MAKALAH
EVALUASI SEDIAAN
TRANSDERMAL
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmasi
Industri
pada Program Studi Profesi Apoteker
UNIVERSITAS
PADJADJARAN
FAKULTAS FARMASI
2018
1.
Pengamatan
Organoleptik Film Transdermal
Pengamatan
organoleptik meliputi pengamatan terhadap warna, bau dan perubahan tekstur.
2. Pengujian Bobot Matriks FilmTransdermal
Pengujian bobot matriks filmpada tiap formula dilakukan dengan cara menimbang satu persatu
matrik. Uji Keseragaman
bobot dengan cara dihitung bobot individu dari 10 patch secara acak dan
menghitung berat rata-ratanya. Bobot individu seharusnya tidak menyimpang
secara signifikan dari berat rata-rata (Samanta, et al., 2003).
Alat : timbangan analitik dan kertas perkamen
Bahan : sediaan transdermal
Prosedur :
Nyalakan Tombol ON. Timbang kertas perkemen kosong kemudian tekan TARE.
Ambil sediaan transdermal lihat timbangan berapa gram yang tertera. Memenuhi syarat jika sediaan transdermal
memiliki standar deviasi yang kecil.
3. Pengujian Ketebaalan Matrik FilmTransdermal
Ketebalan
film polimer dihitung menggunakan mikroskopik, dial gauge, screw gauge atau
micrometer pada berbagai titik filma polimer (Aquil, et al., 2004).
Alat: Jangka sorong
Bahan: Sediaan transdermal
Prosedur:
Ambil jangka sorong. Siapkan sediaan transdermal, atur
ketebalannya. Persepsikan nilai yang terukur pada jangka sorong.
4.
Pengukuran pH
Permukaan FilmTransdermal
Film dimasukan kedalam beacker
glass yang berisi aquades selama 5 menit kemudian ukur pH aquadest yang
telah dimasukan tersebut.
Alat: pH meter,
beaker glass, aquades, dapar standar
Bahan: sediaan
transdermal
Prosedur:
-
Kalibrasi pH
meter:
Siapkan pH meter, cuci elektroda, masukan pada dapar standar pH asam,
cek nilai pH, bilas dengan aquades, lakukan hal yang sama dengan menggunakan
dapar standar pH basa. pH meter siap digunakan.
-
Pengukuran pH:
Siapkan sedian patch transdermal. Larutkan sediaan dengan manggunakan
aquades hingga larut. Cek pH sediaan.
5.
Uji Ketahanan
Lipatan Matriks Patach Transdermal (Folding
Endurance)
Uji
daya tahan lipat melibatkan penentuan kapasitas lipatan dari film polimer yang
dikenai dengan kondisi lipatan ekstrim yang sering terjadi. Daya tahan lipat
ditentukan dengan melipat-lipatnya di tempat yang sama hingga pecah. Seringkali
dilm polimer bisa dilipat di tempat yang sama tanpa putus dan memberikan nilai
daya tahan lipat (Ubaidulla, et al., 2007).
6.
Uji Freeze Thaw
Metode
freeze thaw dilakukan dengan
menyimpan sediaan pada suhu 4oC selama 48 jam kemudian dipindahkan
kesuhu 40oC selama 48 jam selama 3 siklus dengan membandingkan nilai
keseragaman bobot dan nilai kandungan lembab sebelum dan sesudah penyimpanan
dipercepat.
7. Uji kandungan lembab (Moisture Content) Matriks
Film Transdermal
Uji
kelembaban dilakukan dengan menyiapkan film yang ditimbang secara terpisah dan
disimpan dalam desikator yang mengandung kalsium klorida pada suhu kamar selama
24 jam. Film-film polimer ditimbang lagi setelah interval waktu yang ditentukan
sampai beratnya konstan. Persentase kandungan air dihitung dengan menggunakan
rumus:
%Moisture
content= ((initial weight-final
weight))/(final weight) x 100
(Bagyalakshmi,
et al., 2007)
Matriks
ditimbang satu persatu dan dimasukan ke dalam deksikator selama 24 jam kemudian
matrik kembali ditimbang satu persatu setelah penyimpanan dalam deksikator
tersebut. Selanjutnya dihitung selisih bobot matriks sebelum dan sesudah
dimasukan dalam deksikator. Hasil perhitungan tersebut dinyatakan sebagai angka
persentase susut pengeringan.
8.
Uji Daya Serap Kelembaban
(Moisture uptake)
Serapan
kelembaban diuji dengan cara film polimer yang telah ditimbang disimpan dalam
desikator pada suhu kamar selama 24 jam. Kemudian diambil diatur kelembabannya
hingga 84% dengan menggunakan larutan jenuh kalium klorida dalam desikator
hingga berat dari film polimer tersebut konstan. Persentase penyerapan air
dihitung dengan menggunakan rumus:
%Moisture
uptake= (final weight-initial
weight)/(initial weight) x 100
(Bagyalakshmi,
et al., 2007)
9. Uji Keamanan (Iritan)
Pengujian
keamanan sediaan yang dibuat dilakukan dengan uji iritasi terhadap 10 orang responden. Teknik yang digunakan adalah uji tempel
terbuka (Patched test), yang
dilakukan dengan menempelkan filmpada punggung tangan responden
dan dibiarkan terbuka. Bagian yang diolesi dibiarkan terbuka selama 5 menit dan
mengamati kemungkinan terjadinya iritasi pada kulit. Jika tidak terjadi reaksi apapun diberi tanda (-),
bila kulit memerah diberi tanda (+) dan bila terjadi pembengkakan diberi tanda
(++).
10. Uji Persentase Pemanjangan
Persentase pemanjangan adalah perubahan panjang
maksimum yang dapat dialami bahan pada saat mengalami peregangan atau ditarik
sammpai sebelum bahan itu robek. Perubahan pemajangan panjang dapat terlihat
apabila film sobek.
11. Daya Tarik (tensile
strength)
Untuk
menentukan daya Tarik dari film polimer, film polimer tersebut diapit secara
terpisah dengan menggunakan plat besi linier yang dikeringkan. Salah satu ujung
dari film polimer tersebut tetap terjaga dengan bantuan layer besi dan ujung
lainnya terhubung dengan benang yang bisa digerakkan secara bebeas di atas
katrol. Bobot ditambahkan secara bertaha ke dalam panic yang terpasang pada
ujung gantung benang. Sebuah pointer pada benang digunakan untuk mengukur
perpanjangan film. Berat hanya cukup untuk memecahkan film polimer yang
diperhatikan. Daya Tarik dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Tensile Strength=
F/( 〖a .b 〗^((1+L/l) ) )
F
adalah daya Tarik yang dibutuhkan untuk memutuskan. A adalah lebar film. B
adalah ketebalan film. L adalah Panjang film. l adalah perpanjangan film saat
break point. Dalam studi lain, daya Tarik ditentukan dengan bantuan
penganalisis tekstur. Kekuatan dan pemanjangan diukur saat film pecah (Khan, et
al., 2000).
Daftar
Pustaka
Aquil,
M., Ali, A., Sultana, Y., Najmi, A. K. 2004. Fabrication and Evaluation of
Polymeric Films For Transdermal Delivery of Pinacidil. Pharmazie,Vol. 59: 631-635.
Bagyalakshmi,
J., Vamsikrishna, R. P., Manavalan, R., Ravi, T. K., Manna, P. K. 2007. Formulation Development and In Vitro and In
Vivo Evaluation of Membrane Moderated Transdermal Systems of Ampicilline Sodium
In Ethanol, Ph 4.7 Buffer Solvent System. AAPS
PharmSciTec. Vol. 8. Article 7.
Khan,
T. A., Peh, K. K., Chung, H. S. 2000. Mechanical, Bioadhesive Strength and
Biological Evaluation of Chitosan Film for Wound Dressing. J Pharm Pharmceut Sci. Vol. 3: 303-311.
Samanta,
M. K., Dube, R., Suresh, B. 2003.
Transdermal Drug Delivery System of Haloperidol to Overcome Self Induced
Extrapyramidal Syndrome. Drug Dev Ind
Pharm. Vol. 29: 405-415.
Ubaidulla,
U., Reddy, M. V., Ruckmani, K., Ahmad, F. J., Khar, R. K. 2007. Transdermal
Therapeutic System of Carvedilol: Effect of Hydrophilic and Hydrophobic Matrix
on In Vitro And In Vivo Characteristics. AAPS
Pharm Sci Tech. Vol. 8(1). Article
2.
0 komentar:
Posting Komentar