MAKALAH
PENGUJIAN SEDIAAN
SALEP MATA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmasi
Industri
pada Program Studi Profesi Apoteker
UNIVERSITAS
PADJADJARAN
FAKULTAS FARMASI
2018
1. Evaluasi Fisika
1.1
Organoleptis
Pemeriksaan organoleptis meliputi warna dan bau yang
diamati secara visual (Depkes RI, 1995).
1.2.
Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan mengoleskan zat
yang akan diuji pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus
menunjukkan susunan yang homogen (Depkes RI, 1995).
1.3.
Uji Daya Sebar
Uji daya sebar ditentukan dengan
cara berikut. Sebanyak 0,5 gram salep diletakkan dengan hati-hati di atas kertas grafik yang dilapisi
plastik transparan, dibiarkan sesaat (1 menit) dan luas
daerah yang diberikan oleh sediaan dihitung kemudian tutup
lagi dengan plastik yang diberi beban tertentu masing-masing 50 gram, 100 gram, dan 150 gram,
kemudian dibiarkan selama 60 detik. Pertambahan luas yang diberikan
oleh sediaan dapat dihitung (Voigt, 1994).
1.4.
Uji Daya Lekat
Sampel 0,25 gram diletakan di atas 2 gelas obyek yang
telah ditentukan, kemudian ditekan dengan beban 1 kg selama 5 menit. Setelah itu,
gelas obyek dipasang pada alat test. Alat test diberi beban 80 gram dan kemudian
dicatat waktu pelepasan salep dari gelas obyek (Naibaho, dkk., 2013).
1.5.
Uji Kebocoran
Pilih 10 tube salep mata, dengan
segel khusus jika disebutkan. Bersihkan dan keringkan baik-baik permukaan luar
tiap tube dengan kain penyerap. Letakkan
tube pada posisi horizontal di atas lembaran kertas penyerap dalam oven dalam
suhu yang diatur pada 60o ± 3o C selama 8 jam. Tidak
boleh terjadi kebocoran yang berarti selama atau setelah pengujian selesai
(abaikan bekas salep yang diperkirakan berasal dari bagian luar dimana terdapat
lipatan dari tube atau dari bagian ulir tutup tube). Jika terdapat kebocoran dalam satu tube, tetapi
tidak lebih dsri satu tube; ulangi pengujian dengan tambahan 2 tube salep.
Pengujian memenuhi syarat jika tidak ada satupun kebocoran diamati dari 10 tube
uji pertama, atau kebocoran yang diamati tidak lebih dari satu dari 30 tube yang diuji (Depkes RI, 1995).
2. Evaluasi Kimia
2.1
Pengukuran pH
Alat pH meter dikalibrasi menggunakan larutan dapar pH 7 dan pH 4. Satu
gram sediaan yang
akan diperiksa diencerkan dengan air suling hingga10
mL. Elektroda pH meter dicelupkan
ke dalam larutan yang diperiksa, jarum pH
meter dibiarkan bergerak sampai menunjukkan posisi
tetap, pH yang ditunjukkan jarum pH meter dicatat. Syarat
ekuivalen dengan cairan mata, yaitu 7,4 (Ansel, 1989).
3. Evaluasi Biologi
3.1.
Uji Mikroba
Dilakukan untuk memperkirakan jumlah mikroba aerob
viabel didalam semua jenis perbekalan farmasi, mulai dari bahan baku hingga sediaan
jadi dan untuk menyatakan perbekalan farmasi tersebut bebas dari spesimen
mikroba tertentu. Spesimen uji biasanya terdiri dari Staphylococcus aureus,
Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa dan Salmonella. Pengujian dilakukan dengan
menambahkan 1 mL dari tidak kurang enceran 10-3 biakan mikroba berumur 24
jam kepada enceran pertama spesimen uji (dalam dapar fosfat 7,2, media fluid Soybean-Casein Digest atau
media fluid Lactose Medium) dan diuji
sesuai prosedur (Depkes RI, 1995).
4. Uji Penetapan Partikel Logam
Keluarkan sesempurna mungkin, isi 10 tube, masukkan
masing-masing ke dalam cawan petri terpisah ukuran 60 mm, alas datar, jernih,
dan bebas goresan. Tutup cawan, panaskan pada suhu 85oC selama 2
jam, jika perlu naikkan suhu sedikit lebih tinggi sampai salep meleleh
sempurna. Dengan menjaga kemungkinan terjadinya gangguan terhadap massa yang
meleleh, biarkan masing-masing mencapai suhu kamar dan membeku (Depkes RI, 1995).
Angkat tutup, balikkan cawan petri
sehingga berada di bawah mikroskop yang sesuai untuk perbesaran 30x yang
dilengkapi dengan mikrometer pengukuran dan kalibrasi pada perbesaran yang
digunakan. Selain sumber cahaya biasa, arahkan iluminator dari atas salep dengan
sudut 45o.Amati partikel logam pada seluruh dasar cawan petri.
Variasikan intensitas iluminator dari atas sehingga memungkinkan partikel logam
dapat dikenali dari refleksi karakteristik cahaya (Depkes RI, 1995).
Hitung jumlah partikel logam yang
berukuran 50 µm atau lebih besar pada setiap dimensi : persyaratan dipenuhi
jika jumlah partikel dari 10 tube tidak lebih dari 50 partikel dan jika tidak
lebih dari 1tube mengandung 8 partikel. Jika persyaratan tidak dipenuhi, ulangi
uji dengan penambahan 20 tube lagi : persyaratan dipenuhi jika jumlah partikel
logam yang berukuran 50 µm atau lebih besar pada tiap dimensi dari 30 tube
tidak lebih dari 150 partikel dan tidak lebih dari 3 tube masing-masing
mengandung 8 partikel (Depkes RI, 1995).
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.
Penerjemah : F. Ibrahim. Edisi ke-4. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Naibaho,
D. H., Yamkan, V, Y., Weni, Wiyono,. 2013. Pengaruh Basis Salep terhadap
Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Daun Kemangi (Ochinum sanchum L.) pada Kulit Punggung Kelinci yang Dibuat Infeksi
Staphylococcus aureus. Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT. 2 (2).
Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi
Farmasi. Yogyakarta : UGM Press.
1 komentar:
Numpang promo ya Admin^^
ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
dengan minimal deposit hanya 20.000
add Whatshapp : +85515373217 ^_~
Posting Komentar