Minggu, 12 Februari 2017

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR Materi Pertemuan II Serbuk II


LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR

Materi Pertemuan II


Serbuk II



                            Nama    : Akhmad Andy Sandra

                            NIM      : 723901S.12.054

                            Dosen    : Husnul Warnida, S. Si., M. Si., Apt



LABORATORIUM FARMASETIKA DASAR

AKADEMI FARMASI SAMARINDA

2013

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Maksud Praktikum

Mahasiswa dapat meracik sediaan serbuk (pulvis, pulveres) yang memenuhi persyaratan Farmakope.

B.     Tujuan Praktikum

1.      Mahasiswa dapat membaca dan memahami resep

2.      Mahasiswa dapat menghitung dosis obat dalam resep

3.      Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat laboratorium dengan benar

4.      Mahasiswa dapat menimbang bahan obat dengan benar

5.      Mahasiswa dapat meracik sediaan serbuk

6.      Mahasiswa dapat mengevaluasi sediaan serbuk

7.      Mahasiswa dapat membuat salinan resep dan memberikan informasi obat dalam resep



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan. (FI III, 23)

Serbuk adalah campuran bahan kering, bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan dan dimaksudkan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. (FI IV, 14)

Kelebihan dan kelemahan serbuk. (FI III, 24)

A.    Kelebihan

1.      Serbuk lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si penderita

2.      Cocok untuk anak-anak dan orang dewasa yang sulit untuk menelan tablet atau kapsul

3.      Lebih stabil dan mudah diserap oleh tubuh

4.      Obat yang volumenya besar untuk tablet atau kapsul dapat dibuat dalam serbuk

B.     Kelemahan

1.      Tidak menutupi rasa yang tidak enak

2.      Pada penyimpanan yang tidak sesuai menjadi lembab

3.      Membutuhkan waktu yang lama dalam penyiapan di apotek

Serbuk dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

1.      Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot lebih kurang sama, dikemas menggunakan pengemas yang cocok untuk sekali minum. (FI III, 23)

2.      Serbuk tabur (pulvis adspersorius) adalah serbuk yang bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. (FI III, 24)

Keseragaman bobot :

Pada pengemasan serbuk bagi, jika jumlahnya genap dan lebih dari 10, serbuk dibagi dahulu menjadi 2 bagian sama banyak lalu masing-masing dibagi menjadi jumlah yang diinginkan. Penyimpanan berat masing-masing serbuk terhadap yang lain paling besar 10%. Serbuk bagi dikemas dalam kertas perkamen. Bagi serbuk yang mengandung zat yang higroskopis, serbuk dibungkus dengan kertas berlilin dan diserahkan dalam pot dengan tutup sekrup. Serbuk tabur dikemas di pot. (FI III, 24)

Derajat halus serbuk

Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor. Jika derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor berarti semua serbuk dapat melewati pengayak dengan nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan dua nomor, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melewati pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi. (IMO, 32)

Prinsip pengerjaan obat (FI III, 23)

1.      Serbuk diracik satu demi satu, dan dicampur secara sedikit demi sedikit, dimulai dari bahan obat yang jumlahnya sedikit, kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak nomor 60 dan dicampur lagi, jika serbuk mengandung lemak. Diayak dengan pengayak nomor 44

2.      Obat yang jumlahnya kurang dari 50 mg atau tidak bisa ditimbang, harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang cocok

3.      Obat serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus terlebih dahulu sampai derajat halus sesuai dengan tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk, setelah itu dikeringkan dengan suhu tidak lebih dari 50

4.      Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit digerus bersamaan dengan bahan pembawa atau bahan tambahan

5.      Obat berupa cairan, misalnya tinctur dan ekstra cair, diuapkan pelarutnya hingga hamper kering dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok

6.      Obat bermassa lembek, misalnya ekstra kental, dilarutkan dalam pelarut yang sesuai secukupnya dan diserbukkan dengan zat tambahan yang cocok

7.      Obat yang berwarna berlainan digerus bersamaan agar diketahui homogenitas serbuk

8.      Obat dan volumenya kecil digerus terlebih dahulu

Bahan tambahan harus memenuhi

1.      Tidak membahayakan dalam jumlah yang digunakan

2.      Tidak melebihi jumlah maksimum yang diperlukan untuk memberi efek yang diharapkan

3.      Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan dari sediaan resmi

4.      Tidak menggangu dalam pengujian dan penetapan kadar

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A.      Resep Asli I

1.      Resep Asli

Dr. Cornelia Sulla
Jl. A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 325/DKK-DU/III/2012
             Samarinda, 17 September 2012
R/ loco Bedak Yekacil            10
     adde
     Rose Oil                               gtt 1
     S.u.e
Pro : Meranti











                 

                  

                  Resep Standar

                  Loco Bedak Yekacil (ISO, vol. 46, 383)

      R/ Asam Salisilat            1%                                

      Balsam Peru                   0,5%

      Kamfer                           0,5%

      Mentol                           0,5%

      Sengoksida                     5%

2.      Kelengkapan Resep

Tanda tangan dokter tidak tertera

Nomor telepon dokter tidak tertera

Alamat pasien tidak tertera

Umur pasien tidak tertera

3.      Penggolongan Obat

O   :

G    :

W   :

B    : Balsam peru, sengoksida, belerang endap, kamfer, mentol (ISO, 386)

4.      Komposisi Bahan

Asam Salisilat                 : 1%                              

Balsam Peru                   : 0,5%

Kamfer                           : 0,5%

Mentol                           : 0,5%

Sengoksida                     : 5%

Rose Oil                           1 tetes

B.      Uraian Bahan

1.      Asam Salisilat (FI III, 56)

a.      Sinonim          : Acidum Salicylicum

b.      Khasiat            : Keratolitikum ; Antifungi

c.       Farmakologi   : Asam organis yang berkhasiat fungisid terhadap banyak  

                          fungi. Selain itu dapat melarutkan lapisan tanduk kulit

                          pada konsentrasi 6-10% (OOP, 100)                                      

d.      Pemerian        : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna

                          putih, hampir tidak berbau, rasa agak manis dan tajam

e.      Kelarutan        : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol

                          (95%) P ; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter

                          P ; larut dalam ammonium asetat P, dinatrium hidrogen

                          fosfat P ; kalium sitrat P

2.      Balsam Peru (FI III, 102)

a.      Sinonim          : Balsamum Peruvianum

b.      Khasiat            : Antiseptikum ekstem

c.       Farmakologi   : Getah yang berbau aromatis dari pohon Myroxylon

                          Pereira di Amerika Serikat. Berkhasiat bekteriotatis

                          lemah berdasarkan zat aktifnya cinnameine, yakni

                          campuran aster benzoate, sinamat dan alcohol. 

                         Walaupun sering kali menimbulkan sensitasi dan reaksi

                          alergi, obat ini masih banyak digunakan dalam salep dan

                          bedak tabur (purol) 3-4% untuk mengobati luka,

                          eczema, dan kudis (OOP, 253)

d.      Pemerian        : Cairan kental, lengket tidak berserat, coklat tua, dalam

                          lapisan tipis berwarna coklat transparan kemerahan,

                          bau aromatik khas menyerupai vanili (FI III, 102)

e.      Kelarutan        : Larut dalam kloroform P ; sukar larut dalam eter P ;

                          dalam minyak tanah P dan dalam asam asetat glacial P

C.      Perhitungan Penimbangan

Asam Salisilat             : 1% x 10 gram = 0,1 gram = 100 mg

Balsam Peru                : 0,5% x 10 gram = 0,05 gram = 50 mg

Kamfer                        : 0,5% x 10 gram = 0,05 gram = 50 mg

Mentol                        : 0,5% x 10 gram = 0,05 gram = 50 mg

Sengoksida                 : 5% x 10 gram = 0,5 gram = 500 mg

Talcum    ad                : 92,5% x 10 gram = 10 gram = 9250 mg

10000 mg – (100 mg + 50 mg + 50 mg + 50 mg + 500 mg) = 9250 mg

D.     Cara Kerja

1.      Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2.      Ditimbang bahan sesuai penimbangan

3.      Ayak zinci oxydum dengan ayakan nomor 100, sisihkan

4.      Geruslah kamfer dan mentol sampai mencair, beri sedikit talcum sedikit demi sedikit sehingga diperoleh serbuk kering, gerus, lalu sisihkan

5.      Encerkan balsam peru dengan etanol (95%) sebanyak 3 tetes, gerus dan tambahkan sedikit talcum, gerus hingga homogen, sisihkan

6.      Gerus acid. salyc., tambahkan etanol (95%) sebanyak 10 tetes, kemudian gerus, tambahkan sedikit talcum, gerus hingga homogen

7.      Campurkan campuran nomor 4 dan 5 sedikit demi sedikit ke campuran nomor 6, masukkan zinci oxydum, lalu gerus hingga halus dan homogen

8.      Kemudian tetesi rose oil 1 tetes

9.      Keluarkan dari mortir menggunakan sudip, dan ayak dengan ayakan nomor 100, lalu timbang berat serbuk

10.  Kemas dalam pot dan beri etiket biru

E.      Penandaan

Etiket Putih

Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
APT : Akhmad Andy Sandra
No. 1                 17 September 2012
Meranti
Untuk pemakaian luar
OBAT LUAR

F.       Edukasi

1.      Fungsi Obat ini adalah untuk mengobati gatal-gatal pada kulit

2.      Hindarkan penggunaan dekat mata dan luka terbuka

3.      Taburkan pada bagian kulir yang gatal sesudah mandi

4.      Simpan ditempat sejuk dan kering

A.      Resep Asli II

1.      Resep Asli

Dr. Cornelia Sulla
Jl. A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 325/DKK-DU/III/2012
Samarinda, 17 September 2012
R/ INH
    Vit. B6
    M.f. pulv. d.t.d. no. XV
    S. o. m. pulv I
Pro     : Dewo
Umur : 7 tahun

Resep Standar

R/ Isoniazidum                                      100 mg (For. Nas., 167)

Zat tambahan yang cocok secukupnya

R/ Vit. B6 (For. Nas., 262)

Pyridoxine Hydrochloridum                  20 mg

Zat tambahan yang cocok secukupnya

2.      Kelengkapan Resep

Tanda tangan dokter tidak tertera

Nomor telepon dokter tidak tertera

Alamat pasien tidak tertera

3.      Penggolongan Obat

O   :

G   : Isoniazidum (ISO, vol. 46, 193)

W :

B    : Pyridoxine Hydrochloridum (For. Ind., 115)

4.      Komposisi Bahan

Isoniazidum                             200 mg

Pyridoxine Hydrochloridum    ½ tab

Zat tambahan yang cocok

A.      Uraian Bahan

1.      Isoniazidum (FI III, 320)

a.      Sinonim          : Isoniazida

b.      Khasiat            : Antituberkulosa

c.       Farmakologi   : Bersifat bakterisid terhadap basil yang tumbuh pesat.

                          Aktif terhadap kuman yang berada intraseluler dalam

                          makrofag maupun diluar sel. Tidak aktif terhadap

                          bakteri lain. Mekanisme kerja berdasarkan

                          terganggunya sintesa mikolik asid, yang diperlukan

                          untuk membangun dinding bakteri.

d.      Pemerian        : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih ; tidak

                            berbau ; rasa agak pahit ; terurai perlahan-lahan oleh

                          udara dan cahaya

e.      Kelarutan        : Mudah larut dalam air ; agak sukar larut dalam etanol

                          (95%) P ; sukar larut dalam kloroform P dan eter P

f.        Dosis               : DM sehari              : 10 mg/kg

                            DM anak sekali     : 5 mg/kg – 15 mg/kg

                                            sehari    : 10 mg/kg – 30 mg/kg

2.      Vitamin B6 (FI III, 541)

a.      Sinonim          : Pyridoxini Hydrochlorida

b.      Khasiat            : Komponen vitamin B-kompleks

c.       Pemerian        : Hablur putih atau tidak berwarna atau serbuk hablur

                          putih ; tidak berbau ; rasa asin

d.      Kelarutan        : Mudah larut dalam air ; sukar larut dalam etanol (95%) P

                          ; praktis tidak larut dalam eter P

B.      Perhitungan Dosis

1.      INH

DM sehari               : 10 mg/kg x BB anak 7 tahun = 22,68 kg (ISO 46, 660)

DM sehari               : 10 mg/kg x 22,68 kg = 226,8 mg ≈ 227 mg

DM sekali                :  = 227 mg

DL anak   sekali       : 5 mg/kg x 22,68 kg – 15 mg/kg x 22,68 kg

                                  : 114 mg – 340 mg

               sehari       : 10 mg/kg x 22,68 kg – 30 mg/kg x 22,68 kg

                                 : 227 mg – 680 mg

DM anak   sekali     :  x 227 mg = 84 mg

                  sehari    :  x 227 mg = 84 mg

Dosis dalam resep : sekali   : 1 x 200 mg = 200 mg

                                  sehari : 1 x 200 mg = 200 mg

Kesimpulan             : Dosis terapi

2.      Vitamin B6

DL anak sehari       : 10 mg – 100 mg

               sekali        :  = 10 mg – 100 mg

Dosis dalam resep : sekali   : 1 x (½ x 10 mg) = 1 x 5 mg = 5 mg

                                  sehari : 1 x (½ x 10 mg) = 1 x 5 mg = 5 mg

Kesimpulan             : Dosis subterapi

Rekomendasi          : Dinaikkan sesuai DL

                                  sehari : 1 x 10 mg = 10 mg

                                  sekali   : 1 x 10 mg = 10 mg

C.      Perhitungan Penimbangan

1.      INH                          : 15 x 200 mg = 3000 mg

2.      Vit. B6                     : 15 x ½ tab = 7,5 tab x 10 mg = 75 mg

3.      Carmine                  : 25 mg

            Pengenceran carmine (1:10)

Carmine                      : 50 mg

Saccharum lactis        : 450 mg +

                               500 mg

Yang diambil                :  x 500 mg = 250 mg

4.      Laktosa                   : (15 x 500 mg) – (3000 mg + 75 mg + 250 mg)

                                      : 7500 mg – 3325 mg = 4175 mg

D.     Cara Kerja

1.      Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2.      Ditimbang bahan sesuai penimbangan

3.      Masukkan tablet vitamin B6 kedalam mortir, gerus hingga halus. Ditambahkan sebagian SL, gerus hingga homogen. Keluarkan dari mortir

4.      Masukkan INH, gerus hingga halus. Ditambahkan sisa SL sedikit demi sedikit kedalam mortir, gerus hingga homogen

5.      Dimasukkan campuran nomor 3 kedalam mortir yang berisi campuran INH dan SL, gerus hingga homogen

6.      Dikeluarkan serbuk dari mortir, ditimbang seluruhnya kemudian dicari bobot rata-rata 1 bungkus (jumlah timbangan dibagi 15 bungkus), kemudian ditimbang untuk 1 bungkus. Sisanya dibagi menjadi 2 bagian yang sama banyak, lalu dibagi 7 bagian sama banyak secara visual

7.      Dibungkus dalam kertas perkamen, masukkan dalam plastik klip, dan beri etiket putih

E.      Penandaan

Etiket Biru

Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
No. 2                   17 September 2012
Dewo
1 x sehari 1 bungkus
Tiap pagi
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

F.       Edukasi

1.      Obat ini berkhasiat untuk mengobati penyakit TBC

2.      Diminum 1 x sehari 1 bungkus, tiap pagi

3.      Obat ini tergolong antibiotik, harus dihabiskan

4.      Simpan ditempat sejuk dan terhindar dari cahaya matahari secara langsung

A.      Resep Asli III

1.      Resep Asli

Dr. Cornelia Sulla
Jl. A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 325/DKK-DU/III/2012
Samarinda, 17 September 2012
R/ Belladonnae tinct.           0,4
     Elaeosacch. M.pip.          0,2
     M. f. l. a. pulv. d.t.d. no. X
     S. o. 8 h. pulv 1 p.r.n.
Pro     : Sekar
Umur : 9 tahun

                  Resep Standar

Elaeosacch M. Pip.                  (IMO, 41)

Saccharum lactis                     2 gram

Oleum menthae piperetae     1 tetes

2.      Kelengkapan Resep

Tanda tangan dokter tidak tertera

Nomor telepon dokter tidak tertera

Alamat pasien tidak tertera

3.      Penggolongan Obat

O   :

G   : Belladonnae tinctur

W :

B    : Saccharum lactis

4.      Komposisi Bahan

Belladonae tinct.       0,4 gram

Elaeosacch. M.Pip     0,2 gram

B.      Uraian Bahan

1.      Belladonnae ticnture (FI III, 110)

a.      Sinonim          : Tingtur Beladon

b.      Khasiat            : Parasimpatolitikum

c.       Pemerian        : Cairan jernih ; warna kuning coklat, sampai hijau coklat ;

                          bau khas ; rasa agak pahit

d.      Dosis               : DM sekali          : 2 gram

                                 sehari         : 4 gram

                          DL anak  sekali   : 0,03 ml/kg

                                         sehari : 0,09 ml/kg

2.      Saccharum Lactis

a.      Sinonim          : Lactosum, laktosa

b.      Khasiat            : Zat tambahan

c.       Pemerian        : Serbuk hablur putih ; tidak berbau ; rasa agak manis

d.      Kelarutan        : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air

                          mendidih ; sukar larut dalam etanol (95%) P ; praktis

                          tidak larut dalam kloroform P dan eter P

C.      Perhitungan Dosis

1.      Belladonnae tincture

DL anak sekali        : 0,03 ml/kg ; sehari : 0,09 ml/kg

BJ. Belladonnae ticnture = 0,895 g/ml – 0,905 g/ml (F. Ned. V, 468)

DL anak sekali        : 0,03 ml/kg x 20,736 kg = 0,662 ml

                                : 0,662 ml x 0,895 g/ml – 0,905 g/ml

                                : 557 mg – 563 mg

               sehari       : 0,09 ml/kg x 20,736 kg = 1,866 ml

                                : 1,866 ml x 0,895 g/ml – 0,905 g/ml

                                : 1670 mg – 1689 mg

DM anak sekali       :  x DM dewasa

                                :  x 2000 mg = 900 mg

               sehari       :  x DM dewasa

                                : x 4000 mg = 1800 mg

Dosis dalam resep : sekali  : 1 x 400 mg = 400 mg

                                  sehari : 3 x 400 mg = 1200 mg

Kesimpulan               : Dosis Subterapi

Rekomendasi            : Dinaikkan sesuai DL

                                    sekali   : 1 x 557 mg = 557 mg

                                    sehari : 3 x 557 mg = 1671 mg

D.     Perhitungan Penimbangan

1.      Belladonnae tincture     : 10 x 0,557 gram = 5570 mg

2.      Elaeosacch M. Pip.         : 10 x 0,2 gram = 2000 mg

Saccharum lactis            : 2 gram

Oleum M. Pip.                : 1 tetes

E.      Cara Kerja

1.      Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2.      Ditimbang bahan sesuai penimbangan

3.      Dipanaskan mortir, dengan cara memasukkan air panas kedalam mortir hingga dinding luar mortir terasa panas. Keluarkan air panas, lalu bersihkan mortir dengan serbet

4.      Ditara cawan porselen, lalu dimasukkan belladonnae tincture kedalam cawan tersebut. Tambahkan sebagian SL, aduk hingga kering

5.      Dimasukkan belladonnae tinctur tadi kedalam mortir panas, lalu ditambahkan sisa SL, gerus hingga homogen

6.      Dimasukkan ol. menthae 1 tetes kedalam campuran bahan, gerus hingga homogen

7.      Bagi bahan menjadi 2 bagian sama banyak, timbang sama rata

8.      Dibagi masing-masing bagian diatas lima kertas perkamen, sampai seluruhnya berjumlah 10 bagian kertas perkamen

9.      Dibungkus serbuk dan masukkan dalam plastik klip, beri etiket putih

F.       Penandaan

Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
No. 3                            17 September 2012
Sekar
3 x sehari 1 bungkus
Bila perlu
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

G.     Edukasi

1.      Obat ini berkhasiat untuk menghilangkan kejang kejang

2.      Diminum 3 x sehari 1 bungkus, bila perlu

Bab IV Pembahasan

Resep 1

Pada resep kali ini, akan dibuat sediaan serbuk tak terbagi (pulvis) berupa pulvis adspersorius atau serbuk tabur. Serbuk tabur tersebut harus bebas dari butiran kasar. Bahan-bahan yang terdapat dalam resep ini adalah mentol, balsam peru, ZnO, Asam Salisilat, Kamfer, Talkum, dan Rose Oil.

Zinci Oxydum berkhasiat sebagai antiseptikum lokal. Asam Salisilat berkhasiat sebagai Antifungi atau anti jamur. Kamfer dan mentol berfungsi sebagai Antiiritan. Sedangkan Talkum berfungsi sebagai zat tambahan yang digunakan untuk membantu mengeringkan bahan-bahan yang mencair pada saat pengerjaan obat. Dan Rose Oil sebagai pengaroma.

ZnO sebelum digerus harus banyak terlebih dahulu dengan ayakan nomor 100. Pengayakan ini dilakukan untuk memisahkan ZnO dari CO2, karena ZnO dengan udara lambat laun akan menyerap CO2 dari udara. Selain itu juga agar partikelnya menjadi halus. Kamfer dan Mentol merupakan campuran eutecticum, yaitu keadaan di mana titik lebur campuran eutecticum, yaitu keadaan dimana titik lebur campuran keduanya lebih rendah daripada titik lebur masing-masing, sehingga bila dicampur akan mencair. Jadi dalam pengerjaannya, mentol digerus dengan kamfer, setelah mencair ditambah sedikit talkum digerus sehingga diperoleh serbuk kering. Menurut aturan farmakope, talkum dan belerang endap sebelum digerus juga diayak terlebih dahulu dengan ayakan nomor 120.

Asam Salisilat digerus dengan etanol (95%) karena asam salisilat merupakan serbuk sangat ringan dan mudah terbang yang dapat menyebabakan ransangan terhadap selaput lendir hidung dan mata sehingga menimbulkan bersin-bersin. Sehingga asam salisilat harus digerus dengan etanol (95%) digerus ad halus kemudian ditambahkan sedikit talkum sampai etanol menguap. Begitu juga dengan balsam peru. Balsam peru merupakan cairan kental sehingga balsam peru harus dilarutkan dengan etanol (95%) kemudian digerus ad homogen kemudian ditambahkan dengan sisa talkum digerus ad kering. Ditetesi dengan Rose Oil sebanyak 1 tetes. Rose oil diteteskan terakhir karena untuk mencegah menguap dan hilangnya fungsi Rose oil sebagai pengaroma. Masukkan kedalam pot kosong yang telah ditimbang. Pot ditimbang untuk mengetahui netto dari sediaan ini. Setelah itu diberi etiket biru.      

Resep 2

Pada praktikum kali ini, praktikan membuat sediaan berupa pulveres. Pulveres atau serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok. Bahan-bahan yang digunakan dalam resep ini adalah INH, Vitamin B6, Karmin dan Saccharum Lactis.

Bahan aktif dalam sediaan ini adalah INH dan Vitamin B6. INH berkhasiat anti tuberkulosa yang aktif membasmi kuman yang berada intraseluler dalam makrofag maupun diluar sel (ekstraselular). pada dosis melebihi 400 mg, INH memiliki efek samping yaitu polyneuritis yakni radang saraf dengan gejala kejang dan gangguan penglihatan. penyebabnya adalah persaingan dengan piridoksin yang rumus kimianya mirip INH yaitu rumus kimia untuk piridoksin adalah C8H11NO3HCldan rumus kimia INH adalah C6H7N3O. guna menghindari reaksi toksis ini biasanya diberikan piridoksin (vitamin B6) 10 mg sehari.

Diambil 7 tab Vitamin B6 0,5 tabnya diencerkan dengan cara dimasukkan 1 tab vitamin B6, lalu gerus ad halus, dikeluarkan dari mortir dan ditimbang menjadi 2 bagian yang sama banyak. Ambil 1 bagian dan sisanya dibungkus. Digerus 7 Tab vitamin B6 dalam mortir ad halus kemudian ditambahkan campuran no 4 dan tambahkan SL digerus ad homogen, disisihkan. Digerus 15 Tab INH ad halus. Dicampurkan campuran no 3 dan no 5 ke dalam campuran no 5 digerus ad homogen. Serbuk ditimbang seluruhnya, setelah itu dicari bobot rata-rata untuk 1 bungkus, setelah itu sisa bagian serbuk dibagi menjadi 2 bagian yang sama banyak dengan cara penimbangan, kemudian masing-masing bagian dibagi menjadi 7 bagian yang sama banyak secara visual.

Penyimpangan terhadap bobot rata-rata

< 10 %              = 5 bungkus

            10 – 15 %         = 8 bungkus

            >15 %              = 2 bungkus

Menurut farmakope III, penyimpanagan antara penimbangan satu per satu terhadap bobot isi rata-ratatidak lebih dari 15%. sehingga berdasarkan aturan di Farmakope tersebut resep kedua tidak memenuhi syarat. Seharusnya tidak boleh ada penyimpangan lebih dari 10%.

Resep 3

Pada praktikum kali ini,praktikan membuat sediaan berupa pulveres .Pulveres atau serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang sama banyak dan di bungkus dengan kertas perkamen .Bahan –bahan yang digunakan dalam resep ini antara lain Belladonnae tincture, Saccharum Lactis dan Oleum menthae piperatae.

Bahan aktif dalam sediaan ini adalah Balladonnae tincture.Balladonnae tincture ini berkhasiat sebagai parasimpatolitikum atau menghambat kerja saraf simpatik.

Bahan tambahan yang digunakan dalam resep ini adalah Elaeosacch.M.Pip yang terdiri dari Saccharum Lactis dan Oleum Menthae Piperatae,yang mana saccharum lactis ini sebagai pemanis dan Oleum Menthae sebagai mengeluarkan angin dari dalam tubuh manusia .

Setelah alat dan bahan disiapkan ,kemudian masukkan        Belladonnae tincture di cawan porselin .Lalu panaskan mortir dan stemper dengan air panas ,karena Belladonnae tinctura yang digunakan banyak ,sehingga untuk membuat sediaan serbuk kering dengan cara menguapkan Belladonnae tinctura di penangas air dan tambahkan Sl dan diaduk sampai kering .Setelah mortir dan stemper di panaskan dengan air panas sampai dinding mortir hangat. Pindahkan Belladonnae tinctura ke dalam mortir yang telah dipanaskan ,kemudian gerusnad halus dan homogen.

Kemudian Serbuk dibagi menjadi 2 bagian dengan cara penimbangan yang bertujuan untuk mempermudah membagi serbuk sama rata.Setelah dibagi dua dengan cara penimbangan ,masing-masing dibagi menjadi 5 bagian menjadi 10 bagian lalu serbuk di bungkus dengan kertas perkamen .Setelah itu di kemas dan dimasukkan kedalam plastic klip dan beri etiket putih.

Bab V Penutup

A.      Kesimpulan

Resep  1

Resep  1 ini mengandung komposisi bahan yaitu Asam Salisilat, Balsam Peru, Kamfer, Mentol, Rose Oil, dan Talcum. Obat ini untuk pemakaian luar  yaitu pada kulit . Obat ini berkhasiat menghilangkan iritasi dan gatal-gatal pada kulit.

Resep 2

Resep 2 ini mengandung komposisi bahan yaitu INH dan Vitamin B6 yang kegunaan dan khasiatnya  untuk mengatasi TBC.

Resep 3

Resep 3 ini mengandung komposisi bahan yaitu Belladonnae Tinct yang kegunaan dan khasiatnya sebagai penghilang nyeri dan kejang perut.

B.      Saran

Jika akan mengeluarkan bahan campuran dari mortir, diharapkan bahan campuran yang dikeluarkan dari mortir tersebut benar-benar habis dan tidak bersisa atau menempel pada mortir. Karena jika tidak, akan berpengaruh terhadap komposisi yang terkandung dalam bahan tersebut.

Daftar Pustaka

Anief, Muhammad. 1987. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

             . 1978. Formularium Nasional. Edisi II. Depkes RI : Jakarta.

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Depkes  RI : Jakarta.

Raharja, Kirana. 2002. Obat-obat Penting. PT Elex Media Komputindo : Jakarta.

Informasi Spesialit Obat (ISO). Indonesia : ISFI.

0 komentar:

Posting Komentar