Minggu, 01 Desember 2019

MAKALAH PENGUJIAN SEDIAAN EFFERVESCENT


MAKALAH

PENGUJIAN SEDIAAN EFFERVESCENT

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmasi Industri
pada Program Profesi Apoteker



UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS FARMASI
2018




A.    Devinisi Tablet Effervescent
Tablet effervescent yaitu tablet berbuih dibuat dengan cara kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air (Ansel, 1989). Tablet effervescent merupakan salah satu bentuk sediaan tablet yang dibuat dengan cara pengempaan bahan-bahan aktif dengan campuran asam-asam organik, seperti asam sitrat atau asam tartrat dan natrium karbonat. Bila tablet ini dimasukkan ke dalam air, mulailah terjadi reaksi kimia antara asam dan natrium karbonat sehingga terbentuk garam natrium dari asam dan menghasilkan gas karbondioksida serta air. Reaksinya cukup cepat dan biasanya berlangsung dalam waktu satu menit atau kurang. Disamping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang dapat membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu (Banker and Anderson, 1989).

Bahan yang digunakan dalam pembuatan tablet effervescent antara lain: 

a.       Sumber asam
 Bahan yang mengandung asam atau yang dapat membuat suasana asam pada campuran effervescent. Sumber asam jika direaksikan dengan air akan terhidrolisa kemudian melepaskan asam yang dalam proses selanjutnya menghasilkan CO2 (Mohrle, 1989). Menurut Morle (1989), keasaman sangat penting dalam proses reaksi effervescent, dan ini didapat dari tiga sumber asam yang mengandung asam tersebut, yaitu:
1) Asam anhidrat (acid anhydrides) Pada asam anhidrat ini tidak terdapat air kristal, contohnya: asam suksinat dan sitrat anhidrat.
2) Asam bebas Merupakan asam yang mengandung asam atau bahan yang bisa memberikan suasana asam pada campuran effervescent, seperti: asam sitrat (citric acid), asam tartrat (tartaric acid), asam malat (malic acid)
3) Asam garam (acid salt) Asam dalam bentuk garam, yang lebih mudah larut dalam air, contohnya: natrium dihidrogen fosfat. Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat dapat memperbaiki ikatan antar partikel, sehingga ikatan antar partikel di dalamnya menjadi semakin kuat. Dalam pembuatan tablet, hal ini sangat menguntungkan sekali karena dapat menghasilkan kekerasan tablet yang baik yang dapat tahan baik terhadap guncangan dan gesekan pada saat pengempaan, pengemasan dan pendistribusian. Secara sederhana proses pembuatan tablet effervescent dibagi menjadi dua tahap yaitu proses pencampuran bahan dan pencetakan tablet. Garam-garam effervescent biasanya diolah dari suatu kombinasi asam sitrat dan asam tartrat karena penggunaan bahan asam tunggal saja akan menimbulkan kesukaran. Apabila asam tartrat sebagai asam tungal, granul yang dihasilkan akan rapuh dan menggumpal. Bila hanya asam sitrat saja akan menghasilkan campuran lekat dan sukar menjadi granul (Ansel, 1989). 

b. Sumber karbonat
 Sumber karbonat digunakan sebagai bahan penghancur dan sumber timbulnya gas yang berupa CO2 pada tablet effervescent. Sumber karbonat yang biasa digunakan dalam pembuatan tablet effervescent adalah natrium bikarbonat dan natrium karbonat. Natrium bikarbonat merupakan bagian terbesar sumber karbonat dengan kelarutan yang sangat baik dalam air, non higroskopis, serta tersedia secara komersil mulai bentuk bubuk sampai granul, sehingga bikarbonat lebih banyak dipakai dalam pembuatan tablet effervescent (Mohrle, 1989).

c.    Bahan pengikat (binder)
Bahan pengikat digunakan untuk membantu menyatukan bahanbahan yang digunakan dalam pembuatan tablet effervescent. Penggunaan bahan pengikat ini terbatas, karena penggunaan bahan pengikat yang terlalu banyak akan menghambat disintegrasi (menurunkan daya larut) tablet effervescent dalam air (Mohrle, 1989). Bahan pengikat yang sering digunakan dalam pembuatan tablet effervescent adalah gula, jenis pati, gom arab, gelatin dan turunan selulosa (Rohdiana, 2002). Bahan pengikat dari bahan alami contohnya adalah agar-agar, pasta kanji umumnya kurang efektif digunakan, karena mempunyai daya larut yang kecil dan akan meninggalkan residu dalam air. Bahan pengikat kering contohnya: laktosa, dekstrosa, manitol umumnya banyak digunakan, tapi bahan pengikat ini tidak efektif jika digunakan dalam konsentrasi yang kecil (Mohrle, 1989). 

d.    Bahan pelicin (lubricant)
Diantara semua bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan tablet effervescent, lubricant adalah yang paling penting. Tanpa lubricant, bahan obat akan mengganggu peralatan kecepatan tinggi, karena bahan obat akan menempel pada dinding die pada saat pengempaan dan pengeluaran tablet. Penggunaan bahan pelicin dalam tablet effervescent terbatas karena akan mengurangi disintegrasi dari bahan obat itu sendiri. Konsentrasi lubricant yang digunakan adalah tidak lebih dari 1%. Magnesium, zat kapur, dan asam stearat adalah bahan yang paling efisien digunakan. Pada konsentrasi 1% atau lebih sedikit zat-zat tersebut efektif sebagai lubricant, tapi tidak dapat karut dalam air sehingga akan mengganggu disintegrasi dari tablet effervescent. Talk dan polytetrafluoroethylene dalam bentuk bubuk atau tepung juga tidak dapat larut dalam air, tetapi zat tersebut biasanya dapat mengizinkan disintegrasi tablet effervescent lebih cepat. Lubricant yang dapat larut dalam air biasanya kurang efektif jika dibandingkan dengan asam stearat dan dibutuhkan dalam konsentrasi yang cukup tinggi, contoh dari lubricant yang dapat larut dalam air adalah polietilenglikol 8000 dan sodium benzoate. Sodium stearat dan sodium oleat juga merupakan lubricant yang dapat larut dalam air dalam konsentrasi rendah, oleh karena itu kombinasi dari kedua zat ini dapat menjadi suatu lubricant yang efisien. Bahan pelicin dapat ditambahkan secara internal maupun eksternal. Bahan pelicin internal ditambahkan ke dalam campuran granul dan termasuk ke dalam formulasi. Bahan pelicin eksternal ditambahkan ke alat selama proses penabletan. Bahan pelicin yang sering digunakan adalah metal stearat dan polyethylenglycol (PEG) untuk bahan pelicin internal dan asam lemak untuk bahan pelicin eksternal (Morle, 1989). 

e.    Bahan pengisi (Diluent)
Bahan pengisi dalam tablet effervescent digunakan untuk mencapai berat tablet seperti yang diinginkan. Bahan pengisi yang digunakan harus dapat larut dalam air dan membentuk larutan yang jernih jika dilarutkan. Sodium bikarbonat juga dapat berfungsi sebagai diluents dalam tablet effervescent, dan hal ini tidak akan menimbulkan masalah pada pembentukan gas CO2. Contoh bahan lain yang dapat digunakan sebagai diluents dalam pembuatan tablet effervescent adalah sodium klorid dan sodium sulfat (Mohrle, 1989). 

f. Bahan tambahan lain Dalam tablet effervescent biasanya sering ditambahkan bahan pengisi dan pewarna untuk memperbaiki penampilan dan rasa tablet. Tapi yang paling penting untuk diperhatikan adalah bahan tersebut harus mudah larut dalam air agar tidak meninggalkan residu. Bahan tambahan lain ditambahkan dalam tablet effervescent berdasarkan fungsinya masing-masing. Pewarna dan pemanis juga sering ditambahkan untuk membuat tablet effervescent lebih menarik (Mohrle, 1989).

Keuntungan Tablet effervescent sebagai bentuk obat adalah kemungkinan pembentukan larutan dalam waktu cepat dan mengandung dosis obat yang tepat. Kerugian tablet effervescent adalah kesukaran menghasilkan produk yang stabil secara kimia. Kelembaban udara selama pembuatan produk sudah dapat untuk memulai reaksi effervescent. Selama reaksi berlangsung air yang dibebaskan dari bikarbonat menyebabkan autokatalisis. Tablet effervescent dikemas secara khusus dalam kantong lembaran alumunium kedap udara atau kemasan padat di dalam tabung silinder dengan ruang udara yang minimum (Mohrle, 1989).

B.     Pemeriksaan Kualitas Granul
Untuk mengetahui kualitas granul effervescent secara fisik maka perlu dilakukan beberapa evaluasi, diantaranya adalah: 

a.       Sudut diam (angle of repose)
Sudut diam yaitu sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Granul atau serbuk akan mudah mengalir dengan baik jika sudut diam yang terbentuk 250 -450 . Besar kecilnya sudut diam sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya gaya tarik dan gaya gesek antar partikel. Jika gaya tarik dan gaya gesek kecil, maka granul akan lebih cepat dan mudah mengalir. Selain itu sudut diam juga dipengaruhi oleh ukuran partikel, semakin kecil ukuran partikel maka kohesivitas partikel makin tinggi yang akan mengurangi kecepatan alirnya sehingga sudut diam yang terbentuk semakin besar (Fonner, et al., 1981).


b.  Waktu alir
Waktu alir yaitu waktu yang diperlukan sejumlah granul atau serbuk untuk mengalir dalam suatu alat alat yang dipakai. Pada campuran serbuk atau granul sifat alirnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah rapat jenis, porositas, bentuk partikel, ukuran partikel, kondisi percobaan, dan kandungan lembab (Voigt, 1984). Waktu alir 100 gram granul tidak lebih dari 10 detik (Fudholi, 1983). Alat yang digunakan yaitu flow tester.

c.       Pengetapan
Pengetapan menunjukkan penerapan volume sejumlah granul, serbuk akibat hentakan (tapped) dan getaran (vibrating). Makin kecil indeks pengetapan makin kecil sifat alirnya. Granul atau serbuk dengan indeks pengetapan kurang dari 20% menunjukkan sifat alir baik (Fashihi and Kanfer, 1986). Data pengetapan dapat digunakan untuk mengetahui kompresibilitas dari granul yang dihasilkan. Kompresibilitas dapat dilihat dari harga indeks Carr’s yang sangat bergantung pada kerapatan nyata meupun kerapatan mampat dari granul yaitu dengan cara kerapatan mampat dikurangi kerapatan nyata, lalu dibagi dengan kerapatan mampat. Kompresibilitas granul dinyatakan dalam persen. Hubungan antara indeks Carr’s dengan jenis aliran granul. Alay yang digunakan bulk density apparatus.


Evaluasi granul yang pertama dilakukan adalah uji kandungan lembab. Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kadar air yang terkandung dalam granul yang berupa kadar lembab. Pengujian ini dilakuakan dengan menggunakan alat moisture analyzer dengan mengeringkan sampel pada suhu 105ᵒC karna pada suhu ini semua air diharapkan telah menguap yaitu 5ᵒC diatas titk didih air.Kadar air yang rendah baik untuk penyimpanan sediaan dalam jangka waktu yang lebih lama sedangkan kadar air yang tinggi merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti jamur. Kandungan lembab granul effervescent yang baik yaitu 0,4-0,7%  (Fausett, 2000).
 Dari hasil pengujian kandungan lembab yang diperoleh sebesar 1,4% . Tingginya kandungan lembab pada granul effervescent hasil penelitian dikarenakan keterbatasan pada ruangan tempat memproduksi granul effervescent yang memiliki kelembaban relatif yang tinggi 55-65% sedangkan kelembaban relatif ruangan untuk pembuatan sediaan effervescent adalah 25% (Mohrle, 1989). Keterbatasan inilah yang membuat granul menyerap lembab dari lingkungan sehingga kandungan lembab dalam granul effervescent menjadi lebih tinggi.


C.     Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet
a.       bobot tablet
Menurut Farmakope Indonesia edisi III (1979), tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut: ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom b.


b.      Kekerasan tablet
Kekerasan merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan-tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan, dan terjadinya keretakan tablet selama pengemasan, pengangkutan, dan pendistribusian kepada konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan tablet yang baik adalah 4-8 kg (Parrot, 1970). Alat yang digunakan hardnest tester.

c.       Kerapuhan tablet
Kerapuhan merupakan parameter lain dari ketahanan tablet dalam melawan tahanan mekanik seperti goncangan dan pengikisan. Faktorfaktor yang mempengaruhi kerapuhan adalah banyaknya kandungan serbuk halus atau fines. Kerapuhan dinyatakan dalam prosentase bobot yang hilang selama uji kerapuhan. Tablet yang baik mempunyai nilai kerapuhan tidak lebih dari 1% (Parrot, 1970).

d.      Waktu hancur
Waktu hancur didefinisikan sebagai waktu yang diperoleh untuk hancurnya tablet dalam media yang sesuai. Tablet melepaskan obatnya dengan deagregasi (hilangnya kohesi granul) yang menghasilkan dispersi komponen dalam partikel halus (Fudholi, 1983). Tablet effervescent yang baik memiliki waktu larut tidak lebih dari 1 menit (Banker and Anderson, 1986). Menurut Bertuzzi (2005), formulasi tablet effervescent akan larut dalam ≤ 2 menit.



Daftar Pustaka

Ansel. H,C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, (Terjemahan), Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Banker, S.G., and Anderson, R.N., 1989, Tablet In Lachman, L. Lieberman, The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, 3 rd ed., Lea and Febiger, Philadelphia. 643-704.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta. 
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.
Mohrle, R (1989), Effervescent Tablets, In: Pharmaceutical  Dosage Forms: Tablets, vol. 1, Chapter 6, 2nd ed.  Lieberman, HA, Lachman, L and Schwartz, JB (Eds.).  Marcel Dekker Inc. New York.  
Rohdiana, D. 2002. Mengenali Teknologi Tablet Effervescent. http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0403/10/cakrawala/lainnya2.htm. 14 SEptember 2018.

0 komentar:

Posting Komentar