-turut sehingga selain memberikan pengobatan juga dapat memberikan perlindungan terhadap kemungkinan berulangnya diare selama 2 – 3 bulan ke depan. Pemberian zinc selama 10 hari terbukti membantu memperbaiki mucosa usus yang rusak dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh secara keseluruhan (Depkes RI, 2011).

Produk Zinc tersedia di apotek, puskesmas, dan rumah sakit. Zinc dapat diperoleh dengan resep dokter. Petugas kesehatan seperti bidan dan perawat dapat memberikan zinc di bawah pengawasan dokter. Zinc dapat diberikan dengan obat-obatan lain yang sesuai dengan resep dokter di klinik atau pekerja kesehatan. Jika digunakan bersama dengan Fe, disarankan menggunakan zinc beberapa jam sebelum atau sesudahnya (Depkes RI, 2011).

Produk zinc paling banyak tersedia dalam bentuk tablet dispersible (tablet yang larut dalam air selama ± 30 detik), dengan komposisi utamanya zinc sulfat, acetate, atau gluconate yang setara dengan zinc elemental 20 mg. Zinc juga tersedia dalam bentuk sirup dan sirup kering untuk lebih mempermudah pemberian bagi anak di bawah 6 bulan. Zinc disimpan di suhu ruang dan kering (tidak lembab) (Depkes RI, 2011).

Efek samping zinc sangat jarang dilaporkan. Kalaupun ada, biasanya hanya muntah. Namun, pemberian zinc dalam dosis sebanyak 10-20 mg sesuai usia seperti dosis yang dianjurkan seharusnya tidak akan menyebabkan muntah. Zinc yang dilarutkan dengan baik akan menyamarkan rasa metalik dari zinc (Depkes RI, 2011).

·         Attapulgite

Attapulgite digunakan sebagai terapi simptomatik pada diare non spesifik. Attapulgite kontraindikasi dengan hipersensitivitas, obstruksi usus, demam tinggi (diare disertai infeksi), disentri, darah pada tetes. Kemudian pada penggunaaan attapulgite ini tidak boleh lebih dari dua hari.

Efek samping dari attapulgite itu sendiri yaitu dapat menyebabkan konstipasi, dispespsia, dan mual. Kemudian efek lain yaitu sakit kepala serta pusing. Attapulgite tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat abacavir, bictegravir, dolutegravir, tenofovir alafenamide dan lamivudine.

Sediaan attapulgite oral (tablet attapukgite 600 mg) dan attapulgite dengan kombinasi pectin. Dosis yang digunakan yaitu untuk dewasa dan anak lebih dari 12 tahun : 2 tablet setelah setiap buang air besar maksimal 12 tablet dalam sehari. Untuk anak umur 6-12 tahun: 1 tablet setelah setiap buang air besar, maksimal 6 tablet dalam sehari. Attapulgite disimpan dalam suhu ruang dan terlindung dari cahaya matahari.

·         Loperamide

Loperamide digunakan sebagai terapi simptomatik diare akut sebagai tambahan terapi dehidrasi pada dewasa dengan diare akut. Loperamid kontraindikasi untuk hipersensitif, diare bercampur darah, diare disertai demam tinggi. Diere disertai infeksi, pseudomembranous colitis, pada pasien dimana konstipasi harus dihindari, nyeri perut tanpa diare, usia < 2 tahun. Kemudian penggunaan loperamid dihentikan bila diare tidak membaikdalam 48 jam. Kemudian juga dihentikan apabila terjadi konstipasi, nyeri perut, distensi abdomen dan ileus.

Efek samping dari penggunaan loperamide diantaranya yaitu kembung, nyeri perut, konstipasi, nausea, pusing, lemas, mulut kering, erupsi bullasa, ruam dan flatus. Loperamid tidak dapat digunakan bersamaan dengan Cotrimoxazole karenapa dapat meningkatkan kadar loperamide.

Dosis loperamide untuk dewasa, dosis awal yang diberikan yaitu 4mg, dilanjutkan 2 mg setiap buang air besar. Dan dosis maksimal yang digunakan yaitu 16 mg dalam sehari. Penggunaan dihentikan apabila tidak ada perbaikan dalam waktu 48 jam. Loperamid disimpan dalam suhu ruang dan terlindung dari cahaya matahari.





DAFTAR PUSTAKA



1.      Drugs.com. Tablet Attapulgite. Tersedia Online di https://www.drugs.com/cdi/attapulgite-tablet.html (diakses 27 Desember 2018).

2.      Drugs.com. Loperamid. Tersedia Online di https://www.drugs.com/mtm/loperamide.html (diakses 27 Desember, 2018).

3.      Medscape. 2018. Attapulgit. Tersedia online di www.medscape.com (diakses 27 Desember 2018)

4.      Medscape. 2018. Loperamide. Tersedia online di www.medscape.com (diakses 27 Desember 2018)

5.      MIMS. 2018. Tablet Kaolin.   Tersedia online di www.mims.com (diakses 27 Desember 2018)

6.      Obat, B.P., 2014. Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI). Jakarta: BPOM RI, KOPER POM dan CV SagungSeto.

7.      Farthing M, Salam MA, Lindberg G, Dite P, Khalif I, Salazar-Lindo E, et al. Acute diarrhea in adults and children: A global perspective. World Gastroenterology Organisation Global Guidelines. J Clin Gastroenterol. 2013; 47(1): 12-20.

8.      Lukman Zulkifli Amin, 2015. Tatalaksana Diare Akut. Departemen Ilm Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia.

9.      ISFI. 2013. ISO- lnformasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan. 501-503.
10.     Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan: LINTAS DIARE. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

2 komentar:

Blogger mengatakan...

Do you realize there is a 12 word sentence you can speak to your partner... that will induce deep feelings of love and instinctual attractiveness to you buried inside his chest?

Because hidden in these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's instinct to love, adore and look after you with his entire heart...

12 Words That Trigger A Man's Desire Instinct

This instinct is so built-in to a man's brain that it will make him try harder than ever before to make your relationship the best part of both of your lives.

Matter-of-fact, fueling this all-powerful instinct is so essential to having the best ever relationship with your man that the instance you send your man one of the "Secret Signals"...

...You'll instantly notice him open his mind and heart for you in such a way he never experienced before and he will perceive you as the only woman in the world who has ever truly attracted him.

Blogger mengatakan...

Do you realize there is a 12 word phrase you can speak to your crush... that will induce deep emotions of love and instinctual attractiveness to you deep inside his chest?

Because hidden in these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, worship and guard you with his entire heart...

===> 12 Words Will Fuel A Man's Desire Impulse

This instinct is so hardwired into a man's genetics that it will drive him to try harder than before to love and admire you.

Matter of fact, fueling this influential instinct is absolutely binding to having the best ever relationship with your man that as soon as you send your man a "Secret Signal"...

...You will soon notice him expose his heart and soul to you in a way he haven't expressed before and he will identify you as the only woman in the galaxy who has ever truly tempted him.

Posting Komentar