LAPORAN
PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR
Materi
Pertemuan V
Kapsul I
Nama
: Akhmad Andy Sandra
NIM
: 723901S.12.054
Dosen
: Husnul Warnida, S. Si., M. Si., Apt
LABORATORIUM
FARMASETIKA DASAR
AKADEMI
FARMASI SAMARINDA
2013
Bab
I Pendahuluan
A.
Maksud Praktikum
Mahasiswa
dapat meracik sediaan kapsul (capsulae) yang memenuhi persyaratan Farmakope.
B.
Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa
dapat membaca dan memahami resep
2. Mahasiswa
dapat menghitung dosis obat dalam resep
3. Mahasiswa
dapat menggunakan alat-alat laboratorium dengan benar
4. Mahasiswa
dapat menimbang bahan obat dengan benar
5. Mahasiswa
dapat meracik sediaan serbuk
6. Mahasiswa
dapat mengevaluasi sediaan serbuk
7. Mahasiswa
dapat membuat salinan resep dan memberikan informasi obat dalam resep
Bab
II Tinjauan Pustaka
Serbuk
(Pulvis) adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan. (FI III,
23)
Serbuk
(Pulvis) adalah campuran bahan kering, bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan dan dimaksudkan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. (FI IV, 14)
Kapsul
(Capsulae) adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau
lunak. (FI III, 5)
Kelebihan
dan kelemahan serbuk :
A. Kelebihan
(FI III, 24)
1. Serbuk
lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si penderita
2. Cocok
untuk anak-anak dan orang dewasa yang sulit untuk menelan tablet atau kapsul
3. Lebih
stabil dan mudah diserap oleh tubuh
4. Obat
yang volumenya besar untuk tablet atau kapsul dapat dibuat dalam serbuk
B. Kelemahan
1. Tidak
menutupi rasa yang tidak enak
2. Pada
penyimpanan yang tidak sesuai menjadi lembab
3. Membutuhkan
waktu yang lama dalam penyiapan di apotek
Serbuk
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Serbuk
bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot lebih kurang sama,
dikemas menggunakan pengemas yang cocok untuk sekali minum. (FI III, 23)
2. Serbuk
tabur (pulvis adspersorius) adalah serbuk yang bebas dari butiran kasar dan
dimaksudkan untuk obat luar. (FI III, 24)
Keseragaman
bobot :
Pada
pengemasan serbuk bagi, jika jumlahnya genap dan lebih dari 10, serbuk dibagi
dahulu menjadi 2 bagian sama banyak lalu masing-masing dibagi menjadi jumlah
yang diinginkan. Penyimpanan berat masing-masing serbuk terhadap yang lain
paling besar 10%. Serbuk bagi dikemas dalam kertas perkamen. Bagi serbuk yang
mengandung zat yang higroskopis, serbuk dibungkus dengan kertas berlilin dan
diserahkan dalam pot dengan tutup sekrup. Serbuk tabur dikemas dalam pot. (FI
III, 24)
Prinsip
pengerjaan obat (FI III, 23)
1. Serbuk
diracik satu demi satu, dan dicampur secara sedikit demi sedikit, dimulai dari
bahan obat yang jumlahnya sedikit, kemudian diayak, biasanya menggunakan
pengayak nomor 60 dan dicampur lagi, jika serbuk mengandung lemak. Diayak
dengan pengayak nomor 44
2. Obat
yang jumlahnya kurang dari 50 mg atau tidak bisa ditimbang, harus dilakukan
pengenceran menggunakan zat tambahan yang cocok
3. Obat
serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus terlebih dahulu sampai derajat
halus sesuai dengan tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk, setelah itu
dikeringkan dengan suhu tidak lebih dari 50
4. Obat
yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit digerus bersamaan dengan bahan
pembawa atau bahan tambahan
5. Obat
berupa cairan, misalnya tinctur dan ekstra cair, diuapkan pelarutnya hingga
hamper kering dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok
6. Obat
bermassa lembek, misalnya ekstra kental, dilarutkan dalam pelarut yang sesuai
secukupnya dan diserbukkan dengan zat tambahan yang cocok
7. Obat
yang berwarna berlainan digerus bersamaan agar diketahui homogenitas serbuk
8. Obat
dan volumenya kecil digerus terlebih dahulu
Derajat
halus serbuk
Derajat
halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor. Jika derajat halus
serbuk dinyatakan dengan satu nomor berarti semua serbuk dapat melewati
pengayak dengan nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan dua nomor, dimaksudkan
bahwa semua serbuk dapat melewati pengayak dengan nomor terendah dan tidak
lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi. (IMO, 32)
Bahan
tambahan harus memenuhi
1. Tidak
membahayakan dalam jumlah yang digunakan
2. Tidak
melebihi jumlah maksimum yang diperlukan untuk memberi efek yang diharapkan
3. Tidak
mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan dari sediaan resmi
4. Tidak
menggangu dalam pengujian dan penetapan kadar
Bab
III Pelaksanaan Praktikum
A. Resep
Asli I
1. Resep
Asli
Dr. Cornelia Sulla
Jl. A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 325/DKK-DU/III/2012
|
Samarinda, 17 September 2012
R/ Cafergot tab no. I
Valium tab no. I
M.f. pulv. d.t.d. no. VI da in caps.
S. o. 1/2 h. caps. I p.r.n.
Pro : Ny. Melati
|
Resep Standar
R/ Cafergot tab (ISO., vol. 46, 213)
Ergotamin tartat 1 mg
Kofein 100 mg
R/ Valium tab (ISO.,
vol. 46, 424)
Diazepam 5 mg
2. Kelengkapan
Resep
Tanda tangan dokter tidak tertera
Nomor telepon dokter tidak tertera
Alamat pasien tidak tertera
Umur pasien tidak tertera
3. Penggolongan
Obat
O :
G : Ergotamin tartat, Kofein, Diazepam
W :
B :
4. Komposisi
Bahan
Ergotamin tartat : 1 mg
Kofein : 100 mg
Diazepam : 5 mg
B. Uraian
Bahan
1. Ergotamin
Tartat (FI III, 244)
a. Sinonim
: Ergotamina tartat
b. Khasiat
: Oksitosikum, simpatolitikum
c. Pemerian
:
Serbuk hablur ; putih sampai kekuningan atau semu
kelabu ; praktis tidak
berbau
d. Kelarutan
: 1 gram larut dalam lebih kurang 500 ml air ; sedikit
mudah larut dengan
pertolongan sedikit asam tartrat P ;
sukar larut dalam
etanol (95%) P
e. Dosis
: DM sekali : 2 gram DL
sekali : 1 mg
sehari : 6 gram sehari
: 2 mg – 4 mg
2. Coffeinum
(FI III, 175)
a. Sinonim
: Kafein, trimetilksatina
b. Khasiat
: Stimulan saraf pusat,
kardiotonikum
c. Farmakologi
: Menstimulasi
SSP dengan efek menghilangkan rasa letih,
lapar, mengantuk, juga
daya konstentrasi dan kecepatan
reaksi, kofein
ditingkatkan serta prestasi otak dan
suasana jiwa diperbaik
(OOP, 374)
d. Pemerian
: Serbuk
atau hablur bentuk jarum mengkilat biasanya
menggumpal putih ;
tidak berbau ; rasa pahit
e. Kelarutan
: Agak
sukar larut dalam air dan dalam etanol (95%) P ;
mudah larut dalam
kloroform P ; sukar larut dalam eter P
f.
Dosis : DM sekali : 500 mg DL
sekali : 100 mg – 200 mg
sehari :
1,5 gram sehari : 300 mg – 600 mg
3. Diazepam
(FI III, 211)
a. Sinonim
: Diazepamum
b. Khasiat
: Sedativum
c. Pemerian
: Serbuk
hablur ; putih atau hampir putih ; tidak berbau
atau hampir tidak berbau
; rasa mula-mula tidak
mempunyai rasa,
kemudian pahit
d. Kelarutan
: Agak sukar larut dalam air ;
tidak larut dalam etanol
(95%) P ; mudah larut
dalam kloroform P
e. Dosis
: DM sekali : 40 mg DL sekali : 5 mg – 30 mg
C. Perhitungan
Dosis
1. Ergotamiin
Tartat
DM
sekali :
2 mg DL sekali : 1 mg
sehari :
6 mg sehari
: 2 mg – 4 mg
Dosis
dalam resep : sekali : 1 x 1 mg = 1 mg
sehari : 6 x 1
mg = 6 mg
Kesimpulan
: Dosis terapi
2. Kofein
DM
sekali :
500 mg DL sekali : 100 mg – 200 mg
sehari :
1500 mg sehari :
300 mg – 600 mg
Dosis
dalam resep : sekali : 1 x 100 mg = 100 mg
sehari : 6 x
100 mg = 600 mg
Kesimpulan
: Dosis terapi
3. Diazepam
DM
sehari :
40 mg DL sehari : 5 mg – 30 mg
sekali :
= 6,67 mg sekali
: = 0,83 mg - = 5 mg
Dosis
dalam resep : sekali : 1 x 5 mg = 5 mg
sehari : 6 x 5
mg = 30 mg
Kesimpulan
: Dosis terapi
D. Perhitungan
Penimbangan
1. Ergotamin
tartat :
6 x 1 mg = 6 mg
Pengenceran
Ergotamin
: 50 mg
Karmin :
50 mg
Laktosa
:
400 mg +
500 mg
Yang
diambil : x 500 mg = 60 mg (sisanya dibungkus sendiri)
2. Kafein
: 6 x 100 mg = 600 mg
3. Diazepam
:
6 x 5 mg = = 6 tablet
4. Laktosa
: (6 x 350 mg) – (60 mg
+ 600 mg + 750 mg)
: 2100 mg – 1410 mg
: 690 mg
E. Cara
Kerja
1. Siapkan
alat dan bahan yang akan digunakan
2. Timbang
bahan sesuai penimbangan
3. Buat
pengenceran ergotamin tartat. Masukkan 50 mg ergotamin tartat kedalam mortir,
tambahkan 50 mg karmin, dan tambahkan 450 mg SL, gerus hingga homogen.
Keluarkan dari mortir menggunakan sudip. Timbang hasil pengenceran 60 mg,
sisanya dibungkus tersendiri
4. Masukkan
kofein kedalam mortir, gerus hingga halus, sisihkan
5. Masukkan
diazepam kedalam mortir, gerus hingga halus. Tambahkan kofein, gerus hingga
homogen.
6. Tambahkan
pengenceran ergotamin tartat, gerus hingga homogen. Tambahkan SL, gerus hingga
homogen. Lalu keluarkan campuran bahan
7. Bagi
serbuk menjadi 2 bagian sama rata, setiap bagian dibagi menjadi 3. Bagi sama
banyak diatas kertas perkamen
8. Masukkan
serbuk kedalam cangkang kapsul yang ditentukan. Bersihkan kapsul
9. Kemas
dan beri etiket putih
F. Penandaan
Etiket
Putih
Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
|
No. 1 17 September 2012
Ny. Melati
6 x sehari 1 kapsul
Bila perlu
Sesudah makan
|
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP
DOKTER
|
G. Edukasi
1. Obat
ini berkhasiat sebagai pereda kejang dan sakit kepala
2. Diminum
6 x sehari 1 kapsul, bila perlu, sesudah makan
3. Simpan
ditempat kering dan sejuk
4. Bila
sakit berlanjut, segera hubungi dokter
A. Resep
Asli II
1. Resep
Asli
Dr.
Cornelia Sulla
Jl.
A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP
: 325/DKK-DU/III/2012
|
Samarinda, 17 September 2012
R/
Asetosal
Urotropin aa 2,5
M.f. pulv.
da in caps. l.a. no. XX
S. q.i.d.
caps. II
Pro
: Tn. Rahmadi
|
2. Kelengkapan
Resep
Tanda
tangan dokter tidak tertera
Nomor
telepon dokter tidak tertera
Alamat
pasien tidak tertera
Umur
pasien tidak tertera
3. Penggolongan
Obat
O :
G :
W :
Urotropin
B :
Asetosal
4. Komposisi
Bahan
Asetosal : = 0,125 gram
Urotropin : = 0,125 gram
B.
Uraian Bahan
1. Acidum Acetylsalicylicum
(FI III, 43)
a. Sinonim
: Asetosal
b. Khasiat
: Analgetikum, antipiretikum
c. Farmakologi : Asetosal
menghambat pembentukan fosfolifida menjadi
asam arachidonat, jika
asam arachidonat terbentuk
akan menghasilkan
endoperoksida kemudian
menghasilkan prostaglandin
yang menyebabkan demam
dan nyeri (OOP, 316)
d. Pemerian
: Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih
; tidak
berbau atau hamper
tidak berbau ; rasa asam
e. Kelarutan
: Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam
etanol
(95%) P ; larut dalam
kloroform P dan dalam eter P
f.
Dosis :
DM sekali
: 1 gram DL sekali : 500 mg – 1 gram
sehari : 8 gram
sehari : 1,5 gram – 3 gram
2. Urotropin
(FI III, 83)
a. Sinonim
: Heksamine, metenamina
b. Khasiat
: Antiseptikum saluran kemih
c. Pemerian
: Hablur
mengkilap tidak berwarna atau serbuk hablur
putih ; tidak berbau ; rasa membakar dan
manis
kemudian agak pahit
d. Kelarutan
: Larut dalam 1,5 bagian air ;
dalam 12,5 ml etanol (95%)
P dan dalam lebih kurang bagian kloroform P
e. Dosis
: DM sekali : 1 gram DL sekali
: 250 mg – 500 mg
sehari : 4
gram sehari : 1 gram – 2 gram
C.
Perhitungan Dosis
1. Asetosal
DM
sekali : 1 gram DL sekali : 500 mg – 1 gram
sehari
: 8 gram sehari : 1,5 gram –
3 gram
Dosis dalam resep : sekali
: 1 x (2 x 0,125 gram) = 0,25 gram = 250 mg
sehari : 4 x (2 x 0,125 gram) =
1000 mg
Kesimpulan : Dosis subterapi
Rekomendasi : Dosis dinaikkan sesuai DL
sekali : 1
x (2x 250 mg) = 500 mg
sehari : 4
x (2x 250 mg) = 2000 mg
2. Metenamina
DM
sekali : 1 gram DL sekali : 250 mg – 500 mg
sehari
: 4 gram sehari : 1 gram – 2
gram
Dosis dalam resep : sekali
: 1 x (2 x 0,125 gram) = 250 mg
sehari : 4 x (2 x 0,125 gram) =
1000 mg
Kesimpulan : Dosis terapi
D.
Perhitungan Penimbangan
1. Asetosal
: 20 x 250 mg = 5000 mg
Laktosa :
(20 x 350 mg) – (5000 mg + 350 mg) = 1650 mg
no. cangkang 1 : = 350 mg
2. Metenamina
: 20 x 125 mg = 2500 mg
Laktosa :
(20 x 350 mg) – (2500 mg + 350 mg) = 4150 mg
no. cangkang 1 : = 350 mg
3. Karmin
: 35 mg
Pengenceran
Karmin : 50 mg
Laktosa : 450
mg +
500 mg
Yang diambil : x 500 mg = 350 mg
E.
Cara Kerja
Asetosal
1. Disiapkan
alat dan bahan yang diperlukan
2. Ditimbang
bahan sesuai penimbangan
3. Masukkan
asetosal kedalam mortir, gerus hingga halus
4. Tambahkan
sebagian SL sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen. Tambahkan karmin, gerus
hingga homogen
5. Keluarkan
dari mortir, bagi menjadi 4 bagian sama banyak. Setiap bagian dibagi menjadi 5
bagian sama banyak diatas kertas perkamen
6. Masukkan
tiap bagian kedalam cangkang kapsul yang ditentukan. Lalu bersihkan kapsul
7. Kemas
dan beri etiket putih
Hexamina
1. Disiapkan
alat dan bahan yang diperlukan
2. Ditimbang
bahan sesuai penimbangan
3. Masukkan
hexamine kedalam mortir, gerus hingga halus
4. Tambahkan
sisa SL, gerus hingga homogen. Tambahkan karmin, gerus hingga homogen
5. Keluarkan,
bagi menjadi 4 bagian, tiap bagian dibagi menjadi 5 bagian sama banyak
6. Masukkan
tiap bagian kedalam cangkang kapsul yang ditentukan. Lalu bersihkan kapsul.
Kemas dan beri etiket putih
F.
Penandaan
Asetosal
Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
|
No. 2 17 September 2012
Tn. Rahmadi
4 x sehari 2 kapsul
Bila perlu
Sesudah makan
|
TIDAK
BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER
|
Hexamine
Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
|
No. 2 17 September 2012
Tn. Rahmadi
4 x sehari 2 kapsul
Sesudah makan
|
TIDAK
BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER
|
G.
Edukasi
Asetosal
1. Obat
ini berkhasiat sebagai obat demam
2. Diminum
4 x sehari 2 kapsul, bila perlu, sesudah makan
3. Simpan
ditempat sejuk dan kering
Hexamin
1. Obat
ini berkhasiat sebagai antiseptik saluran kemih
2. Diminum
4 x sehari 2 kapsul, sesudah makan
3. Simpan
ditempat sejuk dan kering
A. Resep
Asli III
1. Resep
Asli
Dr. Cornelia Sulla
Jl. A. W. Sjahranie 226
Samarinda
SIP :
325/DKK-DU/III/2012
|
Samarinda,
17 September 2012
R/ Pulveres
antasthmatici albi no. XV
da in caps
S. t.i.d. caps. I p.c.
Pro : Nn. Anita
|
Resep Standar (For. In., 132)
R/ Pulveres antasthmatici albi
Efedrin Hidrochlorida 0,025
Fenobarbital 0,03
Teofilin 0,1
Laktosa secukupnya
2. Kelengkapan
Resep
Tanda tangan dokter tidak tertera
Nomor telepon dokter tidak tertera
Alamat pasien tidak tertera
Umur pasien tidak tertera
3. Penggolongan
Obat
O :
G :
Fenobarbital, Teofilin
W :
Efedrin Hidrochlorida
B :
4. Komposisi
Bahan
Efedrin Hidrochlorida : 0,025 gram
Fenobarbital :
0,03 gram
Teofilin : 0,1 gram
B.
Uraian Bahan
1. Efhedrini
Hydrochloridum (FI III, 236)
a. Sinonim
: Efedrina Hidroklorida
b. Khasiat
: Simpatomimetikum
c. Farmakologi
: Derivat adrenalin ini memiliki efek
sentral lebih kuat
dengan efek broncodilatasi lebih ringan dan
bertahan
lebih lama (4 jam)
d. Pemerian
: Hablur putih ; serbuk hablur ;
tidak berbau ; rasa pahit
e. Kelarutan
: Larut dalam lebih kurang 4 bagian
air ; dalam lebih
kurang 14 bagian etanol
(95%) P ; praktis tidak larut
dalam eter P
f.
Dosis : DM sekali :
50 mg DL sekali : 10 mg – 30 mg
sehari : 150 mg sehari
: 30 mg – 100 mg
2. Fenobarbital
(FI III, 481)
a. Sinonim
: Luminal
b. Khasiat
: Hipnotikum, sedativum
c. Pemerian
: Hablur
atau serbuk hablur ; putih ; tidak berbau ; rasa
agak pahit
d. Kelarutan : Sangat
sukar larut dalam air ; larut dalam etanol (95%) P
; dalam eter P ; dalam larutan alkali
hidroksida dan alkali
karbonat
e. Dosis
: DM sekali : 300 mg DL sekali
: 15 mg – 30 mg
sehari : 600
mg sehari : 45 mg – 90 mg
3. Theophyllin
(FI III, 591)
a. Sinonim
: Teofilina,
teofilin
b. Khasiat
: Spasmolitikum bronkial
c. Pemerian
: Serbuk
hablur ; putih ; tidak berbau ; pahit ; mantap
diudara
d. Kelarutan
: Larut
dalam lebih kurang 180 bagian air ; lebih mudah
larut dalam air panas ; larut dalam lebih
kurang 120
bagian etanol (95%) P ; mudah larut dalam
larutan alkali
hidroksida dan dalam ammonia encer P
e. Dosis
: DM sekali : 500 mg DL sekali
: 200 mg
sehari : 1
gram sehari : 500 mg
C. Perhitungan
Dosis
1. Efedrin
Hidrochloridum
DM sekali :
50 mg DL sekali : 10 mg – 30 mg
sehari :
150 mg sehari
: 30 mg – 100 mg
Dosis dalam resep : sekali
: 1 x 0,025 gram = 25 mg
sehari : 3 x 0,025 gram = 75 mg
Kesimpulan : Dosis terapi
2. Fenobarbital
DM sekali :
300 mg DL sekali : 15 mg – 30 mg
sehari :
600 mg sehari
: 45 mg – 90 mg
Dosis dalam resep : sekali
: 1 x 0,03 gram = 30 mg
sehari : 3 x 0,03 gram = 90 mg
Kesimpulan : Dosis terapi
3. Teofilin
DM sekali :
500 mg DL sekali : 200 mg
sehari : 1
gram sehari
: 500 mg
Dosis dalam resep : sekali
: 1 x 0,1 gram = 100 mg
sehari : 3 x 0,1 gram = 300 mg
Kesimpulan : Dosis subterapi
Rekomendasi : Dosis dinaikkan sesuai DL
sekali : 1
x 0,2 gram = 200 mg
sehari : 3
x 0,2 gram = 600 mg
D.
Perhitungan Penimbangan
1. Efedrin
HCl : 15 x 0,025 gram = 0,375 gram = 375 mg
2. Fenobarbital
: 15 x 0,03 gram = 0,45 gram = 450 mg
3. Teofilin
: 15 x 0,2 gram = 3 gram = 3000 mg
4. Karmin
: 35 mg
Pengenceran karmin (1:10)
Karmin : 50 mg
Laktosa : 450 mg +
500 mg
Yang diambil : x 500 mg = 350 mg
5. Laktosa : (15 x 350 mg)–(375 mg + 450 mg
+ 3000 mg + 350 mg)
:
5250 mg – 4175 mg
:
1075 mg
E.
Cara Kerja
1. Disiapkan
alat dan bahan yang diperlukan
2. Ditimbang
bahan sesuai penimbangan
3. Lakukan
pengenceran karmin, timbang karmin 50 mg dan SL 450 mg. Masukkan bahan kedalam
mortir, gerus hingga homogen. Ambil hasil pengenceran karmin 350 mg, sisanya
dibungkus tersendiri
4. Masukkan teofilin kedalam mortir, gerus hingga
halus, sisihkan
5. Masukkan
efedrin HCL kedalam mortir, gerus hingga halus. Tambahkan SL sedikit demi
sedikit, gerus hingga homogen. Tambahkan pengenceran karmin, gerus hingga
homogen. Tambahkan fenobarbital, gerus hingga homogen. Dan tambahkan sisa SL,
gerus hingga homogen
6. Masukkan
campuran no. 4, gerus hingga homogen
7. Timbang
serbuk, hitung bobot rata-rata 1 bungkus, kemudian ambil 1 bungkus, timbang
sesuai dengan bobot rata-rata yang terbungkus. Lalu setiap bagian dibagi
menjadi 7, sehingga berjumlah 14. Bagi serbuk sama banyak diatas kertas
perkamen
8. Masukkan
serbuk kedalam cangkang kapsul yang ditentukan. Lalu bersihkan kapsul
9. Kemas
dan beri etiket putih
F.
Penandaan
Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt
: Akhmad Andy Sandra
|
No.
3 17 September 2012
Nn. Anita
3 x sehari 1 kapsul
Sesudah
makan
|
TIDAK
BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER
|
G.
Edukasi
1. Obat
ini berkhasiat sebagai obat asma
2. Diminum
3 x sehari 1 kapsul, sesudah makan
3. Simpan
ditempat sejuk dan kering
4. Bila
tak kunjung sembuh, segera hubungi dokter
Bab
IV Pembahasan
Resep 1
Bahan-bahan
yang terdapat pada resep ini adalah ergotamin tartat, kofein dan diazepam. Resep
ini menggunakan pengenceran ergotamin tartat 60 mg, kofein 600 mg, diazepam 6
tablet, dan laktosa 690 mg.
Ergotamin
tartat berkhasiat sebagai oksitosikum dan simpatolitikum. Kofein berkhasiat
sebagai stimulan saraf pusat. Dan diazepam berkhasiat sebagai sedativum.
Bahan
tambahan dalam resep ini adalah karmin dan laktosa. Karmin berfungsi sebagai
pewarna. Pewarna digunakan untuk mengetahui homogenitas serbuk yang dihasilkan.
Sedangkan laktosa berfungsi sebagai pemanis.
Siapkan alat dan bahan, timbang baha.
Pertama buat pengenceran ergotamin tartat. Masukkan 50 mg ergotamin tartat
kedalam mortir, tambahkan 50 mg karmin, dan tambahkan 450 mg laktosa, gerus
hingga homogen. Keluarkan dari mortir. Timbang hasil pengenceran 60 mg. Kemudian
masukkan kofein kedalam mortir, gerus hingga halus, sisihkan. Masukkan diazepam
kedalam mortir, gerus hingga halus. Tambahkan kofein, gerus hingga homogen. Tambahkan
pengenceran ergotamin tartat, gerus hingga homogen. Tambahkan laktosa, gerus
hingga homogen. Lalu keluarkan campuran bahan. Bagi serbuk menjadi 2 bagian
sama rata, setiap bagian dibagi menjadi 3. Kemudian masukkan serbuk kedalam
cangkang kapsul yang telah ditentukan, bersihkan kapsul. Lalu kemas dan beri
etiket putih.
Resep
2
Pada
resep ini, digunakan dua bahan yang pengerjaannya dipisah, yaitu asetosal dan
urotropin.
Asetosal
berkhasiat sebagai analgetik dan antipiretik. Sedangkan urotropin berkhasiat
sebagai antiseptikum saluran kemih.
Bahan tambahan dalam resep ini adalah karmin
dan laktosa. Karmin berfungsi sebagai pewarna. Pewarna digunakan untuk
mengetahui homogenitas serbuk yang dihasilkan. Sedangkan laktosa berfungsi
sebagai pemanis.
Cara
pengerjaan asetosal dan urotropin dikerjakan secara terpisah.
Untuk
Asetosal
Siapkan
alat dan bahan yang diperlukan, timbang bahan sesuai penimbangan. Lalu masukkan
asetosal kedalam mortir, gerus hingga halus. Tambahkan sebagian laktosa sedikit
demi sedikit, gerus hingga homogen. Tambahkan karmin, gerus hingga homogen. Keluarkan
dari mortir, kemudian bagi menjadi 4 bagian sama banyak. Setiap bagian dibagi
menjadi 5 bagian sama banyak diatas kertas perkamen. Masukkan tiap bagian
kedalam cangkang kapsul yang telah ditentukan, bersihkan kapsul. Lalu kemas dan
beri etiket putih.
Untuk
Urotropin
Siapkan
alat dan bahan yang diperlukan. Timbang bahan sesuai penimbangan. Lali masukkan
urotropin kedalam mortir, gerus hingga halus. Tambahkan sisa laktosa, gerus
hingga homogen. Tambahkan karmin, gerus hingga homogen. Keluarkan, lalu bagi
menjadi 4 bagian, tiap bagian dibagi menjadi 5 bagian sama banyak. Masukkan
tiap bagian kedalam cangkang kapsul yang telah ditentukan. Lalu bersihkan
kapsul. Kemudian kemas dan beri etiket putih.
Resep 3
Bahan yang digunakan
dalam resep ini antara lain efedrin hidrochlorida 375 mg, fenobarbital 450 mg,
dan teofilin 3000 mg.
Efedrin hidrochlorida
berkhasiat sebagai simpatomimetikum. Fenobarbital berkhasiat sebagai hipnotikum
dan sedativum. Teofilin berkhasiat sebagai spasmolitikum bronkial.
Bahan tambahan dalam
resep ini adalah karmin dan laktosa. Karmin berfungsi sebagai pewarna. Pewarna
digunakan untuk mengetahui homogenitas serbuk yang dihasilkan. Sedangkan laktosa
berfungsi sebagai pemanis.
Siapkan alat dan bahan, timbang
bahan. Lalu lakukan pengenceran karmin, timbang karmin 50 mg dan laktosa 450
mg. Masukkan bahan kedalam mortir, gerus hingga homogen. Ambil hasil
pengenceran karmin 350 mg. Kemudian masukkan teofilin kedalam mortir, gerus
hingga halus, sisihkan. Masukkan efedrin hidrochlorida kedalam mortir, gerus
hingga halus. Tambahkan laktosa sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen.
Tambahkan pengenceran karmin, gerus hingga homogen. Tambahkan fenobarbital,
gerus hingga homogen. Dan tambahkan sisa laktosa, gerus hingga homogen. Lalu
tambahkan teofilin, gerus hingga homogen. Timbang serbuk, hitung bobot
rata-rata 1 bungkus, kemudian ambil 1 bungkus, timbang sesuai dengan bobot
rata-rata yang terbungkus. Lalu setiap bagian dibagi menjadi 7, sehingga berjumlah
14. Bagi serbuk sama banyak diatas kertas perkamen. Masukkan serbuk kedalam
cangkang kapsul yang telah ditentukan. Lalu bersihkan kapsul. Kemas dan beri
etiket putih
Bab
V Penutup
A.
Kesimpulan
Resep
1
Resep
ini mengandung komposisi bahan yaitu ergotamin tartat, kofein, dan diazepam.
Obat ini berkhasiat sebagai pereda kejang dan sakit kepala.
Resep
2
Resep
ini menggunakan bahan yang dikerjakan secara terpisah, yaitu asetosal dan
urotropin. Asetosal berkhasiat sebagai penurun demam, sedangkan urotropin
berkhasiat sebagai antiseptik saluran kemih.
Resep 3
Resep
ini mengandung komposisi bahan yaitu efedrin hidrochlorida, fenobarbital, dan
teofilin. Obat ini berkhasiat sebagai obat penyakit asma.
B.
Saran
Untuk
pengerjaan memasukkan serbuk kedalam kapsul. Diperhatikan agar serbuk yang
masuk kedalam kapsul, penuh, dan tidak ada serbuk yang tersisa, kemudian kapsul
ditutup rapat dan dibersihkan.
Daftar
Pustaka
Anief, Muhammad. 1987. Ilmu
Meracik Obat. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
. 1978. Formularium Nasional.
Edisi II. Depkes RI : Jakarta.
Anonim.
1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Depkes RI : Jakarta.
Raharja, Kirana. 2002. Obat-obat Penting. PT Elex Media
Komputindo : Jakarta.
Informasi Spesialit Obat
(ISO). Indonesia : ISFI.
0 komentar:
Posting Komentar