Minggu, 12 Februari 2017

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR Materi Pertemuan VI Kapsul II & Salep II


LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR

Materi Pertemuan VI


Kapsul II & Salep II



                            Nama    : Akhmad Andy Sandra

                            NIM      : 723901S.12.054

                            Dosen    : Husnul Warnida, S. Si., M. Si., Apt



LABORATORIUM FARMASETIKA DASAR

AKADEMI FARMASI SAMARINDA

2013


Bab I Pendahuluan

A.    Maksud Praktikum

Mahasiswa dapat meracik sediaan kapsul (capsulae) yang memenuhi persyaratan Farmakope.

B.     Tujuan Praktikum

1.      Mahasiswa dapat membaca dan memahami resep

2.      Mahasiswa dapat menghitung dosis obat dalam resep

3.      Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat laboratorium dengan benar

4.      Mahasiswa dapat menimbang bahan obat dengan benar

5.      Mahasiswa dapat meracik sediaan serbuk

6.      Mahasiswa dapat mengevaluasi sediaan serbuk

7.      Mahasiswa dapat membuat salinan resep dan memberikan informasi obat dalam resep

Bab II Tinjauan Pustaka

Kapsul (Capsulae) adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak. (FI III, 5)

Salep (Unguenta) adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. (FI III, 33)

Kelebihan dan kelemahan serbuk :

A.    Kelebihan (FI III, 24)

1.      Serbuk lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si penderita

2.      Cocok untuk anak-anak dan orang dewasa yang sulit untuk menelan tablet atau kapsul

3.      Lebih stabil dan mudah diserap oleh tubuh

4.      Obat yang volumenya besar untuk tablet atau kapsul dapat dibuat dalam serbuk

B.     Kelemahan

1.      Tidak menutupi rasa yang tidak enak

2.      Pada penyimpanan yang tidak sesuai menjadi lembab

3.      Membutuhkan waktu yang lama dalam penyiapan di apotek

Prinsip pengerjaan obat (FI III, 23)

1.      Serbuk diracik satu demi satu, dan dicampur secara sedikit demi sedikit, dimulai dari bahan obat yang jumlahnya sedikit, kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak nomor 60 dan dicampur lagi, jika serbuk mengandung lemak. Diayak dengan pengayak nomor 44

2.      Obat yang jumlahnya kurang dari 50 mg atau tidak bisa ditimbang, harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang cocok

3.      Obat serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus terlebih dahulu sampai derajat halus sesuai dengan tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk, setelah itu dikeringkan dengan suhu tidak lebih dari 50

4.      Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit digerus bersamaan dengan bahan pembawa atau bahan tambahan

5.      Obat berupa cairan, misalnya tinctur dan ekstra cair, diuapkan pelarutnya hingga hamper kering dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok

6.      Obat bermassa lembek, misalnya ekstra kental, dilarutkan dalam pelarut yang sesuai secukupnya dan diserbukkan dengan zat tambahan yang cocok

7.      Obat yang berwarna berlainan digerus bersamaan agar diketahui homogenitas serbuk

8.      Obat dan volumenya kecil digerus terlebih dahulu

Bahan tambahan harus memenuhi

1.      Tidak membahayakan dalam jumlah yang digunakan

2.      Tidak melebihi jumlah maksimum yang diperlukan untuk memberi efek yang diharapkan

3.      Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan dari sediaan resmi

4.      Tidak menggangu dalam pengujian dan penetapan kadar

Berdasarkan komposisi dasar salep dapat digolongkan sebagai berikut.

Dasar salep hidrokarbon,yaitu terdiri dari antara lain:

1.      Vaselin putih,Vaselin kuning

2.      Campuran Vaselin dengan malam putih, malam kuning

3.      Parafin encer, Parafin padat

4.      Minyak tumbuh-tumbuhan

Zat-zat yang dapat dilarutkan dalam dasar salep. (IMO, 55)

Umumnya kelarutan obat dalam minyak lemak lebih besar daripada dalam vaselin.

Champora, Mentholum, Phenolum, Thymolum dan Guayacolum lebih mudah dilarutkan dengan cara digerus dalam mortir dengan minyak lemak. Bila dasar salep mengandung vaselin, maka zat-zat tersebut digerus halus dan tambahkan sebagian (+sama banyak) Vaselin sampai homogen, baru ditambahkan sisa vaselin dan bagian dasar salep yang lain.

Champora dapat dihaluskan dengan tambahan Spiritus fortior atau eter secukupnya sampai larut setelah itu ditambahkan dasar salep sedikit demi sedikit, diaduk sampai spiritus fortiornya menguap.

Bila zat-zat tersebut bersama-sama dalam salep, lebih mudah dicampur dan digerus dulu biar meleleh baru ditambahkan dasar salep sedikit demi sedikit.

Zat-zat yang mudah larut dalam air. (IMO, 57)

Bila masa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air yang tersedia maka obatnya dilarutkan dulu dalam sebagian dulu dalam air dan dicampur dengan bagian dasar salep yang dapat menyerap air, setelah seluruh obat dalam air terserap, baru ditambahkan bagian-bagian lain dasar salep, digerus dan diaduk hingga homogen.

Dasar salep yang dapat menyerap air antara lain ialah Adeps lanae, Unguentum Simplex, hydrophilic ointment. Dan dasar salep yang sudah mengandung air antara lain Lanoline (25% air), Unguentum Leniens (25%), Unguentum Cetylicum hydrosum (40%).

Zat-zat yang kurang larut atau tidak larut dalam dasar salep. (IMO, 59)

Zat-zat ini diserbukkan dulu dengan derajat halus serbuk pengayak no.100 setelah itu serbuk dicampur baik-baik dengan sama berat masa salep, atau dengan salah satu bahan dasar salep. Bila perlu bahan dasar salep tersebut dilelehkan terlebih dahulu, setelah itu sisa bahan-bahan yang lainditambahkan sedikit demi sedikit sambil digerus dan diaduk hingga homogen. Untuk pencegahan pengkristalan pada waktu pendinginan, seperti Cera flava, Cera alba, Cetylalcoholum dan Paraffinum solidum tidak tersisa dari dasar salep yang cair atau lunak.

Kualitas salep yang baik adalah. (Ilmu Resep Teori, 42)

1.      Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembaban kamar.

2.      Lunak,semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan seluruh produk harus lunak dan homogen.

3.      Mudah dipakai atau mudah dioleskan.

4.      Dasar salep yang cocok.

5.      Dapat terdistribusi merat

Fungsi Salep

1.      Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit.

2.      Sebagai bahan pelumas pada kulit.

3.      Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan berair dan rangsang kulit.

Bab III Pelaksanaan Praktikum

A.    Resep Asli I

1.      Resep Asli

dr. Yustisia
Jl. A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 325/DKK-DU/III/2012
             Samarinda, 25 November 2012
R/ Akseroftol         25000 UI
     Ol. Cocos          q.s
     M.f. da in caps. no. V
     S. 1-0-0
Pro : Ny. Sarah











                 

                  

2.      Kelengkapan Resep

Tanda tangan dokter tidak tertera

Nomor telepon dokter tidak tertera

Alamat pasien tidak tertera

Umur pasien tidak tertera

3.      Penggolongan Obat

O   :

G   :

W  :

B   : Akseroftol

4.      Komposisi Bahan

Akseroftol            : 150 mg

Oleum Cocos       : 2350 mg

B.     Uraian Bahan

1.      Axerophtholum (FI III, 100)

a.       Sinonim          : Akseroftol, Vitamin A

b.      Khasiat           : Antiseroftalmia, sumber vitamin A

c.       Farmakologi   : Berperan penting melindungi asam lemak tak jenuh

                          dalam membran sel terhadap oksidasi kerusakan yang

                          terjadi pada lipid peroxidation itu dapat mencetuskan

                          suatu reaksi rantai yang akhirnya dapat memusnahkan

                          membran seluruhnya (OOP VI, 805)

d.      Pemerian        : Cairan menyerupai minyak ; kuning muda hingga merah

                          ; membuka jika didinginkan ; atau zat padat wujudnya

                          terutama tergantung dari zat tambahan yang digunakan.

                          Hampir tidak berbau tengik ; tidak stabil diudara dan

                          pada terdapat cahaya

e.       Kelarutan        : Praktis tidak larut dalam air dan gliserol P ; larut dalam

                          etanol mutlak P dan minyak nabati ; sangat mudah larut

                          dalam kloroform P dan eter P

f.        Dosis               : Dosis profilaksis sehari : 2500 – 5000 UI

                          DM sekali : 25000 UI

                                 sehari : 50000 UI

2.      Oleum Cocos (FI III, 456)

a.       Sinonim          : Minyak Kelapa

b.      Khasiat           : Zat tambahan

c.       Pemerian        : Cairan jernih ; tidak berwarna atau kuning pucat ; bau

                          khas ; tidak tengik

d.   Kelarutan        : Larut dalam 2 bagian etanol (95%) P pada suhu 60 ;

                          sangat mudah larut dalam kloroform P dan eter P   

C.     Perhitungan Dosis

1.      Akseroftol

Dosis profilaksis sehari : 2500 – 5000 UI

DM sekali              : 25000 UI

        sehari              : 50000 UI

Dosis dalam resep : sekali : 1 x () = 5000 UI

                                  sehari : 1 x () = 5000 UI

Kesimpulan            : Dosis terapi

D.    Perhitungan Penimbangan

1.      Akseroftol            : 5 x 5000 UI = 25000 UI x 0,0003 mg = 7,5 mg

Pengenceran

      Akseroftol            : 50 mg

Ol. Cocos             : 950 mg +

                                      1000 mg

      Yang diambil       :  x 1000 mg = 150 mg

2.      Oleum Cocos       : (5 x 500 mg) – 150 mg

                             : 2500 mg – 150 mg

                             : 2350 mg

E.     Cara Kerja

1.      Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2.      Timbang bahan sesuai penimbangan

3.      Buat pengenceran akseroftol. Ambil 50 mg akseroftol, tambahkan 950 mg oleum cocos, aduk hingga homogen. Ambil hasil pengenceran 150 mg.

4.      Campurkan sebanyak 500 mg, teteskan dan masukkan kedalam kapsul no. 0

5.      Tutup kapsul dengan cara mengoleskan alkohol pada tepi luar kapsul

6.      Kemas dan beri etiket putih

F.      Penandaan

Etiket Putih

Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
No. 1                 25 November 2012
Ny. Sarah
1 x sehari 1 kapsul
Tiap pagi
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

G.    Edukasi

1.      Obat ini berkhasiat sebagai sumber vitamin A

2.      Diminum 1 x sehari 1 kapsul, tiap pagi

A.    Resep Asli II

1.      Resep Asli

dr. Cornelia Sulla
Jl. A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 325/DKK-DU/III/2012
Samarinda, 17 September 2012
R/ Reserpin          100 mcg
    HCT tab          no. 1/2
    M.f. l.a. pulv. da in caps. d.t.d. no. X
    S. 1-1-0
Pro : H. Salim

Resep Standar                     (ISO vol. 45, 261)

R/ Hydrochlortiazidum      25 mg

2.      Kelengkapan Resep

Tanda tangan dokter tidak tertera

Nomor telepon dokter tidak tertera

Alamat pasien tidak tertera

Umur pasien tidak tertera

3.      Penggolongan Obat

O   :

G   : Reserpin, Hydrochlortiazidum

W :

B   :

4.      Komposisi Bahan

Reserpin                         : 100 mcg

Hydrochlortiazidum      : 12,5 mg

B.     Uraian Bahan

1.      Reserpin (FI III, 554)

a.       Sinonim          : Reserpina

b.      Khasiat           : Antihipertensi

c.       Farmakologi   : Reserpin dalam dosis rendah (bersama HCT) tidak

                          menimbulkan efek buruk, daya kerjanya lebih baik

                          daripada beta-blockers, metildopa atau diazepam

                          (OOP VI, 554)

d.      Pemerian        : Hablur kecil atau serbuk hablur ; putih atau sampai agak

                          coklat muda ; tidak berbau ; hampir tidak berasa

e.       Kelarutan        : Praktis tidak larut dalam air dan dalam eter P ; larut

                          dalam 2000 bagian etanol (95%) P ; dalam 2000 bagian

                          methanol P, dalam 6 bagian kloroform P dan 90 bagian

                          aseton P

f.        Dosis              : Dosis awal : 500 mg

                          Dosis pemeliharaan : 100 mg – 250 mg

                          DM sekali : 1 mg

                                 sehari : 5 mg

2.      Hydrochlortiazidum (FI III, 288)

a.       Sinonim          : Hidroklortiazida, HCT

b.      Khasiat           : Piuretikum

c.       Farmakologi   : Berkerja dimuka tubuli distal, efek diuretisnya lebih

                          ringan dari diuretika lengkungan tetapi bertahan lebih

                          lama (OOP VI, 524)

d.      Pemerian        : Serbuk hablur, putih atau hampir putih ; tidak berbau ;

                          agak pahit

e.       Kelarutan        : Praktis tidak larut dalam air, dalam kloroform P dan eter

                          P ; larut dalam 200 bagian etanol (95%) P dan 20 bagian

                          aseton P ; larut dalam larutan alkali hidroksida

f.        Dosis              : DL sekali : 25 mg – 75 mg             DM sekali : 100 mg

                                 sehari : 50 mg – 150 mg                  sehari : 200 mg

3.      Saccharum Lactis (FI III, 338)

a.       Sinonim          : Laktosa, lactose

b.      Khasiat           : Zat tambahan

c.       Pemerian        : Serbuk hablur ; putih ; tidak berbau ; rasa agak manis



d.      Kelarutan        : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air

                          mendidih ; sukar larut dalam kloroform P dan dalam eter

4.      Carmine

a.       Sinonim          : Karmin

b.      Khasiat           : Bahan tambahan, pewarna

c.       Pemerian        : Serbuk atau masaa hablur, keras, merah, tidak berbau

                          dan rasa sedikit manis, stabil diudara, tetapi tidak mudah

                          menyerap bau

d.      Kelarutan        : Mudah atau pelan-pelan larut dalam air, mudah larut

                          dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol,

                          tidak larut dalam kloroform P dan eter P

C.     Perhitungan Dosis

1.      Hidroklortiazida

DL   sekali              : 25 mg – 75 mg                            DM   sekali : 100 mg

        sehari              : 50 mg – 150 mg                                    sehari : 200 mg

Dosis dalam resep : sekali : 1 x ( x 25 mg) = 12,5 mg

                                  sehari : 2 x ( x 25 mg) = 25 mg

Kesimpulan            : Dosis subterapi

Rekomendasi          : sekali : 1 x 25 mg = 25 mg

                                  sehari : 2 x 25 mg = 50 mg

2.      Reserpin

Dosis awal              : 500 mg                                       

Dosis profilaksis     : 100 mg – 250 mg                                 

DM sekali              : 1 mg

        sehari              : 5 mg

Dosis dalam resep : sekali : 1 x 100 mcg = 100 mcg = 0,1 mg

                                  sehari : 2 x 100 mcg = 200 mcg = 0,2 mg

Kesimpulan            : Dosis terapi

D.    Perhitungan Penimbangan

1.      Reserpin               : 10 x 0,1 mg = 1 mg

Pengenceran I

Reserpin               : 50 mg

Karmin                 : 50 mg

Laktosa                 : 400 mg +

                                                  500 mg (tidak dapat ditimbang)

       Pengenceran II

       Pengenceran I     : 50 mg       (5 mg reserpin)

       Laktosa                : 450 mg +

                                     500 mg

       Yang diambil      :  x 500 mg = 100 mg

2.      Hidroklortiazida   : 10 x 25 mg = 250 mg = . . . tablet

3.      Laktosa                 : (10 x 250 mg) – (100 mg + . . . mg)

                            : 2500 mg - . . . mg

                            : . . . mg

E.     Cara Kerja

1.      Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2.      Ditimbang bahan sesuai penimbangan

3.      Buat pengenceran bertingkat reserpin. Untuk pengenceran I, timbang 50 mg reserpin, 50 mg karmin, dan 400 mg laktosa. Masukkan kedalam mortir, gerus hingga homogen. Ambil 50 mg hasil pengenceran I, lalu buat pengenceran II, tambahkan 450 mg laktosa. Masukkan kedalam mortir, gerus hingga homogen. Ambil 100 mg hasil pengenceran

4.      Masukkan HCT tab. kedalam mortir, gerus hingga halus

5.      Tambahkan laktosa, gerus hingga homogen

6.      Tambahkan pengenceran reserpin, gerus hingga homogen

7.      Bagi serbuk menjadi 2 bagian, setiap bagian dibagi menjadi 5. Masukkan kedalam kapsul, lalu bersihkan kapsul

8.      Kemas dan beri etiket putih

F.      Penandaan

Etiket Putih

Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
No. 2                   17 September 2012
H. Salim
2 x sehari 1 kapsul
Tiap pagi dan siang
Sesudah makan
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

G.    Edukasi

1.      Obat ini berkhasiat untuk menormalkan tekanan darah

2.      Diminum 2 x sehari 1 kapsul, tiap pagi dan siang, sesudah makan

A.    Resep Asli III

1.      Resep Asli

dr. Saraswati
Jl. A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 561/DKK-DU/V/2012
Samarinda, 25 November 2012
R/ Hydrocartisoni Ungt.
     adde
     Nistatin
     M. da s. t.i.d. I oc. dolent. applic.
Pro : Nn. Murni

Resep Standar                (For. Nas., 113)

R/ Hydrocartisoni Unguentum

Hydrocortisonum           100 mg

Adeps Lanae                  1 gram

Vaselinum Album   ad   10 gram

2.      Kelengkapan Resep

Tanda tangan dokter tidak tertera

Nomor telepon dokter tidak tertera

Alamat pasien tidak tertera

Umur pasien tidak tertera

3.      Penggolongan Obat

O   :

G   : Hydrocortisonum, Nistatin

W :

B   :

4.      Komposisi Bahan

Hydrocortisonum           : 100 mg

Adeps Lanae                  : 1 gram

Vaselinum Album         : 10 gram

Nistatin                          : 166 mg

B.     Uraian Bahan

1.      Hydrocortisonum (FI III, 290)

a.       Sinonim          : Hidrokortison

b.      Khasiat           : Adrenoglukokartikoidum

c.       Pemerian        : Serbuk hablur ; putih atau hampir putih ; tak berbau

d.      Kelarutan        : Sangat sukar larut dalam air dan eter P ; agak sukar larut

                          dalam etanol (95%) P dan aseton P ; sukar larut dalam

                          kloroform P  

2.      Adeps Lanae (FI III, 61)

a.       Sinonim          : Lemak Bulu Domba

b.      Khasiat           : Zat tambahan

c.       Pemerian        : Zat serupa lemak, liat, lekat ; kuning muda atau kuning

                          pucat, agak tembus cahaya ; bau lemah dan khas

d.      Kelarutan        : Praktis tidak larut dalam air ; agak sukar larut dalam

                          etanol (95%) P ; mudah larut dalam kloroform P dan eter

3.      Vaselinum Album (FI III, 633)

a.       Sinonim          : Vaselin Putih

b.      Khasiat           : Zat tambahan

c.       Pemerian        : Massa lunak, lengket, bening, putih ; sifat ini tetap

                          setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa

                          diaduk

e.       Kelarutan        : Praktis tidak larut dalam air dan etanol (95%) P ; larut

                          dalam kloroform P, eter P dan eter minyak tanah P,

                          larutan kadang berupa lesensi lemah

4.      Nystatinum (FI IV, 625)

a.       Sinonim          : Nistatin

b.      Khasiat           : Anti infeksi pada kulit akibat endida SPP

c.       Pemerian        : Serbuk berwarna kuning hingga coklat muda ; berbau

                          biji-bijian higroskopik dan dapat terpengaruh bila

                          terpapar cahaya panas dan udara dalam waktu lama

d.      Kelarutan        : Sangat sukar larut dalam air, sukar hingga agak sukar

                          larut dalam etanol, dalam metanol dan n propanol dan n

                          butanol ; tidak larut dalam kloroform, eter, dan benzena

C.     Perhitungan Penimbangan

1.      Nistatin                 : 500000 UI

1 mg nistatin        : 3000 UI (OOP, 103)

Nistatin                 :  = 166 mg

2.      Hidrokortison       : 100 mg

3.      Adeps Lanae        : 1000 mg

4.      Vaselin Putih        : 10000 mg – (166 mg + 100 mg + 1000 mg)

                             : 10000 mg – 1266 mg

                             : 8734 mg

D.    Cara Kerja

1.      Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2.      Ditimbang bahan sesuai penimbangan

3.      Masukkan hidrokortison dan nistatin kedalam mortir, gerus hingga halus dan homogen

4.      Tambahkan adeps lanae, gerus hingga homogen

5.      Tambahkan vaselin putih sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen

6.      Keluarkan dari mortir, kemudian masukkan kedalam pot salep.

7.      Kemas dan beri etiket biru

E.     Penandaan

Etiket Biru

Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
No. 3                                25 November 2012
Nn. Murni
3 x sehari
Oleskan pada bagian yang sakit
OBAT LUAR

F.      Edukasi

1.      Obat ini berkhasiat untuk dermatitis atopik, kontak alergi

2.      Simpan ditempat sejuk dan kering

A.    Resep Asli IV

1.      Resep Asli

dr. Saraswati
Jl. A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 561/DKK-DU/V/2012
Samarinda, 25 November 2012
R/ Loco Vicks Voporb
        S.u.e.
Pro : Ganesh

                        Resep Standar

                   R/ Loco Vicks Voporb    (ISO vol. 46, 392)

                   Camphora                        5,26 %

                   Menthol                           2,82 %

                   Eucalyptus Oil                1,33 %

2.      Kelengkapan Resep

Tanda tangan dokter tidak tertera

Nomor telepon dokter tidak tertera

Alamat pasien tidak tertera

Umur pasien tidak tertera

3.      Penggolongan Obat

O   :

G   :

W :

B   : Menthol, camphora

4.      Komposisi Bahan

Camphora             : 526 mg

Menthol                : 282 mg

Eucalyptus Oil     : 133 mg

Vaselin Album     : 9060 mg

B.     Uraian Bahan

1.      Camphora (FI III, 130)

a.       Sinonim          : Kamfer

b.      Khasiat           : Anti iritasi

c.       Pemerian        : Hablur putih atau massa hablur ; tidak berwarna atau

                          putih ; bau khas, tajam ; rasa pedas dan aromatik

d.      Kelarutan        : Larut dalam 70 bagian air, 1 bagian etanol (95%) P, 0,25

                          bagian kloroform P ; sangat mudah larut dalam minyak

                          tanah P

2.      Mentholum (FI III, 362)

a.       Sinonim          : Mentol

b.      Khasiat           : Korigen, anti iritan

c.       Pemerian        : Hablur berbentuk jarum atau prisma ; tak berwarna ; bau

                          tajam seperti minyak permen ; rasa pedas dan aromatik

                          diikuti rasa dingin

d.      Kelarutan        : Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol

                          (95%) P dalam kloroform P dan eter P

3.      Oleum Gucalypti (FI III, 453)

a.       Sinonim          : Minyak eukalipti, minyak kayu putih

b.      Khasiat           : Anti iritan ; karminativum

c.       Pemerian        : Cairan ; tidak berwarna ; kuning atau hijau ; bau khas ;

                          aromatik ;  rasa pahit

d.      Kelarutan        : Larut dalam 2 bagian etanol (80%) P ; jika disimpan

                          lama kelarutan berkurang ; mudah larut dalam etanol

                          (90%) P

C.     Perhitungan Penimbangan

1.      Camphora             :  x 10 gram = 526 mg

2.      Menthol                :  x 10 gram = 282 mg

3.      Eucalyptus Oil     :  x 10 gram = 133 mg

4.      Vaselin Album     :  x 10 gram = 9060 mg

D.    Cara Kerja

1.      Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2.      Ditimbang bahan sesuai penimbangan

3.      Masukkan kamfer dan mentol kedalam pot salep

4.      Tambahkan vaselin album

5.      Kemudian tambahkan eucalyptus oil

6.      Lalu pot salep dipanaskan diatas penangas air hingga mencair

7.      Kemas dan beri etiket biru

E.     Penandaan

Etiket Biru

Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
No. 4                                25 November 2012
Ganesh
Untuk pemakaian luar
OBAT LUAR

F.      Edukasi

Sebagai obat penggunaan lokal pada kulit

Simpan ditempat kering dan sejuk

Bab IV Pembahasan

Resep 1

Bahan yang terdapat pada resep ini adalah akseroftol. Resep ini menggunakan pengenceran akseroftol 150 mg. Akseroftol berkhasiat sebagai sumber vitamin A. Bahan tambahan dalam resep ini adalah oleum cocos. Oleum cocos yang digunakan sebanyak 2350 mg.

            Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, timbang bahan sesuai penimbangan. Lalu buat pengenceran akseroftol. Ambil 50 mg akseroftol, tambahkan 950 mg oleum cocos, aduk hingga homogen. Ambil hasil pengenceran 150 mg. Kemudian campurkan sebanyak 500 mg, teteskan dan masukkan kedalam kapsul no. 0. Tutup kapsul dengan cara mengoleskan alkohol pada tepi luar kapsul. Kemas dan beri etiket putih

Resep 2

            Pada resep ini, bahan – bahan yang digunakan adalah reserpin 100 mg dan hidroklortiazida 250 mg. Reserpin berkhasiat sebagai anti hipertensi, dan hidroklortiazida berkhasiat sebagai piuretikum.

Bahan tambahan dalam resep ini adalah karmin dan laktosa. Karmin berfungsi sebagai pewarna. Pewarna digunakan untuk mengetahui homogenitas serbuk yang dihasilkan. Sedangkan laktosa berfungsi sebagai pemanis.

Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, timbang bahan sesuai penimbangan. Lalu buat pengenceran bertingkat reserpin. Untuk pengenceran I, timbang 50 mg reserpin, 50 mg karmin, dan 400 mg laktosa. Masukkan kedalam mortir, gerus hingga homogen. Ambil 50 mg hasil pengenceran I, lalu buat pengenceran II, tambahkan 450 mg laktosa. Masukkan kedalam mortir, gerus hingga homogen. Ambil 100 mg hasil pengenceran. Kemudian masukkan HCT tab. kedalam mortir, gerus hingga halus. Tambahkan laktosa, gerus hingga homogen. Tambahkan pengenceran reserpin, gerus hingga homogen. Keluarkan dari mortir, bagi serbuk menjadi 2 bagian, setiap bagian dibagi menjadi 5. Masukkan kedalam kapsul, lalu bersihkan kapsul. Kemas dan beri etiket putih

Resep 3

Bahan – bahan yang digunakan dalam resep ini antara lain hidrokortison 100 mg dan nistatin 166 mg. Hidrokortison berkhasiat sebagai adrenoglukokartikoidum. Nistatin berkhasiat sebagai anti infeksi pada kulit akibat endida SPP.

Bahan – bahan tambahan yang digunakan dalam resep ini adalah adeps lanae 1000 mg dan vaselin album 8900 mg.

Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, timbang bahan sesuai penimbangan. Lalu masukkan hidrokortison dan nistatin kedalam mortir, gerus hingga halus dan homogen. Tambahkan adeps lanae, gerus hingga homogen. Tambahkan vaselin putih sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen. Keluarkan dari mortir, kemudian masukkan kedalam pot salep. Kemas dan beri etiket biru.

Resep 4

Resep ini menggunakan bahan camphora 526 mg, menthol 282 mg, eucalyptus oil 133 mg, dan vaselin album 9060 mg.

Camphora berkhasiat sebagai anti iritasi. Menthol berkhasiat sebagai korigen dan anti iritasi. Eucalyptus oil berkhasiat sebagai anti iritasi dan karminativum.

Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, timbang bahan sesuai penimbangan. Lalu masukkan hidrokortison dan nistatin kedalam mortir, gerus hingga halus dan homogen. Tambahkan adeps lanae, gerus hingga homogen. Tambahkan vaselin putih sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen. Keluarkan dari mortir, kemudian masukkan kedalam pot salep. Kemas dan beri etiket biru.

Bab V Penutup

A.    Kesimpulan

Resep 1

Resep ini mengandung komposisi bahan yaitu akseroftol dan oleum cocos. Obat ini sebagai sumber vitamin A.

Resep  2

Resep ini mengandung komposisi bahan yaitu reserpin dan hidroklortiazida. Obat ini berkhasiat untuk menormalkan tekanan darah.

Resep 3

Resep ini mengandung komposisi bahan yaitu nistatin, hidrokortison, adeps lanae dan vaselin album. Obat ini berkhasiat untuk dermatitis atopik, kontak alergi.

Resep 4

            Resep ini mengandung komposisi bahan yaitu camphora, menthol dan eucalyptus oil. Obat ini berkhasiat sebagai obat penggunaan lokal pada kulit.

B.     Saran

Agar diperhatikan ketika meneteskan bahan kedalam kapsul. Usahakan jangan sampai ada bahan yang tertumpah.

Daftar Pustaka

Anief, Muhammad. 1987. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

             . 1978. Formularium Nasional. Edisi II. Depkes RI : Jakarta.

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Depkes  RI : Jakarta.

Raharja, Kirana. 2002. Obat-obat Penting. PT Elex Media Komputindo : Jakarta.

Informasi Spesialit Obat (ISO). Indonesia : ISFI.

0 komentar:

Posting Komentar