LAPORAN
PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR
Materi
Pertemuan II
Serbuk II
Nama
: Akhmad Andy Sandra
NIM
: 723901S.12.054
Dosen
: Husnul Warnida, S. Si., M. Si., Apt
LABORATORIUM
FARMASETIKA DASAR
AKADEMI
FARMASI SAMARINDA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Maksud Praktikum
Mahasiswa
dapat meracik sediaan serbuk (pulvis, pulveres) yang memenuhi persyaratan
Farmakope.
B.
Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa
dapat membaca dan memahami resep
2. Mahasiswa
dapat menghitung dosis obat dalam resep
3. Mahasiswa
dapat menggunakan alat-alat laboratorium dengan benar
4. Mahasiswa
dapat menimbang bahan obat dengan benar
5. Mahasiswa
dapat meracik sediaan serbuk
6. Mahasiswa
dapat mengevaluasi sediaan serbuk
7. Mahasiswa
dapat membuat salinan resep dan memberikan informasi obat dalam resep
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Serbuk adalah campuran
homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan. (FI III, 23)
Serbuk adalah campuran
bahan kering, bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan dan dimaksudkan untuk
pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. (FI IV, 14)
Kelebihan
dan kelemahan serbuk. (FI III, 24)
A. Kelebihan
1. Serbuk
lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si penderita
2. Cocok
untuk anak-anak dan orang dewasa yang sulit untuk menelan tablet atau kapsul
3. Lebih
stabil dan mudah diserap oleh tubuh
4. Obat
yang volumenya besar untuk tablet atau kapsul dapat dibuat dalam serbuk
B. Kelemahan
1. Tidak
menutupi rasa yang tidak enak
2. Pada
penyimpanan yang tidak sesuai menjadi lembab
3. Membutuhkan
waktu yang lama dalam penyiapan di apotek
Serbuk
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Serbuk
bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot lebih kurang sama,
dikemas menggunakan pengemas yang cocok untuk sekali minum. (FI III, 23)
2. Serbuk
tabur (pulvis adspersorius) adalah serbuk yang bebas dari butiran kasar dan
dimaksudkan untuk obat luar. (FI III, 24)
Keseragaman
bobot :
Pada
pengemasan serbuk bagi, jika jumlahnya genap dan lebih dari 10, serbuk dibagi
dahulu menjadi 2 bagian sama banyak lalu masing-masing dibagi menjadi jumlah
yang diinginkan. Penyimpanan berat masing-masing serbuk terhadap yang lain
paling besar 10%. Serbuk bagi dikemas dalam kertas perkamen. Bagi serbuk yang
mengandung zat yang higroskopis, serbuk dibungkus dengan kertas berlilin dan
diserahkan dalam pot dengan tutup sekrup. Serbuk tabur dikemas di pot. (FI III,
24)
Derajat
halus serbuk
Derajat
halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor. Jika derajat halus
serbuk dinyatakan dengan satu nomor berarti semua serbuk dapat melewati
pengayak dengan nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan dua nomor, dimaksudkan
bahwa semua serbuk dapat melewati pengayak dengan nomor terendah dan tidak
lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi. (IMO, 32)
Prinsip
pengerjaan obat (FI III, 23)
1. Serbuk
diracik satu demi satu, dan dicampur secara sedikit demi sedikit, dimulai dari
bahan obat yang jumlahnya sedikit, kemudian diayak, biasanya menggunakan
pengayak nomor 60 dan dicampur lagi, jika serbuk mengandung lemak. Diayak
dengan pengayak nomor 44
2. Obat
yang jumlahnya kurang dari 50 mg atau tidak bisa ditimbang, harus dilakukan
pengenceran menggunakan zat tambahan yang cocok
3. Obat
serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus terlebih dahulu sampai derajat
halus sesuai dengan tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk, setelah itu
dikeringkan dengan suhu tidak lebih dari 50
4. Obat
yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit digerus bersamaan dengan bahan
pembawa atau bahan tambahan
5. Obat
berupa cairan, misalnya tinctur dan ekstra cair, diuapkan pelarutnya hingga
hamper kering dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok
6. Obat
bermassa lembek, misalnya ekstra kental, dilarutkan dalam pelarut yang sesuai
secukupnya dan diserbukkan dengan zat tambahan yang cocok
7. Obat
yang berwarna berlainan digerus bersamaan agar diketahui homogenitas serbuk
8. Obat
dan volumenya kecil digerus terlebih dahulu
Bahan
tambahan harus memenuhi
1. Tidak
membahayakan dalam jumlah yang digunakan
2. Tidak
melebihi jumlah maksimum yang diperlukan untuk memberi efek yang diharapkan
3. Tidak
mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan dari sediaan resmi
4. Tidak
menggangu dalam pengujian dan penetapan kadar
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Resep Asli I
1. Resep Asli
Dr.
Cornelia Sulla
Jl. A. W.
Sjahranie 226 Samarinda
SIP :
325/DKK-DU/III/2012
|
Samarinda, 17 September 2012
R/ loco
Bedak Yekacil 10
adde
Rose
Oil gtt 1
S.u.e
Pro
: Meranti
|
Resep Standar
Loco Bedak Yekacil (ISO, vol.
46, 383)
R/
Asam Salisilat 1%
Balsam
Peru 0,5%
Kamfer
0,5%
Mentol
0,5%
Sengoksida
5%
2. Kelengkapan Resep
Tanda tangan
dokter tidak tertera
Nomor
telepon dokter tidak tertera
Alamat
pasien tidak tertera
Umur pasien
tidak tertera
3. Penggolongan Obat
O :
G :
W :
B : Balsam peru, sengoksida, belerang endap,
kamfer, mentol (ISO, 386)
4. Komposisi Bahan
Asam
Salisilat : 1%
Balsam Peru : 0,5%
Kamfer : 0,5%
Mentol : 0,5%
Sengoksida
: 5%
Rose
Oil 1 tetes
B. Uraian Bahan
1. Asam Salisilat (FI III, 56)
a. Sinonim :
Acidum Salicylicum
b. Khasiat :
Keratolitikum ; Antifungi
c. Farmakologi :
Asam organis yang berkhasiat fungisid
terhadap banyak
fungi.
Selain itu dapat melarutkan lapisan tanduk kulit
pada
konsentrasi 6-10% (OOP, 100)
d. Pemerian :
Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk
berwarna
putih,
hampir tidak berbau, rasa agak manis dan tajam
e. Kelarutan :
Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4
bagian etanol
(95%)
P ; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter
P
; larut dalam ammonium asetat P, dinatrium hidrogen
fosfat
P ; kalium sitrat P
2. Balsam Peru (FI III, 102)
a. Sinonim :
Balsamum Peruvianum
b. Khasiat :
Antiseptikum ekstem
c. Farmakologi :
Getah yang berbau aromatis dari pohon
Myroxylon
Pereira
di Amerika Serikat. Berkhasiat bekteriotatis
lemah
berdasarkan zat aktifnya cinnameine, yakni
campuran
aster benzoate, sinamat dan alcohol.
Walaupun sering kali menimbulkan sensitasi dan
reaksi
alergi,
obat ini masih banyak digunakan dalam salep dan
bedak
tabur (purol) 3-4% untuk mengobati luka,
eczema,
dan kudis (OOP, 253)
d. Pemerian :
Cairan kental, lengket tidak berserat,
coklat tua, dalam
lapisan
tipis berwarna coklat transparan kemerahan,
bau
aromatik khas menyerupai vanili (FI III, 102)
e. Kelarutan :
Larut dalam kloroform P ; sukar larut
dalam eter P ;
dalam
minyak tanah P dan dalam asam asetat glacial P
C. Perhitungan Penimbangan
Asam Salisilat : 1% x 10 gram =
0,1 gram = 100 mg
Balsam Peru : 0,5% x 10 gram = 0,05 gram = 50 mg
Kamfer : 0,5% x 10 gram = 0,05 gram = 50 mg
Mentol : 0,5% x 10 gram = 0,05 gram = 50 mg
Sengoksida : 5% x 10 gram = 0,5 gram = 500 mg
Talcum ad : 92,5% x 10 gram = 10 gram = 9250
mg
10000 mg – (100 mg + 50 mg + 50 mg + 50 mg +
500 mg) = 9250 mg
D. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ditimbang bahan sesuai penimbangan
3. Ayak zinci oxydum dengan ayakan nomor 100,
sisihkan
4. Geruslah kamfer dan mentol sampai mencair,
beri sedikit talcum sedikit demi sedikit sehingga diperoleh serbuk kering,
gerus, lalu sisihkan
5. Encerkan balsam peru dengan etanol (95%)
sebanyak 3 tetes, gerus dan tambahkan sedikit talcum, gerus hingga homogen,
sisihkan
6. Gerus acid. salyc., tambahkan etanol (95%)
sebanyak 10 tetes, kemudian gerus, tambahkan sedikit talcum, gerus hingga
homogen
7. Campurkan campuran nomor 4 dan 5 sedikit demi
sedikit ke campuran nomor 6, masukkan zinci oxydum, lalu gerus hingga halus dan
homogen
8. Kemudian tetesi rose oil 1 tetes
9. Keluarkan dari mortir menggunakan sudip, dan
ayak dengan ayakan nomor 100, lalu timbang berat serbuk
10. Kemas dalam pot dan beri etiket biru
E. Penandaan
Etiket Putih
Laboratorium
Farmasetika Dasar
Akademi
Farmasi Samarinda
APT :
Akhmad Andy Sandra
|
No. 1 17 September 2012
Meranti
Untuk
pemakaian luar
|
OBAT LUAR
|
F. Edukasi
1. Fungsi Obat ini adalah untuk mengobati
gatal-gatal pada kulit
2. Hindarkan penggunaan dekat mata dan luka
terbuka
3. Taburkan pada bagian kulir yang gatal sesudah
mandi
4. Simpan ditempat sejuk dan kering
A. Resep Asli II
1. Resep Asli
Dr. Cornelia Sulla
Jl. A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 325/DKK-DU/III/2012
|
Samarinda, 17 September 2012
R/ INH
Vit. B6
M.f. pulv. d.t.d. no. XV
S. o. m. pulv I
Pro : Dewo
Umur : 7 tahun
|
Resep Standar
R/ Isoniazidum 100
mg (For. Nas., 167)
Zat tambahan yang cocok secukupnya
R/ Vit. B6 (For. Nas., 262)
Pyridoxine
Hydrochloridum 20 mg
Zat tambahan yang cocok secukupnya
2. Kelengkapan Resep
Tanda tangan dokter tidak tertera
Nomor telepon dokter tidak tertera
Alamat pasien tidak tertera
3. Penggolongan Obat
O :
G : Isoniazidum (ISO, vol. 46, 193)
W :
B : Pyridoxine Hydrochloridum (For. Ind., 115)
4. Komposisi Bahan
Isoniazidum 200 mg
Pyridoxine
Hydrochloridum ½ tab
Zat tambahan yang
cocok
A.
Uraian Bahan
1. Isoniazidum (FI III, 320)
a. Sinonim :
Isoniazida
b. Khasiat :
Antituberkulosa
c. Farmakologi :
Bersifat bakterisid terhadap basil yang
tumbuh pesat.
Aktif terhadap kuman
yang berada intraseluler dalam
makrofag maupun diluar
sel. Tidak aktif terhadap
bakteri lain.
Mekanisme kerja berdasarkan
terganggunya sintesa
mikolik asid, yang diperlukan
untuk membangun
dinding bakteri.
d. Pemerian :
Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur
putih ; tidak
berbau ; rasa agak pahit ; terurai perlahan-lahan oleh
udara dan cahaya
e. Kelarutan :
Mudah larut dalam air ; agak sukar larut
dalam etanol
(95%) P ; sukar larut
dalam kloroform P dan eter P
f.
Dosis : DM
sehari : 10 mg/kg
DM anak sekali
: 5 mg/kg – 15 mg/kg
sehari
: 10 mg/kg – 30 mg/kg
2. Vitamin B6 (FI III, 541)
a. Sinonim :
Pyridoxini Hydrochlorida
b. Khasiat :
Komponen vitamin B-kompleks
c. Pemerian :
Hablur putih atau tidak berwarna atau
serbuk hablur
putih ; tidak berbau ;
rasa asin
d. Kelarutan :
Mudah larut dalam air ; sukar larut dalam etanol (95%) P
; praktis tidak larut
dalam eter P
B.
Perhitungan Dosis
1. INH
DM sehari : 10 mg/kg x BB anak 7 tahun =
22,68 kg (ISO 46, 660)
DM sehari : 10 mg/kg x 22,68 kg = 226,8 mg ≈
227 mg
DM sekali :
=
227 mg
DL
anak sekali : 5 mg/kg x 22,68 kg – 15 mg/kg x 22,68
kg
: 114 mg – 340 mg
sehari : 10 mg/kg x 22,68 kg – 30 mg/kg x 22,68 kg
:
227 mg – 680 mg
DM
anak sekali
: x 227 mg = 84 mg
sehari : x 227
mg = 84 mg
Dosis dalam resep : sekali :
1 x 200 mg = 200 mg
sehari : 1 x 200 mg = 200 mg
Kesimpulan
: Dosis terapi
2. Vitamin B6
DL
anak sehari : 10 mg – 100 mg
sekali : =
10 mg – 100 mg
Dosis dalam resep : sekali :
1 x (½ x 10 mg) = 1 x 5 mg = 5 mg
sehari
: 1 x
(½ x 10 mg) = 1 x 5 mg = 5 mg
Kesimpulan
:
Dosis subterapi
Rekomendasi
:
Dinaikkan sesuai DL
sehari : 1 x 10 mg = 10 mg
sekali : 1 x 10 mg = 10 mg
C.
Perhitungan
Penimbangan
1. INH :
15 x 200 mg = 3000 mg
2. Vit. B6 :
15 x ½ tab = 7,5 tab x 10 mg = 75 mg
3. Carmine : 25
mg
Pengenceran carmine (1:10)
Carmine :
50 mg
Saccharum lactis : 450 mg +
500 mg
Yang
diambil : x 500 mg = 250 mg
4. Laktosa :
(15 x 500 mg) – (3000 mg + 75 mg + 250 mg)
: 7500 mg – 3325 mg = 4175 mg
D.
Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Ditimbang bahan sesuai penimbangan
3. Masukkan tablet vitamin B6 kedalam mortir,
gerus hingga halus. Ditambahkan sebagian SL, gerus hingga homogen. Keluarkan
dari mortir
4. Masukkan INH, gerus hingga halus. Ditambahkan
sisa SL sedikit demi sedikit kedalam mortir, gerus hingga homogen
5. Dimasukkan campuran nomor 3 kedalam mortir
yang berisi campuran INH dan SL, gerus hingga homogen
6. Dikeluarkan serbuk dari mortir, ditimbang
seluruhnya kemudian dicari bobot rata-rata 1 bungkus (jumlah timbangan dibagi
15 bungkus), kemudian ditimbang untuk 1 bungkus. Sisanya dibagi menjadi 2
bagian yang sama banyak, lalu dibagi 7 bagian sama banyak secara visual
7. Dibungkus dalam kertas perkamen, masukkan
dalam plastik klip, dan beri etiket putih
E.
Penandaan
Etiket Biru
Laboratorium
Farmasetika Dasar
Akademi
Farmasi Samarinda
Apt :
Akhmad Andy Sandra
|
No. 2 17 September 2012
Dewo
1 x sehari
1 bungkus
Tiap pagi
|
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER
|
F.
Edukasi
1. Obat ini berkhasiat untuk mengobati penyakit
TBC
2. Diminum 1 x sehari 1 bungkus, tiap pagi
3. Obat ini tergolong antibiotik, harus
dihabiskan
4. Simpan ditempat sejuk dan terhindar dari
cahaya matahari secara langsung
A. Resep Asli III
1. Resep Asli
Dr.
Cornelia Sulla
Jl.
A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP
: 325/DKK-DU/III/2012
|
Samarinda, 17 September 2012
R/
Belladonnae tinct. 0,4
Elaeosacch. M.pip. 0,2
M. f. l. a. pulv. d.t.d. no. X
S. o. 8 h. pulv 1 p.r.n.
Pro : Sekar
Umur : 9 tahun
|
Resep Standar
Elaeosacch M.
Pip. (IMO, 41)
Saccharum lactis 2 gram
Oleum menthae
piperetae 1 tetes
2. Kelengkapan Resep
Tanda tangan
dokter tidak tertera
Nomor telepon
dokter tidak tertera
Alamat pasien
tidak tertera
3. Penggolongan Obat
O :
G : Belladonnae tinctur
W :
B : Saccharum lactis
4. Komposisi Bahan
Belladonae
tinct. 0,4 gram
Elaeosacch.
M.Pip 0,2 gram
B.
Uraian Bahan
1. Belladonnae ticnture (FI III, 110)
a. Sinonim :
Tingtur Beladon
b. Khasiat :
Parasimpatolitikum
c. Pemerian :
Cairan jernih ; warna kuning coklat,
sampai hijau coklat ;
bau khas ; rasa agak
pahit
d. Dosis :
DM sekali
: 2 gram
sehari
: 4 gram
DL anak sekali :
0,03 ml/kg
sehari
: 0,09 ml/kg
2. Saccharum Lactis
a. Sinonim :
Lactosum, laktosa
b. Khasiat :
Zat tambahan
c. Pemerian : Serbuk hablur putih ; tidak berbau ; rasa agak
manis
d. Kelarutan :
Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1
bagian air
mendidih ; sukar larut
dalam etanol (95%) P ; praktis
tidak larut dalam
kloroform P dan eter P
C.
Perhitungan Dosis
1. Belladonnae tincture
DL
anak sekali : 0,03 ml/kg ; sehari : 0,09 ml/kg
BJ. Belladonnae
ticnture = 0,895 g/ml – 0,905 g/ml (F. Ned. V, 468)
DL
anak sekali : 0,03 ml/kg x 20,736 kg = 0,662 ml
: 0,662 ml x
0,895 g/ml – 0,905 g/ml
: 557 mg – 563
mg
sehari : 0,09 ml/kg x 20,736 kg = 1,866 ml
: 1,866 ml x
0,895 g/ml – 0,905 g/ml
: 1670 mg – 1689
mg
DM
anak sekali : x DM dewasa
: x 2000 mg = 900 mg
sehari : x DM dewasa
: x
4000 mg = 1800 mg
Dosis
dalam resep : sekali : 1 x 400 mg = 400 mg
sehari : 3 x
400 mg = 1200 mg
Kesimpulan : Dosis Subterapi
Rekomendasi : Dinaikkan sesuai DL
sekali : 1 x 557 mg = 557 mg
sehari : 3 x 557 mg = 1671 mg
D.
Perhitungan Penimbangan
1. Belladonnae tincture : 10 x 0,557 gram = 5570 mg
2. Elaeosacch M. Pip. : 10 x 0,2 gram = 2000 mg
Saccharum lactis : 2 gram
Oleum M. Pip. : 1 tetes
E.
Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Ditimbang bahan sesuai penimbangan
3. Dipanaskan mortir, dengan cara memasukkan air
panas kedalam mortir hingga dinding luar mortir terasa panas. Keluarkan air
panas, lalu bersihkan mortir dengan serbet
4. Ditara cawan porselen, lalu dimasukkan
belladonnae tincture kedalam cawan tersebut. Tambahkan sebagian SL, aduk hingga
kering
5. Dimasukkan belladonnae tinctur tadi kedalam
mortir panas, lalu ditambahkan sisa SL, gerus hingga homogen
6. Dimasukkan ol. menthae 1 tetes kedalam
campuran bahan, gerus hingga homogen
7. Bagi bahan menjadi 2 bagian sama banyak,
timbang sama rata
8. Dibagi masing-masing bagian diatas lima kertas
perkamen, sampai seluruhnya berjumlah 10 bagian kertas perkamen
9. Dibungkus serbuk dan masukkan dalam plastik
klip, beri etiket putih
F.
Penandaan
Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
|
No. 3 17 September 2012
Sekar
3 x sehari 1 bungkus
Bila perlu
|
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER
|
G.
Edukasi
1. Obat ini berkhasiat untuk menghilangkan kejang
kejang
2. Diminum 3 x sehari 1 bungkus, bila perlu
Bab IV Pembahasan
Resep 1
Pada resep kali ini, akan dibuat sediaan
serbuk tak terbagi (pulvis) berupa pulvis adspersorius atau serbuk tabur.
Serbuk tabur tersebut harus bebas dari butiran kasar. Bahan-bahan yang terdapat
dalam resep ini adalah mentol, balsam peru, ZnO, Asam Salisilat, Kamfer,
Talkum, dan Rose Oil.
Zinci Oxydum berkhasiat sebagai antiseptikum
lokal. Asam Salisilat berkhasiat sebagai Antifungi atau anti jamur. Kamfer dan
mentol berfungsi sebagai Antiiritan. Sedangkan Talkum berfungsi sebagai zat
tambahan yang digunakan untuk membantu mengeringkan bahan-bahan yang mencair
pada saat pengerjaan obat. Dan Rose Oil sebagai pengaroma.
ZnO sebelum digerus harus banyak terlebih
dahulu dengan ayakan nomor 100. Pengayakan ini dilakukan untuk memisahkan ZnO
dari CO2, karena ZnO dengan udara lambat laun akan menyerap CO2
dari udara. Selain itu juga agar partikelnya menjadi halus. Kamfer dan
Mentol merupakan campuran eutecticum, yaitu keadaan di mana titik lebur
campuran eutecticum, yaitu keadaan dimana titik lebur campuran keduanya lebih
rendah daripada titik lebur masing-masing, sehingga bila dicampur akan mencair.
Jadi dalam pengerjaannya, mentol digerus dengan kamfer, setelah mencair ditambah
sedikit talkum digerus sehingga diperoleh serbuk kering. Menurut aturan
farmakope, talkum dan belerang endap sebelum digerus juga diayak terlebih
dahulu dengan ayakan nomor 120.
Asam Salisilat digerus dengan etanol (95%)
karena asam salisilat merupakan serbuk sangat ringan dan mudah terbang yang
dapat menyebabakan ransangan terhadap selaput lendir hidung dan mata sehingga
menimbulkan bersin-bersin. Sehingga asam salisilat harus digerus dengan etanol
(95%) digerus ad halus kemudian ditambahkan sedikit talkum sampai etanol
menguap. Begitu juga dengan balsam peru. Balsam peru merupakan cairan kental
sehingga balsam peru harus dilarutkan dengan etanol (95%) kemudian digerus ad
homogen kemudian ditambahkan dengan sisa talkum digerus ad kering. Ditetesi dengan
Rose Oil sebanyak 1 tetes. Rose oil diteteskan terakhir karena untuk mencegah
menguap dan hilangnya fungsi Rose oil sebagai pengaroma. Masukkan kedalam pot
kosong yang telah ditimbang. Pot ditimbang untuk mengetahui netto dari sediaan
ini. Setelah itu diberi etiket biru.
Resep 2
Pada praktikum kali ini, praktikan membuat
sediaan berupa pulveres. Pulveres atau serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi
dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan
pengemas lain yang cocok. Bahan-bahan yang digunakan dalam resep ini adalah
INH, Vitamin B6, Karmin dan Saccharum Lactis.
Bahan aktif dalam sediaan ini adalah INH dan
Vitamin B6. INH berkhasiat anti tuberkulosa yang aktif membasmi kuman yang
berada intraseluler dalam makrofag maupun diluar sel (ekstraselular). pada
dosis melebihi 400 mg, INH memiliki efek samping yaitu polyneuritis yakni
radang saraf dengan gejala kejang dan gangguan penglihatan. penyebabnya adalah
persaingan dengan piridoksin yang rumus kimianya mirip INH yaitu rumus kimia
untuk piridoksin adalah C8H11NO3HCldan rumus
kimia INH adalah C6H7N3O. guna menghindari
reaksi toksis ini biasanya diberikan piridoksin (vitamin B6) 10 mg sehari.
Diambil 7 tab Vitamin B6 0,5 tabnya diencerkan
dengan cara dimasukkan 1 tab vitamin B6, lalu gerus ad halus, dikeluarkan dari
mortir dan ditimbang menjadi 2 bagian yang sama banyak. Ambil 1 bagian dan
sisanya dibungkus. Digerus 7 Tab vitamin B6 dalam mortir ad halus kemudian
ditambahkan campuran no 4 dan tambahkan SL digerus ad homogen, disisihkan.
Digerus 15 Tab INH ad halus. Dicampurkan campuran no 3 dan no 5 ke dalam
campuran no 5 digerus ad homogen. Serbuk ditimbang seluruhnya, setelah itu
dicari bobot rata-rata untuk 1 bungkus, setelah itu sisa bagian serbuk dibagi
menjadi 2 bagian yang sama banyak dengan cara penimbangan, kemudian
masing-masing bagian dibagi menjadi 7 bagian yang sama banyak secara visual.
Penyimpangan terhadap bobot rata-rata
< 10 % =
5 bungkus
10 – 15 % = 8 bungkus
>15 % = 2 bungkus
Menurut farmakope III, penyimpanagan antara
penimbangan satu per satu terhadap bobot isi rata-ratatidak lebih dari 15%.
sehingga berdasarkan aturan di Farmakope tersebut resep kedua tidak memenuhi
syarat. Seharusnya tidak boleh ada penyimpangan lebih dari 10%.
Resep
3
Pada praktikum
kali ini,praktikan membuat sediaan berupa pulveres .Pulveres atau serbuk bagi
adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang sama banyak dan di bungkus dengan
kertas perkamen .Bahan –bahan yang digunakan dalam resep ini antara lain
Belladonnae tincture, Saccharum Lactis dan Oleum menthae piperatae.
Bahan aktif dalam sediaan ini adalah
Balladonnae tincture.Balladonnae tincture ini berkhasiat sebagai
parasimpatolitikum atau menghambat kerja saraf simpatik.
Bahan tambahan yang digunakan dalam resep ini
adalah Elaeosacch.M.Pip yang terdiri dari Saccharum Lactis dan Oleum Menthae
Piperatae,yang mana saccharum lactis ini sebagai pemanis dan Oleum Menthae
sebagai mengeluarkan angin dari dalam tubuh manusia .
Setelah alat dan bahan disiapkan ,kemudian masukkan Belladonnae tincture di cawan porselin
.Lalu panaskan mortir dan stemper dengan air panas ,karena Belladonnae tinctura
yang digunakan banyak ,sehingga untuk membuat sediaan serbuk kering dengan cara
menguapkan Belladonnae tinctura di penangas air dan tambahkan Sl dan diaduk
sampai kering .Setelah mortir dan stemper di panaskan dengan air panas sampai
dinding mortir hangat. Pindahkan Belladonnae tinctura ke dalam mortir yang
telah dipanaskan ,kemudian gerusnad halus dan homogen.
Kemudian Serbuk dibagi menjadi 2 bagian dengan
cara penimbangan yang bertujuan untuk mempermudah membagi serbuk sama
rata.Setelah dibagi dua dengan cara penimbangan ,masing-masing dibagi menjadi 5
bagian menjadi 10 bagian lalu serbuk di bungkus dengan kertas perkamen .Setelah
itu di kemas dan dimasukkan kedalam plastic klip dan beri etiket putih.
Bab V Penutup
A.
Kesimpulan
Resep 1
Resep 1 ini mengandung komposisi bahan yaitu Asam
Salisilat, Balsam Peru, Kamfer, Mentol, Rose Oil, dan Talcum. Obat ini untuk
pemakaian luar yaitu pada kulit . Obat
ini berkhasiat menghilangkan iritasi dan gatal-gatal pada kulit.
Resep 2
Resep 2 ini
mengandung komposisi bahan yaitu INH dan Vitamin B6 yang kegunaan dan
khasiatnya untuk mengatasi TBC.
Resep 3
Resep
3 ini mengandung komposisi bahan yaitu Belladonnae Tinct yang kegunaan dan
khasiatnya sebagai penghilang nyeri dan kejang perut.
B.
Saran
Jika akan mengeluarkan
bahan campuran dari mortir, diharapkan bahan campuran yang dikeluarkan dari
mortir tersebut benar-benar habis dan tidak bersisa atau menempel pada mortir.
Karena jika tidak, akan berpengaruh terhadap komposisi yang terkandung dalam
bahan tersebut.
Daftar Pustaka
Anief, Muhammad.
1987. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
.
1978. Formularium Nasional. Edisi II. Depkes RI : Jakarta.
Anonim.
1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Depkes RI : Jakarta.
Raharja,
Kirana. 2002. Obat-obat Penting. PT
Elex Media Komputindo : Jakarta.
Informasi
Spesialit Obat (ISO). Indonesia :
ISFI.
0 komentar:
Posting Komentar