MAKALAH
PENGUJIAN
SEDIAAN SIRUP DAN ELIKSIR
UNIVERSITAS
PADJADJARAN
1.
Pengujian
Sediaan Sirup
Evaluasi
Sediaan Mutu
Evaluasi
Sediaan sirup terdiri dari :
a. In Process Control (IPC), meliputi :
1) Organoleptik (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan :Memeriksa kesesuaian
bau, rasa dan warna dengan spesifikasi
yang telah ditentukan
Prinsip : Pemeriksaan bau, rasa
dan warna menggunakan panca indra
Syarat : Bau, rasa dan warna sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan.
2) Penetapan pH (Farmakope Indonesia edisi
IV)
Tujuan :
Mengetahui pH sediaan
Prinsip :Pengukuran pH
menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi
Syarat :pH
sediaan sirup sesuai dengan spesifikasi yang telah
Ditetapkan
3) Uji Kejernihan (Farmakope Indonesia edisi
IV)
Tujuan :
Untuk memastikan bahwa larutan yang diuji jernih dan
bebas
pengotor
Prinsip :
Membandingkan kejernihan larutan uji dengan suspense Padanan (pembanding).
Pengamatan dilakukan dibawah cahaya yang terdifusi tegak lurus ke arah bawah
tabung dengan latar belakang hitam.
Alat uji
kejernihan : Tabung reaksi alas datar
dengan diameter 15 m,tidak berwarna,transparan dan terbuat dari kaca netral.
Syarat : Kejernihan sama dengan air atau pelarut yang diamati.
4) Bobot Jenis (Farmakope Indonesia edisi
IV)
Tujuan :Menjamin
sediaan memiliki bobot jenis yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Alatnya :
Piknomemeter
Prinsip :Membandingkan
bobot sediaan sesuai dengan spesifikasi bobot air dalam volume dan suhu yang
sama.
Syarat :Bobot
jenis sediaan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
5) Viskositas/ kekentalan (Farmakope Indonesia
edisi IV)
Tujuan :Memeriksa
kesesuaian viskositas dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Alat : Viscometer Hoppler
Prinsip :Mengukur
kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam tabung pada suhu tetap dengan cara
menghitung waktu yang dibutuhkan oleh
bola untuk menetukan jarak tertentu melalui cairan pada tabung.
Syarat :Nilai viskositas sesuai dengan spesifikasi
yang telah
ditetapkan.
b. Evaluasi Sediaan Akhir
1) Organoleptik (Farmakope Indonesia edisi
IV)
Tujuan :
Memeriksa kesesuaian bau, rasa dan warna
dengan
spesifikasi
yang telah ditentukan.
Prinsip :
Pemeriksaan bau, rasa dan warna menggunakan panca
indra.
Syarat :Bau,
rasa dan warna sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan.
2) Penetapan pH (Farmakope Indonesia edisi
IV)
Tujuan :
Mengetahui pH sediaan.
Prinsip :Pengukuran
pH menggunakan pH meter yang telah
dikalibrasi.
Syarat :pH
sediaan sirup sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
3) Uji Kejernihan (Farmakope Indonesia edisi
IV)
Tujuan :
Untuk memastikan bahwa larutan yang diuji jernih dan
bebas
pengotor.
Prinsip :Membandingkan
kejernihan larutan uji dengan suspense padanan (pembanding). Pengamatan
dilakukan dibawah cahaya yang terdifusi, tegak lurus kea rah bawah tabung dengan
latar belakang hitam.
Alat uji
kejernihan :Tabung reaksi alas datar
dengan diameter 15 m, tidak
berwarna,
transparan dan terbuat dari kaca netral.
Syarat :
Kejernihan sama dengan air atau pelarut yang diamati.
4) Bobot Jenis (Farmakope Indonesia edisi
IV)
Tujuan :
Menjamin sediaan memiliki bobot jenis yang sesuai
dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan.
Alatnya :
Piknomemeter
Prinsip :Membandingkan
bobot sediaan sesuai dengan spesifikasi bobot air dalam volume dan suhu yang
sama.
Syarat :
Bobot jenis sediaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
5) Viskositas/ kekentalan (Farmakope
Indonesia edisi IV)
Tujuan :
Memeriksa kesesuaian viskositas dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Alat : Viscometer Hoppler
Prinsip :Mengukur
kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam tabung pada suhu tetap dengan cara
menghitung waktu yang dibutuhkan oleh bola untuk menetukan jarak tertentu melalui
cairan pada tabung.
Syarat :Nilai
viskositas sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
6) Volume terpindahkan (Farmakope Indonesia
edisi IV)
Tujuan :Sebagai
jaminan bahwa sediaan sirup yang dikemas
dalam wadah dosis ganda dengan
volume yang tertera di etiket jika dipindah kan dari wadah asli akan memberikan
volume sediaan seperti tertera di
etiket.
Alat : Gelas ukur kering.
Prinsip :Melihat
kesesuaian volume sediaan jika dipindahkan dari wadah asli dengan volume yang
tertera di etiket.
Prosedur :10
wadah dipilih dan dikocok satu per satu kemudian isi wadah dituang perlahan
dalam gelas ukur didiamkan selama kurang lebih 30 menit. Jika telah bebas
gelembung udara volume dapat di ukur.
Penafsiran
hasil :
-
Volume rata-rata campuran sirup yang diperoleh dari
10 wadah tidak kurang dari 100% dan tidak satupun yang kurang dari 95% dari volume yang tertera
di etiket.
-
Jika A volume rata-rata kurang dari 100%, tetapi
tidak ada satupun wadah yang volumenya kurang dari 95% dari yang tertera di
etiket atau
-
Jika B volume rarta-rata tidak kuarang dari 100%
dantidak lebih dari satu wadah yang volumenya kurang dari 95% tetapi tidak kurang dari 90% dari volume yang
tertera pada etiket maka lakukan uji tambahan terhadap 20 wadah tambahan.
-
Kriteria penerimaan : Volume rata-rata yang
diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari 100% yang tertera di etiket, dan
tidak lebih dari satu botol yang bervolume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang
dari 90% seperti yang tertera di etiket.
7) Identifikasi bahan aktif dalam sediaan
(Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan :
Secara kualitatif memastikan bahwa bahan aktiv yang ada dalam sediaan sirup
memang benar-benar zat aktiv yang diinginkan.
Metode :
Sesuai dengan yang tertera pada monografi sediaan sirup dengan kandungan zat
aktif tertentu pada Farmakope Indonesia.
8) Penetapan kadar zat aktif dalam sediaan
(Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan :Secara
kuantitatif mengetahui konsentrasi zat aktiv dalam sediaan.
Metode :
Sesuai dengan yang tertera pada monografi sediaan sirup dengan kandungan zat
aktif tertentu pada Farmakope Indonesia.
9) Uji efektivitas pengawet (Farmakope
Indonesia edisi IV)
Tujuan :Untuk
mengetahui efektivitas dari pengawet yang digunakan. Jadi uji ini hanya
dilakukan untuk sediaan yang mengandung pengawet.
2.
Pengujian
Sediaan Eliksir
Evaluasi Fisik
a.
Evaluasi
organoleptik
Tujuan : Memeriksa kesesuaian warna, bau dan
rasa larutan sedapat mungkin mendekati dengan spesifikasi sediaan yang telah
ditentukan selama formulasi.
Prinsip :
pemeriksaan bau, rasa, warna menggunakan panca indera.
Penafsiran hasil : warna, bau dan rasa memenuhi
spesifikasi formulasi yaitu ……. (SESUAIKAN DENGAN Spec. Sediaan yang
dibuat)
b.
Penetapan
pH (FI IV hal 1039-1040)
Alat : pH meter
Tujuan : mengetahui pH
sediaan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
Prinsip : pengukuran pH
cairan uji menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi
Penafsiran
hasil : pH sesuai dengan
spesifikasi formulasi sediaan yaitu ...... (SESUAIKAN DENGAN Spec. Sediaan yang
dibuat)
c.
Penetapan
Bobot Jenis [FI ed IV <981> hal 1030]
Tujuan :
menjamin sediaan memiliki bobot jenis untuk spesifikasi produk
yang akan dibuat
Prinsip
:
membandingkan bobot zat uji di udara terhadap bobot air dengan volume dan suhu
yang sama
Penafsiran Hasil : Hitung bobot jenis cairan dengan
rumus :
dt
= w3
– w1
w2 – w1
Keterangan
: dt
= bobot jenis pada suhu t
w1
= bobot piknometer kosong
w2
= bobot piknometer + air suling
w3 = bobot piknometer + cairan
d.
Evaluasi
Kejernihan [FI ed IV <881> hal 998
Tujuan
: memastikan
larutan terbebas dari pengotor
Prinsip
: membandingkan
kejernihan larutan uji dengan Suspensi Padanan, dilakukan di bawah cahaya yang
terdifusi tegak lurus ke arah bawah tabung dengan latar belakang hitam
Penafsiran
Hasil : sesuatu cairan dikatakan jernih jika kejernihannya sama
dengan air atau pelarut yang digunakan bila diamati di bawah kondisi seperti
tersebut di atas atau jika opalesensinya tidak lebih nyata dari suspensi
padanan I. Persyaratan untuk derajat oplesensi dinyatakan
dalan suspensi padanan I, II, dan III.
e.
Penetapan
Viskositas (Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2002, hlm 13-15)
Tujuan :
mengetahui harga viskositas suatu sediaan
Alat
: Viscometer
Hoeppler
Prinsip : mengukur kecepatan bola jatuh melalui
cairan dalam tabung pada temperatur tetap
Penafsiran hasil : viskositas cairan dihitung
dengan rumus :
η
= B (ρ1 – ρ2 ) t
keterangan : η = viskositas cairan
B = konstanta bola
ρ1= bobot
jenis bola
ρ2= bobot
jenis cairan
t
= waktu yang dibutuhkan bola untuk menempuh jarak tertentu
f.
Uji
Volume terpindahkan (FI IV hal 1089)
Tujuan
: Sebagai
jaminan bahwa larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis ganda, dengan volume
yang tertera di etiket tidak lebih dari 250 ml, jika dipindahkan dari wadah
asli akan memberikan volume sediaan seperti tertera di etiket.
Prinsip :
mengukur kesesuaian volume sediaan dengan yang tertulis pada etiket
jika dipindahkan dari wadah asli
Penafsiran
hasil :
•
Volume rata-rata campuran larutan atau sirup
yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100%, dan
•
Tidak satupun volume wadah kurang dari 95% dari
volume pada etiket.
•
Jika A adalah volume rata-rata kurang dari 100%
dari yang tertera pada etiket akan tetapi
tidak satu wadah pun volumenya kurang dari 95% atau B adalah tidak lebih
dari 1 wadah, volume kurang dari 95% tetapi tidak kurang dari 90% volume
tertera pada etiket à dilakukan uji tambahan
terhadap 20 wadah tambahan.
Persyaratan:
Volume rata-rata larutan atau sirup yang diperoleh dari 30 wadah tidak kurang
dari 100% dari yang tertera di etiket, dan tidak lebih dari 1 dari 30 wadah
volume kurang dari 95% tetapi tidak kurang dari 90% dari yang tertera di
etiket.
Evaluasi Kimia
a.
Identifikasi
Metode utama : (disesuaikan dengan zat aktif yang
digunakan)
b.
Penetapan
kadar
Metode utama : (disesuaikan dengan zat aktif yang
digunakan)
c. Penetapan kadar etanol (FI IV
<1041>, hal 1036, umumnya dipilih metoda II (kromatografi gascair, hal
1037)
Tujuan : menetapkan
kadar etanol dalam sediaan eliksir
Prinsip
: penentuan
kadar etanol dengan menggunakan metode kromatografi gas- cair
Perhitungan kadar : (2Ru/RsD)
Keterangan D adalah faktor pengenceran larutan uji 1, Ru
dan Rs berturut- turut adalah perbandingan respon puncak etanol dan asetonitril
dalam larutan uji II dan larutan baku II.
Penafsiran
Hasil : bobot jenis ditentukan untuk mendapatkan persentase volume
etanol dalam larutan, sesuai Tabel Bobot Jenis dan Kadar etanol (FI IV, hal 1221-1223)
Evaluasi Biologi
a.
Uji
efektivitas pengawet antimikroba (FI IV <61>, hal 854-855)
Tujuan :
Menunjukkan efektifitas pengawet antimikroba yang ditambahkan pada sediaan
dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa berair seperti produk
parenteral yang dicantumkan pada etiket produk yang bersangkutan.
Prinsip :
Pengurangan jumlah mikroba yang dimasukkan ke dalam sediaan yang mengandung
pengawet dalam selang waktu tertentu dapat digunakan sebagai parameter
efektifitas pengawet dalam sediaan. Inokulasi mikroba pada sediaan dengan cara
menginkubasi tabung bakteri biologik (Candida
Albicans, Aspergillus Niger, Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus)
yang berisi sampel dari inokula pada suhu 20-25C
dalam media Soybean-Casein
Digest Agar.
Penafsiran hasil:
Suatu pengawet dinyatakan efektif di dalam contoh yang
diuji, jika:
a.
Jumlah bakteri viabel pada hari ke-14 berkurang
hingga tidak lebih dari 0,1% dari jumlah awal.
b.
Jumlah kapang dan khamir viabel selama 14 hari
pertama adalah tetap atau kurang dari jumlah awal.
c.
Jumlah tiap mikroba uji selama hari tersisa dari
28 hari pengujian adalah tetap atau kurang dari bilangan yang disebut pada a
dan b.
b.
Penetapan
potensi antibiotik secara mikrobiologi (untuk zat aktifnya antibiotik) (FI IV <131>, hal 891-899)
Tujuan :
untuk memastikan aktivitas antibiotik tidak berubah selama proses pembuatan
larutan dan menunjukkan daya hambat antibiotik terhadap mikroba.
Prinsip :
Pengukuran hambatan pertumbuhan biakan mikroba oleh antibiotik dalam sediaan
yang ditambahkan ke dalam media padat atau cair yang mengandung biakan mikroba
berdasarkan metode lempeng atau metode turbidimetri.
Penafsiran
hasil : Potensi antibiotik
ditentukan dengan menggunakan metode garis lurus transformasi log dengan
prosedur penyesuaian kuadrat terkecil dan uji linieritas (FI IV,hal 898). Harga
KHM yang makin rendah, makin kuat potensinya. Pada Umumnya antibiotik yang
berpotensi tinggi mempunyai KHM yang rendah dan diameter hambat yang besar
c. Kandungan zat antimikroba
(khusus untuk formula yang menggunakan
pengawet) (FI
IV<441> hal 939-942)
Khusus
Pengawet : Metode I à
Kromatografi gas (Benzil alkohol, Klorbutanol, Fenol, Nipagin-Nipasol)
Metode II à Polarigrafi (Fenil Raksa (II) Nitrat, Timerosal)
Tujuan : Menentukan kadar pengawet terendah
yang masih efektif dan ditujukan untuk zat-zat yang paling umum digunakan untuk
menunjukkan bahwa zat yang tertera memang ada, tetapi tidak lebih dari 20% dari
jumlah yang tertera di etiket.
Prinsip : Penentuan kandungan zat antimikroba
menggunakan kromatografi gas atau polarografi (sesuaikan dengan pengawet yang digunakan)
Persyaratan : Produk harus mengandung sejumlah zat
antimikroba seperti yang tertera pada etiket ± 20%.
Penafsiran Hasil : kandungan zat antimikroba
dinyatakan dalam satuan b/v atau v/v
0 komentar:
Posting Komentar