LAPORAN
PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR
Materi
Pertemuan VI
Kapsul II & Salep II
Nama
: Akhmad Andy Sandra
NIM
: 723901S.12.054
Dosen
: Husnul Warnida, S. Si., M. Si., Apt
LABORATORIUM
FARMASETIKA DASAR
AKADEMI
FARMASI SAMARINDA
2013
Bab
I Pendahuluan
A. Maksud
Praktikum
Mahasiswa dapat meracik sediaan kapsul
(capsulae) yang memenuhi persyaratan Farmakope.
B. Tujuan
Praktikum
1. Mahasiswa
dapat membaca dan memahami resep
2. Mahasiswa
dapat menghitung dosis obat dalam resep
3. Mahasiswa
dapat menggunakan alat-alat laboratorium dengan benar
4. Mahasiswa
dapat menimbang bahan obat dengan benar
5. Mahasiswa
dapat meracik sediaan serbuk
6. Mahasiswa
dapat mengevaluasi sediaan serbuk
7. Mahasiswa
dapat membuat salinan resep dan memberikan informasi obat dalam resep
Bab
II Tinjauan Pustaka
Kapsul (Capsulae) adalah
bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak. (FI III, 5)
Salep (Unguenta) adalah
sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.
(FI III, 33)
Kelebihan dan kelemahan
serbuk :
A. Kelebihan
(FI III, 24)
1. Serbuk
lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si penderita
2. Cocok
untuk anak-anak dan orang dewasa yang sulit untuk menelan tablet atau kapsul
3. Lebih
stabil dan mudah diserap oleh tubuh
4. Obat
yang volumenya besar untuk tablet atau kapsul dapat dibuat dalam serbuk
B. Kelemahan
1. Tidak
menutupi rasa yang tidak enak
2. Pada
penyimpanan yang tidak sesuai menjadi lembab
3. Membutuhkan
waktu yang lama dalam penyiapan di apotek
Prinsip pengerjaan obat
(FI III, 23)
1. Serbuk
diracik satu demi satu, dan dicampur secara sedikit demi sedikit, dimulai dari
bahan obat yang jumlahnya sedikit, kemudian diayak, biasanya menggunakan
pengayak nomor 60 dan dicampur lagi, jika serbuk mengandung lemak. Diayak
dengan pengayak nomor 44
2. Obat
yang jumlahnya kurang dari 50 mg atau tidak bisa ditimbang, harus dilakukan
pengenceran menggunakan zat tambahan yang cocok
3. Obat
serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus terlebih dahulu sampai derajat
halus sesuai dengan tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk, setelah itu
dikeringkan dengan suhu tidak lebih dari 50
4. Obat
yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit digerus bersamaan dengan bahan
pembawa atau bahan tambahan
5. Obat
berupa cairan, misalnya tinctur dan ekstra cair, diuapkan pelarutnya hingga
hamper kering dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok
6. Obat
bermassa lembek, misalnya ekstra kental, dilarutkan dalam pelarut yang sesuai
secukupnya dan diserbukkan dengan zat tambahan yang cocok
7. Obat
yang berwarna berlainan digerus bersamaan agar diketahui homogenitas serbuk
8. Obat
dan volumenya kecil digerus terlebih dahulu
Bahan tambahan harus
memenuhi
1. Tidak
membahayakan dalam jumlah yang digunakan
2. Tidak
melebihi jumlah maksimum yang diperlukan untuk memberi efek yang diharapkan
3. Tidak
mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan dari sediaan resmi
4. Tidak
menggangu dalam pengujian dan penetapan kadar
Berdasarkan komposisi dasar salep dapat digolongkan
sebagai berikut.
Dasar
salep hidrokarbon,yaitu terdiri dari antara lain:
1. Vaselin
putih,Vaselin kuning
2. Campuran
Vaselin dengan malam putih, malam kuning
3. Parafin
encer, Parafin padat
4. Minyak
tumbuh-tumbuhan
Zat-zat yang dapat
dilarutkan dalam dasar salep. (IMO, 55)
Umumnya kelarutan obat dalam minyak lemak
lebih besar daripada dalam vaselin.
Champora,
Mentholum, Phenolum, Thymolum dan Guayacolum lebih mudah dilarutkan dengan cara
digerus dalam mortir dengan minyak lemak. Bila dasar salep mengandung vaselin,
maka zat-zat tersebut digerus halus dan tambahkan sebagian (+sama
banyak) Vaselin sampai homogen, baru ditambahkan sisa vaselin dan bagian dasar
salep yang lain.
Champora dapat
dihaluskan dengan tambahan Spiritus fortior atau eter secukupnya sampai larut
setelah itu ditambahkan dasar salep sedikit demi sedikit, diaduk sampai spiritus
fortiornya menguap.
Bila zat-zat
tersebut bersama-sama dalam salep, lebih mudah dicampur dan digerus dulu biar
meleleh baru ditambahkan dasar salep sedikit demi sedikit.
Zat-zat yang mudah
larut dalam air. (IMO, 57)
Bila
masa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air yang tersedia maka
obatnya dilarutkan dulu dalam sebagian dulu dalam air dan dicampur dengan
bagian dasar salep yang dapat menyerap air, setelah seluruh obat dalam air
terserap, baru ditambahkan bagian-bagian lain dasar salep, digerus dan diaduk
hingga homogen.
Dasar
salep yang dapat menyerap air antara lain ialah Adeps lanae, Unguentum Simplex,
hydrophilic ointment. Dan dasar salep yang sudah mengandung air antara lain
Lanoline (25% air), Unguentum Leniens (25%), Unguentum Cetylicum hydrosum
(40%).
Zat-zat yang
kurang larut atau tidak larut dalam dasar salep. (IMO, 59)
Zat-zat ini
diserbukkan dulu dengan derajat halus serbuk pengayak no.100 setelah itu serbuk
dicampur baik-baik dengan sama berat masa salep, atau dengan salah satu bahan
dasar salep. Bila perlu bahan dasar salep tersebut dilelehkan terlebih dahulu,
setelah itu sisa bahan-bahan yang lainditambahkan sedikit demi sedikit sambil
digerus dan diaduk hingga homogen. Untuk pencegahan pengkristalan pada waktu
pendinginan, seperti Cera flava, Cera alba, Cetylalcoholum dan Paraffinum
solidum tidak tersisa dari dasar salep yang cair atau lunak.
Kualitas salep yang baik adalah. (Ilmu
Resep Teori, 42)
1. Stabil,
selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh oleh suhu
dan kelembaban kamar.
2. Lunak,semua
zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan seluruh produk harus
lunak dan homogen.
3. Mudah
dipakai atau mudah dioleskan.
4. Dasar
salep yang cocok.
5. Dapat
terdistribusi merat
Fungsi Salep
1. Sebagai
bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit.
2. Sebagai
bahan pelumas pada kulit.
3. Sebagai
pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan
berair dan rangsang kulit.
Bab
III Pelaksanaan Praktikum
A. Resep
Asli I
1. Resep
Asli
dr. Yustisia
Jl. A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 325/DKK-DU/III/2012
|
Samarinda, 25 November 2012
R/ Akseroftol 25000 UI
Ol. Cocos q.s
M.f. da in caps. no. V
S. 1-0-0
Pro : Ny. Sarah
|
2. Kelengkapan
Resep
Tanda tangan dokter tidak tertera
Nomor telepon dokter tidak tertera
Alamat pasien tidak tertera
Umur pasien tidak tertera
3. Penggolongan
Obat
O :
G :
W :
B : Akseroftol
4. Komposisi
Bahan
Akseroftol : 150 mg
Oleum Cocos : 2350 mg
B. Uraian
Bahan
1. Axerophtholum
(FI III, 100)
a. Sinonim
: Akseroftol, Vitamin A
b. Khasiat
: Antiseroftalmia, sumber vitamin A
c. Farmakologi
: Berperan
penting melindungi asam lemak tak jenuh
dalam membran sel
terhadap oksidasi kerusakan yang
terjadi pada lipid
peroxidation itu dapat mencetuskan
suatu reaksi rantai
yang akhirnya dapat memusnahkan
membran seluruhnya
(OOP VI, 805)
d. Pemerian
:
Cairan menyerupai minyak ; kuning muda hingga merah
; membuka jika
didinginkan ; atau zat padat wujudnya
terutama tergantung dari
zat tambahan yang digunakan.
Hampir tidak berbau
tengik ; tidak stabil diudara dan
pada terdapat cahaya
e. Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air dan gliserol P ;
larut dalam
etanol mutlak P dan
minyak nabati ; sangat mudah larut
dalam kloroform P dan
eter P
f.
Dosis : Dosis
profilaksis sehari : 2500 – 5000 UI
DM sekali : 25000 UI
sehari : 50000
UI
2. Oleum
Cocos (FI III, 456)
a. Sinonim
: Minyak Kelapa
b. Khasiat
: Zat tambahan
c. Pemerian
: Cairan
jernih ; tidak berwarna atau kuning pucat ; bau
khas ; tidak tengik
d. Kelarutan
: Larut
dalam 2 bagian etanol (95%) P pada suhu 60 ;
sangat mudah larut
dalam kloroform P dan eter P
C. Perhitungan
Dosis
1. Akseroftol
Dosis
profilaksis sehari : 2500 – 5000 UI
DM
sekali :
25000 UI
sehari :
50000 UI
Dosis
dalam resep : sekali : 1 x () = 5000 UI
sehari : 1 x () = 5000 UI
Kesimpulan
: Dosis terapi
D. Perhitungan
Penimbangan
1. Akseroftol
: 5 x 5000 UI = 25000 UI x
0,0003 mg = 7,5 mg
Pengenceran
Akseroftol : 50 mg
Ol.
Cocos : 950 mg +
1000 mg
Yang diambil : x 1000 mg = 150 mg
2. Oleum
Cocos : (5 x 500 mg) – 150 mg
: 2500 mg – 150 mg
: 2350 mg
E. Cara
Kerja
1. Siapkan
alat dan bahan yang akan digunakan
2. Timbang
bahan sesuai penimbangan
3. Buat
pengenceran akseroftol. Ambil 50 mg akseroftol, tambahkan 950 mg oleum cocos, aduk
hingga homogen. Ambil hasil pengenceran 150 mg.
4. Campurkan
sebanyak 500 mg, teteskan dan masukkan kedalam kapsul no. 0
5. Tutup
kapsul dengan cara mengoleskan alkohol pada tepi luar kapsul
6. Kemas
dan beri etiket putih
F. Penandaan
Etiket
Putih
Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
|
No. 1 25 November 2012
Ny. Sarah
1 x sehari 1 kapsul
Tiap pagi
|
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP
DOKTER
|
G. Edukasi
1. Obat
ini berkhasiat sebagai sumber vitamin A
2. Diminum
1 x sehari 1 kapsul, tiap pagi
A. Resep
Asli II
1. Resep
Asli
dr.
Cornelia Sulla
Jl.
A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP
: 325/DKK-DU/III/2012
|
Samarinda, 17 September 2012
R/
Reserpin 100 mcg
HCT tab no. 1/2
M.f. l.a.
pulv. da in caps. d.t.d. no. X
S. 1-1-0
Pro
: H. Salim
|
Resep Standar (ISO vol. 45, 261)
R/ Hydrochlortiazidum 25 mg
2. Kelengkapan
Resep
Tanda
tangan dokter tidak tertera
Nomor
telepon dokter tidak tertera
Alamat
pasien tidak tertera
Umur
pasien tidak tertera
3. Penggolongan
Obat
O :
G :
Reserpin, Hydrochlortiazidum
W :
B :
4. Komposisi
Bahan
Reserpin : 100 mcg
Hydrochlortiazidum : 12,5 mg
B.
Uraian Bahan
1. Reserpin
(FI III, 554)
a. Sinonim
: Reserpina
b. Khasiat
: Antihipertensi
c. Farmakologi : Reserpin
dalam dosis rendah (bersama HCT) tidak
menimbulkan efek buruk,
daya kerjanya lebih baik
daripada beta-blockers,
metildopa atau diazepam
(OOP VI, 554)
d. Pemerian
: Hablur kecil atau serbuk hablur ; putih atau
sampai agak
coklat muda ; tidak
berbau ; hampir tidak berasa
e. Kelarutan
: Praktis
tidak larut dalam air dan dalam eter P ; larut
dalam 2000 bagian etanol
(95%) P ; dalam 2000 bagian
methanol P, dalam 6
bagian kloroform P dan 90 bagian
aseton P
f.
Dosis :
Dosis awal : 500 mg
Dosis pemeliharaan :
100 mg – 250 mg
DM sekali : 1 mg
sehari : 5 mg
2. Hydrochlortiazidum
(FI III, 288)
a. Sinonim
: Hidroklortiazida, HCT
b. Khasiat
: Piuretikum
c. Farmakologi
: Berkerja
dimuka tubuli distal, efek diuretisnya lebih
ringan dari diuretika lengkungan tetapi
bertahan lebih
lama (OOP VI, 524)
d. Pemerian
: Serbuk
hablur, putih atau hampir putih ; tidak berbau ;
agak pahit
e. Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air,
dalam kloroform P dan eter
P ; larut dalam 200 bagian etanol (95%) P
dan 20 bagian
aseton P ; larut dalam larutan alkali
hidroksida
f.
Dosis : DL sekali
: 25 mg – 75 mg DM sekali : 100 mg
sehari : 50 mg
– 150 mg sehari : 200 mg
3. Saccharum
Lactis (FI III, 338)
a. Sinonim
: Laktosa,
lactose
b. Khasiat
: Zat tambahan
c. Pemerian
: Serbuk hablur ; putih ; tidak
berbau ; rasa agak manis
d. Kelarutan : Larut
dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air
mendidih ; sukar larut
dalam kloroform P dan dalam eter
4. Carmine
a. Sinonim
: Karmin
b. Khasiat : Bahan
tambahan, pewarna
c. Pemerian
: Serbuk
atau masaa hablur, keras, merah, tidak berbau
dan rasa sedikit
manis, stabil diudara, tetapi tidak mudah
menyerap bau
d. Kelarutan : Mudah
atau pelan-pelan larut dalam air, mudah larut
dalam air mendidih, sangat
sukar larut dalam etanol,
tidak larut dalam
kloroform P dan eter P
C.
Perhitungan Dosis
1. Hidroklortiazida
DL sekali :
25 mg – 75 mg DM sekali : 100 mg
sehari :
50 mg – 150 mg sehari
: 200 mg
Dosis dalam resep : sekali
: 1 x ( x 25 mg) = 12,5 mg
sehari : 2 x ( x 25 mg) = 25 mg
Kesimpulan : Dosis subterapi
Rekomendasi : sekali
: 1 x 25 mg = 25 mg
sehari : 2 x 25 mg = 50 mg
2. Reserpin
Dosis
awal : 500 mg
Dosis
profilaksis : 100 mg – 250 mg
DM
sekali :
1 mg
sehari :
5 mg
Dosis dalam resep : sekali
: 1 x 100 mcg = 100 mcg = 0,1 mg
sehari : 2 x 100 mcg = 200 mcg =
0,2 mg
Kesimpulan : Dosis terapi
D.
Perhitungan Penimbangan
1. Reserpin
: 10 x 0,1 mg = 1 mg
Pengenceran
I
Reserpin :
50 mg
Karmin :
50 mg
Laktosa
:
400 mg +
500 mg (tidak dapat ditimbang)
Pengenceran II
Pengenceran I : 50 mg (5 mg
reserpin)
Laktosa :
450 mg +
500 mg
Yang diambil : x 500 mg = 100 mg
2. Hidroklortiazida
: 10 x 25 mg = 250 mg = . . . tablet
3. Laktosa
: (10 x 250 mg) – (100 mg
+ . . . mg)
:
2500 mg - . . . mg
:
. . . mg
E.
Cara Kerja
1. Disiapkan
alat dan bahan yang diperlukan
2. Ditimbang
bahan sesuai penimbangan
3. Buat
pengenceran bertingkat reserpin. Untuk pengenceran I, timbang 50 mg reserpin,
50 mg karmin, dan 400 mg laktosa. Masukkan kedalam mortir, gerus hingga
homogen. Ambil 50 mg hasil pengenceran I, lalu buat pengenceran II, tambahkan
450 mg laktosa. Masukkan kedalam mortir, gerus hingga homogen. Ambil 100 mg
hasil pengenceran
4. Masukkan
HCT tab. kedalam mortir, gerus hingga halus
5. Tambahkan
laktosa, gerus hingga homogen
6. Tambahkan
pengenceran reserpin, gerus hingga homogen
7. Bagi
serbuk menjadi 2 bagian, setiap bagian dibagi menjadi 5. Masukkan kedalam
kapsul, lalu bersihkan kapsul
8. Kemas
dan beri etiket putih
F.
Penandaan
Etiket
Putih
Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
|
No. 2 17 September 2012
H. Salim
2 x sehari 1 kapsul
Tiap pagi dan siang
Sesudah makan
|
TIDAK
BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER
|
G.
Edukasi
1. Obat
ini berkhasiat untuk menormalkan tekanan darah
2. Diminum
2 x sehari 1 kapsul, tiap pagi dan siang, sesudah makan
A. Resep
Asli III
1. Resep
Asli
dr. Saraswati
Jl. A. W. Sjahranie 226
Samarinda
SIP : 561/DKK-DU/V/2012
|
Samarinda,
25 November 2012
R/ Hydrocartisoni Ungt.
adde
Nistatin
M. da s. t.i.d. I oc. dolent. applic.
Pro : Nn. Murni
|
Resep Standar (For. Nas., 113)
R/ Hydrocartisoni Unguentum
Hydrocortisonum 100 mg
Adeps Lanae 1 gram
Vaselinum Album ad 10
gram
2. Kelengkapan
Resep
Tanda tangan dokter tidak tertera
Nomor telepon dokter tidak tertera
Alamat pasien tidak tertera
Umur pasien tidak tertera
3. Penggolongan
Obat
O :
G :
Hydrocortisonum, Nistatin
W :
B :
4. Komposisi
Bahan
Hydrocortisonum : 100 mg
Adeps Lanae : 1 gram
Vaselinum Album :
10 gram
Nistatin : 166 mg
B.
Uraian Bahan
1. Hydrocortisonum
(FI III, 290)
a. Sinonim
: Hidrokortison
b. Khasiat
: Adrenoglukokartikoidum
c. Pemerian
: Serbuk hablur ; putih atau hampir
putih ; tak berbau
d. Kelarutan
: Sangat sukar larut dalam air dan
eter P ; agak sukar larut
dalam etanol (95%) P dan
aseton P ; sukar larut dalam
kloroform P
2. Adeps
Lanae (FI III, 61)
a. Sinonim
: Lemak Bulu Domba
b. Khasiat
: Zat tambahan
c. Pemerian
: Zat
serupa lemak, liat, lekat ; kuning muda atau kuning
pucat, agak tembus cahaya ; bau lemah dan
khas
d. Kelarutan : Praktis
tidak larut dalam air ; agak sukar larut dalam
etanol (95%) P ; mudah larut dalam
kloroform P dan eter
3. Vaselinum
Album (FI III, 633)
a. Sinonim
: Vaselin
Putih
b. Khasiat
: Zat tambahan
c. Pemerian
: Massa
lunak, lengket, bening, putih ; sifat ini tetap
setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga
dingin tanpa
diaduk
e. Kelarutan
: Praktis
tidak larut dalam air dan etanol (95%) P ; larut
dalam kloroform P, eter P dan eter minyak
tanah P,
larutan kadang berupa lesensi lemah
4. Nystatinum
(FI IV, 625)
a. Sinonim
: Nistatin
b. Khasiat : Anti
infeksi pada kulit akibat endida SPP
c. Pemerian
: Serbuk
berwarna kuning hingga coklat muda ; berbau
biji-bijian higroskopik dan dapat
terpengaruh bila
terpapar cahaya panas dan udara dalam waktu
lama
d. Kelarutan
: Sangat
sukar larut dalam air, sukar hingga agak sukar
larut dalam etanol, dalam metanol dan n
propanol dan n
butanol ; tidak larut dalam kloroform,
eter, dan benzena
C.
Perhitungan Penimbangan
1. Nistatin
: 500000 UI
1
mg nistatin : 3000 UI (OOP, 103)
Nistatin
: = 166 mg
2. Hidrokortison
: 100 mg
3. Adeps
Lanae : 1000 mg
4. Vaselin
Putih : 10000 mg – (166 mg + 100 mg
+ 1000 mg)
:
10000 mg – 1266 mg
:
8734 mg
D.
Cara Kerja
1. Disiapkan
alat dan bahan yang diperlukan
2. Ditimbang
bahan sesuai penimbangan
3. Masukkan
hidrokortison dan nistatin kedalam mortir, gerus hingga halus dan homogen
4. Tambahkan
adeps lanae, gerus hingga homogen
5. Tambahkan
vaselin putih sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen
6. Keluarkan
dari mortir, kemudian masukkan kedalam pot salep.
7. Kemas
dan beri etiket biru
E.
Penandaan
Etiket
Biru
Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt
: Akhmad Andy Sandra
|
No.
3 25 November
2012
Nn. Murni
3 x sehari
Oleskan
pada bagian yang sakit
|
OBAT
LUAR
|
F.
Edukasi
1. Obat
ini berkhasiat untuk dermatitis atopik, kontak alergi
2.
Simpan ditempat sejuk dan kering
A. Resep
Asli IV
1. Resep
Asli
dr. Saraswati
Jl. A. W. Sjahranie 226
Samarinda
SIP : 561/DKK-DU/V/2012
|
Samarinda,
25 November 2012
R/ Loco Vicks Voporb
S.u.e.
Pro : Ganesh
|
Resep
Standar
R/ Loco Vicks Voporb (ISO vol. 46, 392)
Camphora 5,26
%
Menthol 2,82
%
Eucalyptus Oil 1,33
%
2. Kelengkapan
Resep
Tanda tangan dokter tidak tertera
Nomor telepon dokter tidak tertera
Alamat pasien tidak tertera
Umur pasien tidak tertera
3. Penggolongan
Obat
O :
G :
W :
B :
Menthol, camphora
4. Komposisi
Bahan
Camphora :
526 mg
Menthol :
282 mg
Eucalyptus Oil : 133 mg
Vaselin Album : 9060 mg
B.
Uraian Bahan
1. Camphora
(FI III, 130)
a. Sinonim
: Kamfer
b. Khasiat
: Anti iritasi
c. Pemerian
: Hablur putih atau massa hablur ;
tidak berwarna atau
putih ; bau khas, tajam
; rasa pedas dan aromatik
d. Kelarutan
: Larut
dalam 70 bagian air, 1 bagian etanol (95%) P, 0,25
bagian kloroform P ; sangat
mudah larut dalam minyak
tanah P
2. Mentholum
(FI III, 362)
a. Sinonim
: Mentol
b. Khasiat
: Korigen, anti iritan
c. Pemerian
: Hablur
berbentuk jarum atau prisma ; tak berwarna ; bau
tajam seperti minyak permen
; rasa pedas dan aromatik
diikuti rasa dingin
d. Kelarutan
: Sukar
larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol
(95%) P dalam
kloroform P dan eter P
3. Oleum
Gucalypti (FI III, 453)
a. Sinonim
: Minyak
eukalipti, minyak kayu putih
b. Khasiat
: Anti iritan ; karminativum
c. Pemerian
: Cairan
; tidak berwarna ; kuning atau hijau ; bau khas ;
aromatik ; rasa pahit
d. Kelarutan
: Larut
dalam 2 bagian etanol (80%) P ; jika disimpan
lama kelarutan berkurang
; mudah larut dalam etanol
(90%) P
C. Perhitungan
Penimbangan
1. Camphora
: x 10 gram = 526 mg
2. Menthol
:
x 10 gram = 282 mg
3. Eucalyptus
Oil : x 10 gram = 133 mg
4. Vaselin
Album : x 10 gram = 9060 mg
D. Cara
Kerja
1. Disiapkan
alat dan bahan yang diperlukan
2. Ditimbang
bahan sesuai penimbangan
3. Masukkan
kamfer dan mentol kedalam pot salep
4. Tambahkan
vaselin album
5. Kemudian
tambahkan eucalyptus oil
6. Lalu
pot salep dipanaskan diatas penangas air hingga mencair
7. Kemas
dan beri etiket biru
E. Penandaan
Etiket
Biru
Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt
: Akhmad Andy Sandra
|
No.
4 25 November
2012
Ganesh
Untuk
pemakaian luar
|
OBAT
LUAR
|
F. Edukasi
Sebagai
obat penggunaan lokal pada kulit
Simpan
ditempat kering dan sejuk
Bab
IV Pembahasan
Resep 1
Bahan
yang terdapat pada resep ini adalah akseroftol. Resep ini menggunakan
pengenceran akseroftol 150 mg. Akseroftol berkhasiat sebagai sumber vitamin A. Bahan
tambahan dalam resep ini adalah oleum cocos. Oleum cocos yang digunakan
sebanyak 2350 mg.
Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan, timbang bahan sesuai penimbangan. Lalu buat pengenceran akseroftol.
Ambil 50 mg akseroftol, tambahkan 950 mg oleum cocos, aduk hingga homogen.
Ambil hasil pengenceran 150 mg. Kemudian campurkan sebanyak 500 mg, teteskan
dan masukkan kedalam kapsul no. 0. Tutup kapsul dengan cara mengoleskan alkohol
pada tepi luar kapsul. Kemas dan beri etiket putih
Resep
2
Pada resep ini, bahan – bahan yang digunakan adalah
reserpin 100 mg dan hidroklortiazida 250 mg. Reserpin berkhasiat sebagai anti
hipertensi, dan hidroklortiazida berkhasiat sebagai piuretikum.
Bahan
tambahan dalam resep ini adalah karmin dan laktosa. Karmin berfungsi sebagai
pewarna. Pewarna digunakan untuk mengetahui homogenitas serbuk yang dihasilkan.
Sedangkan laktosa berfungsi sebagai pemanis.
Siapkan
alat dan bahan yang diperlukan, timbang bahan sesuai penimbangan. Lalu buat
pengenceran bertingkat reserpin. Untuk pengenceran I, timbang 50 mg reserpin,
50 mg karmin, dan 400 mg laktosa. Masukkan kedalam mortir, gerus hingga
homogen. Ambil 50 mg hasil pengenceran I, lalu buat pengenceran II, tambahkan
450 mg laktosa. Masukkan kedalam mortir, gerus hingga homogen. Ambil 100 mg hasil
pengenceran. Kemudian masukkan HCT tab. kedalam mortir, gerus hingga halus. Tambahkan
laktosa, gerus hingga homogen. Tambahkan pengenceran reserpin, gerus hingga
homogen. Keluarkan dari mortir, bagi serbuk menjadi 2 bagian, setiap bagian
dibagi menjadi 5. Masukkan kedalam kapsul, lalu bersihkan kapsul. Kemas dan
beri etiket putih
Resep 3
Bahan
– bahan yang digunakan dalam resep ini antara lain hidrokortison 100 mg dan
nistatin 166 mg. Hidrokortison berkhasiat sebagai adrenoglukokartikoidum.
Nistatin berkhasiat sebagai anti infeksi pada kulit akibat endida SPP.
Bahan
– bahan tambahan yang digunakan dalam resep ini adalah adeps lanae 1000 mg dan
vaselin album 8900 mg.
Siapkan
alat dan bahan yang diperlukan, timbang bahan sesuai penimbangan. Lalu masukkan
hidrokortison dan nistatin kedalam mortir, gerus hingga halus dan homogen. Tambahkan
adeps lanae, gerus hingga homogen. Tambahkan vaselin putih sedikit demi
sedikit, gerus hingga homogen. Keluarkan dari mortir, kemudian masukkan kedalam
pot salep. Kemas dan beri etiket biru.
Resep 4
Resep
ini menggunakan bahan camphora 526 mg, menthol 282 mg, eucalyptus oil 133 mg,
dan vaselin album 9060 mg.
Camphora
berkhasiat sebagai anti iritasi. Menthol berkhasiat sebagai korigen dan anti
iritasi. Eucalyptus oil berkhasiat sebagai anti iritasi dan karminativum.
Siapkan
alat dan bahan yang diperlukan, timbang bahan sesuai penimbangan. Lalu masukkan
hidrokortison dan nistatin kedalam mortir, gerus hingga halus dan homogen. Tambahkan
adeps lanae, gerus hingga homogen. Tambahkan vaselin putih sedikit demi
sedikit, gerus hingga homogen. Keluarkan dari mortir, kemudian masukkan kedalam
pot salep. Kemas dan beri etiket biru.
Bab
V Penutup
A.
Kesimpulan
Resep
1
Resep
ini mengandung komposisi bahan yaitu akseroftol dan oleum cocos. Obat ini sebagai
sumber vitamin A.
Resep
2
Resep
ini mengandung komposisi bahan yaitu reserpin dan hidroklortiazida. Obat ini
berkhasiat untuk menormalkan tekanan darah.
Resep 3
Resep
ini mengandung komposisi bahan yaitu nistatin, hidrokortison, adeps lanae dan
vaselin album. Obat ini berkhasiat untuk dermatitis atopik, kontak alergi.
Resep
4
Resep ini mengandung komposisi bahan
yaitu camphora, menthol dan eucalyptus oil. Obat ini berkhasiat sebagai obat
penggunaan lokal pada kulit.
B.
Saran
Agar diperhatikan ketika
meneteskan bahan kedalam kapsul. Usahakan jangan sampai ada bahan yang
tertumpah.
Daftar
Pustaka
Anief, Muhammad. 1987. Ilmu
Meracik Obat. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
. 1978. Formularium Nasional.
Edisi II. Depkes RI : Jakarta.
Anonim.
1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Depkes RI : Jakarta.
Raharja, Kirana. 2002. Obat-obat Penting. PT Elex Media
Komputindo : Jakarta.
Informasi Spesialit Obat
(ISO). Indonesia : ISFI.
0 komentar:
Posting Komentar