Rabu, 01 November 2017

TUGAS FARMASI KLINIS Soal Kasus



TUGAS
FARMASI KLINIS
Soal Kasus



Akhmad Andy Sandra
1543057052






FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
JAKARTA
2017
Prolog Kasus
1)   Resep anak:
R/ Lacto B Powder                  1 g
R/ Isprinol Sirup                     250 mg/5mL 60 mL
R/ Fixacep Drops                    30mg/mL 15 mL
R/ Tempra Drops                    80 mg/0,8mL 15 mL
R/ Mycostatin Suspesnsion    100.000 IU/mL 12 mL
Analisa peresepan obat diatas, apakah pasien mengalami polifarmasi dan adakah obat yang tidak diperlukan?

2)   Dahon baru-baru ini didiagnosis menderita penyakit Parkinson. Ia telah meminum kapsul Levodopa (Madopar) 125 mg sehari tiga kali selama 2 minggu. Ia merasa sangat mual dan telah muntah sebanyak tiga kali selama beberapa hari terakhir. Gejala tersebut mengganggu Dahon , sehingga  ia bertanya kepada anda apakah ia boleh menghentikan pengobatan tersebut dan solusi apa untuk menghilangkan gejala yang tidak diinginkan tersebut?

3)   Ratu seorang wanita berusia 39 tahun dengan berat badan 60 kg. Dia masuk rumah sakit karena tekanan darah tinggi dimana dia diberikan terapi propanolol. Sampai saat ini tidak dijumpai adanya alergi. Sampel darah telah diambil dan menunjukkan fungsi hati yang tidak normal. Form pemberian obat dibangasal menunjukkan pengobatan yang diterima Ratu adalah sebagai berikut: Propanolol 80 mg dua kali sehari, Ibuprofen 400 mg tiga kali sehari. Identifikasi masalah yang terkait dengan terapi obat pada pasien! Apa yang perlu dilakukan oleh seorang farmasis.  

Jawaban

1)   Resep ini belum tentu dapat dikatakan sebuah polifarmasi. Namun pasien yang diberikan resep ini oleh dokter harus diminum semuanya.
Menurut saya, perlu ditinjau dari definisi dari polifarmasi itu sendiri terlebih dahulu. Polifarmasi adalah kata yang digunakan untuk pengobatan yang berlebihan dibanding yang diindikasikan secara medis. Namun jika dilihat dari tiap-tiap obat diresep ini bukan pengobatan berlebihan yang melebihi indikasi. Artinya, indikasi yang dimiliki obat-obat pada resep ini sangat berbeda dan tidak dapat digantikan oleh obat yang lain dalam resep ini.
Pada tiap obat, seperti Lacto B digunakan sebagai antidiare, Isprinol digunakan sebagai antivirus, Fixacep digunakan sebagai antibiotik, Tempra digunakan sebagai antipiretik, dan Mycostatin digunakan sebagai antijamur.
Dalam hal ini, tidak bisa satu obat yang diresepkan tersebut dapat bertindak atau memiliki dua indikasi terhadap indikasi obat lain, misalnya dengan tidak meminum Nycostatin, bukan berarti Fixacep dapat mengobati penyakit jamur yang diderita pasien, karena kita tahu bahwa antibiotik hanya membunuh bakteri, bukan jamur. Begitu juga dengan obat-obat yang lain yang diresepkan oleh dokter tersebut.
Maka dari itu, resep ini bukanlah suatu polifarmasi dan pasien yang diresepkan ini mungkin sangat membutuhkan obat-obat/resep yang sesuai dengan tiap penyakitnya serta resep tersebut harus diminum tanpa mengabaikan satu obat pun untuk mengobati tiap penyakit yang dideritanya.

2)   Bapak Dahon dapat menghentikan pengobatan tersebut, tetapi untuk solusi lain mungkin Pak Dahon dapat menkonsumsi dan dilanjutkan dengan obat yang lain yang direspon baik oleh tubuh Pak Dahon atau untuk menghindari efek samping levodopa yang kuat. Karena memang reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Gejala-gejala utama, seperti tremor dan gangguan pada pergerakan tubuh, bisa dikurangi dengan obat-obatan. Tapi tidak semua obat cocok untuk semua orang, dan reaksi terhadap obat itu juga berbeda-beda. Kadang levodopa bisa membuat urine, air liur, dan keringat berwarna lebih gelap dari biasanya. Obat ini kadang juga menimbulkan sensasi rasa pahit atau terbakar pada lidah.
Beberapa efek samping levodopa lainnya adalah:
·      Pusing, sakit kepala dan limbung.
·      Mual dan muntah.
·      Selera makan hilang.
·      Kesulitan tidur.
·      Mimpi yang tidak wajar.
Dosis levodopa yang biasa diberikan dokter untuk penderita penyakit Parkinson dewasa adalah 125 miligram pada awal masa pengobatan. Dosis ini akan ditingkatkan secara bertahap setiap 3 sampai 7 hari, tergantung dari respon tubuh pasien. Mungkin Pak Dahon memiliki respon tubuh yang negatif terhadap levodopa. Sehingga ada baiknya Pak Dahon untuk menghentikan konsumsi obat levodopa tersebut dan menggantikannya dengan obat yang lain yang memiliki efek samping lebih rendah.
Untuk menghindari gejala yang timbul tersebut, mungkin saya menyarankan Bapak Dahon mengkonsumsi obat parkinson yang lain seperti:
§  Dopamine Agonist
Obat ini berfungsi untuk menggantikan dopamine di dalam otak dengan efek yang sama seperti levodopa. Dopamine agonist umumnya digunakan pada tahap awal Parkinson karena efek samping yang ditimbulkan tidak sekuat levodopa.
§  Monoamine Oxidase-B Inhibitors (MAO-B)
Obat ini berfungsi menghambat senyawa kimia otak yang menghancurkan dopamine. Yang termasuk dalam MAO-B adalah selegiline dan rasagiline. MAO-B bisa dikonsumsi bersamaan dengan levodopa atau dopamine agonist. Obat ini membantu meredakan gejala penyakit Parkinson, meski dampaknya tidak sekuat levodopa.
§  Catechol-O-Methyltransferase Inhibitor (COMT)
Obat ini khusus diberikan kepada orang dengan penyakit Parkinson di tahap lanjutan. Obat ini menghambat enzim yang menghancurkan levodopa.
Kini perkembangan pengobatan penyakit parkinson sudah cukup maju. Selain menggunakan obat-obatan, langkah penanganan yang tersedia adalah fisioterapi dan jika perlu operasi.
Beberapa terapi yang disarankan untuk membantu meredakan gejala yang muncul akibat penyakit parkinson:
§  Fisioterapi
Terapi ini berfungsi untuk membantu penderita mengatasi kekakuan otot dan juga rasa sakit pada persendian ketika bergerak. Jadi dengan terapi ini penderita bisa bergerak dengan leluasa dan mempertahankan kelenturan tubuh. Terapi ini akan melatih kemampuan dan stamina agar penderita bisa melakukan aktivitas tanpa bergantung kepada orang lain.
§  Perubahan Menu Makanan
Salah satu gejala dari penyakit Parkinson adalah terjadinya konstipasi. Kondisi ini bisa dikurangi dengan lebih banyak mengonsumsi air dan makanan berserat tinggi. Jika penderita mengalami tekanan darah rendah terutama saat bangkit berdiri, asupan garam bisa ditingkatkan untuk membantu mengatasinya.
§  Terapi Wicara
Penderita penyakit Parkinson cenderung mengalami kesulitan atau bermasalah dalam berbicara. Jika diperlukan, ahli terapi wicara bisa membantu meningkatkan cara berbicara.
Untuk operasi penyakit parkinson hanya dianjurkan jika penanganan dengan obat-obatan pada penyakit Parkinson tidak bisa meredakan gejala yang muncul. Operasi ini dikenal sebagai deep brain stimulisation atau stimulasi otak dalam yang bekerja dengan merangsang bagian otak yang terganggu akibat penyakit Parkinson. Walau tidak menyembuhkan, prosedur ini mampu mengurangi gejala Parkinson bagi sebagian penderitanya.
Dan saya sangat merekomendasikan kepada Pak Dahon agar tetap melakukan periksa dan berkonsultasi kepada dokter mengenai penyakit dan obatnya agar pengobatan Pak Dahon atas penyakitnya dapat berjalan baik dan lancar.

3)   Menurut saya, walaupun tidak dijumpai adanya alergi terhadap konsumsi propanolol yang berarti respon tubuh Ibu Ratu positif terhadap propanolol namun dengan adanya hasil pemeriksaan sampel darah Ibu Ratu yang menunjukkan fungsi hati yang tidak normal, maka terapi propanolol yang diberikan kepada Ibu Ratu harus dimulai dengan menggunakan dosis rendah terlebih dahulu. Karena propanolol dimetabolisme di hati sehingga harus berhati-hati untuk memberikan propanolol kepada Ibu Ratu yang dapat memperburuk fungsi hatinya. Setelah pemberian dosis rendah tersebut, fungsi hatinya tetap di pantau, jika responnya baik maka dosis kemudian dapat ditingkatkan sesuai kondisi fungsi hatinya. Tetapi jika sebaliknya, sebaiknya mengganti dengan obat yang lain seperti:
§  Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) Inhibitor
Dengan membuat dinding pembuluh darah lebih rileks, obat-obatan ACE inhibitor – penghambat enzim pengubah angiotensin – akan menurunkan tekanan darah. Efek samping obat ini adalah batuk kering berkelanjutan. Jika efek samping ini sangat mengganggu, ada obat lain dengan fungsi sama seperti Antagonis reseptor angiotensin-2 yang kemungkinan akan disarankan. Pastikan Ibu Ratu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apa pun selama mengonsumsi ACE inhibitor.
§  Calcium Channel Blockers
Agar kalsium tidak memasuki sel-sel otot jantung dan pembuluh darah, obat-obatan calcium channel blockers (penghambat kanal kalsium) bisa digunakan. Obat ini akan mengendurkan arteri dan menurunkan tekanan darah. Risiko efek samping calcium channel Blockers akan meningkat jika minum jus grapefruit selagi mengonsumsi obat ini.
§  Diuretik
Diuretik juga dikenal sebagai “pil air” yang berfungsi untuk membuang sisa air dan garam dari dalam tubuh melalui urine.
§  Beta-Blockers
Jantung akan berdetak lebih lambat dan dengan tenaga lebih sedikit jika mengonsumsi obat-obatan jenis beta-blockers (penghambat beta) sehingga akan mengurangi tingkat tekanan darah. Senantiasa bicarakan dengan dokter sebelum berhenti mengonsumsi beta-blockers. Efek samping yang berbahaya bisa muncul jika konsumsi dihentikan secara tiba-tiba. Contoh efek sampingnya adalah peningkatan tekanan darah atau serangan angina (angin duduk).
§  Alpha-Blockers
Alpha-blockers (penghambat alfa) digunakan untuk melemaskan pembuluh darah sehingga darah mengalir lebih mudah dalam pembuluh darah. Efek samping yang umumnya muncul meliputi pingsan saat penggunaan pertama, sakit kepala, pusing-pusing, kelelahan, serta pergelangan kaki membengkak.
Kemudian pemberian ibuprofen kepada Ibu Ratu juga harus dengan hati-hati, mengingat bahwa Ibu Ratu memiliki gangguan fungsi hati. Dan ibuprofen mengalami metabolisme di hati. Sehingga dosis yang diberikan kepada Ibu Ratu sebaiknya diturunkan dan hanya dikonsumsi oleh Ibu Ratu jika perlu yang berarti tidak diberikan hingga 1200 mg dalam 24 jam. Selain ibuprofen, mungkin sebaiknya Ibu Ratu memulai dengan mengkonsumsi paracetamol. Karena paracetamol memiliki efek samping yang rendah dibandingkan ibuprofen untuk menghindari gangguan fungsi hati yang lebih serius.
Saya juga sangat merekomendasikan kepada Ibu Ratu agar melakukan perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah, mungkin perubahan tersebut bisa terlihat dampaknya dalam beberapa minggu. Langkah perubahan gaya hidup ini dapat dilakukan dengan cara-cara sederhana seperti:
·      Mengonsumsi makanan sehat, rendah lemak, dan seimbang. Misalnya, nasi merah, buah, serta sayur.
·      Mengurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per hari.
·      Aktif berolahraga. Aktif secara fisik adalah hal paling penting yang bisa dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan hipertensi.
·      Menurunkan berat badan.
·      Berhenti merokok. Merokok akan meningkatkan peluang menderita penyakit jantung dan paru-paru secara drastis.
·      Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman keras.
·      Mengurangi konsumsi minuman kaya kafein, seperti kopi, teh, atau cola.
·      Melakukan terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk mengendalikan stres.
·      Disiplin tinggi dalam menerapkan gaya hidup sehat akan memberikan dampak positif yang signifikan pada tekanan darah. Beberapa penderita bahkan menjadi tidak perlu mengonsumsi obat-obatan karena berhasil menerapkan perubahan gaya hidup untuk menormalkan tekanan darah.

0 komentar:

Posting Komentar