Minggu, 12 Februari 2017

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR Materi Pertemuan V Kapsul I


LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR

Materi Pertemuan V


Kapsul I



                            Nama    : Akhmad Andy Sandra

                            NIM      : 723901S.12.054

                            Dosen    : Husnul Warnida, S. Si., M. Si., Apt



LABORATORIUM FARMASETIKA DASAR

AKADEMI FARMASI SAMARINDA

2013


Bab I Pendahuluan

A.    Maksud Praktikum

Mahasiswa dapat meracik sediaan kapsul (capsulae) yang memenuhi persyaratan Farmakope.

B.     Tujuan Praktikum

1.      Mahasiswa dapat membaca dan memahami resep

2.      Mahasiswa dapat menghitung dosis obat dalam resep

3.      Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat laboratorium dengan benar

4.      Mahasiswa dapat menimbang bahan obat dengan benar

5.      Mahasiswa dapat meracik sediaan serbuk

6.      Mahasiswa dapat mengevaluasi sediaan serbuk

7.      Mahasiswa dapat membuat salinan resep dan memberikan informasi obat dalam resep

Bab II Tinjauan Pustaka

Serbuk (Pulvis) adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan. (FI III, 23)

Serbuk (Pulvis) adalah campuran bahan kering, bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan dan dimaksudkan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.            (FI IV, 14)

Kapsul (Capsulae) adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak. (FI III, 5)

Kelebihan dan kelemahan serbuk :

A.    Kelebihan (FI III, 24)

1.      Serbuk lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si penderita

2.      Cocok untuk anak-anak dan orang dewasa yang sulit untuk menelan tablet atau kapsul

3.      Lebih stabil dan mudah diserap oleh tubuh

4.      Obat yang volumenya besar untuk tablet atau kapsul dapat dibuat dalam serbuk

B.     Kelemahan

1.      Tidak menutupi rasa yang tidak enak

2.      Pada penyimpanan yang tidak sesuai menjadi lembab

3.      Membutuhkan waktu yang lama dalam penyiapan di apotek

Serbuk dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

1.      Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot lebih kurang sama, dikemas menggunakan pengemas yang cocok untuk sekali minum. (FI III, 23)

2.      Serbuk tabur (pulvis adspersorius) adalah serbuk yang bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. (FI III, 24)

Keseragaman bobot :

Pada pengemasan serbuk bagi, jika jumlahnya genap dan lebih dari 10, serbuk dibagi dahulu menjadi 2 bagian sama banyak lalu masing-masing dibagi menjadi jumlah yang diinginkan. Penyimpanan berat masing-masing serbuk terhadap yang lain paling besar 10%. Serbuk bagi dikemas dalam kertas perkamen. Bagi serbuk yang mengandung zat yang higroskopis, serbuk dibungkus dengan kertas berlilin dan diserahkan dalam pot dengan tutup sekrup. Serbuk tabur dikemas dalam pot. (FI III, 24)

Prinsip pengerjaan obat (FI III, 23)

1.      Serbuk diracik satu demi satu, dan dicampur secara sedikit demi sedikit, dimulai dari bahan obat yang jumlahnya sedikit, kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak nomor 60 dan dicampur lagi, jika serbuk mengandung lemak. Diayak dengan pengayak nomor 44

2.      Obat yang jumlahnya kurang dari 50 mg atau tidak bisa ditimbang, harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang cocok

3.      Obat serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus terlebih dahulu sampai derajat halus sesuai dengan tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk, setelah itu dikeringkan dengan suhu tidak lebih dari 50

4.      Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit digerus bersamaan dengan bahan pembawa atau bahan tambahan

5.      Obat berupa cairan, misalnya tinctur dan ekstra cair, diuapkan pelarutnya hingga hamper kering dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok

6.      Obat bermassa lembek, misalnya ekstra kental, dilarutkan dalam pelarut yang sesuai secukupnya dan diserbukkan dengan zat tambahan yang cocok

7.      Obat yang berwarna berlainan digerus bersamaan agar diketahui homogenitas serbuk

8.      Obat dan volumenya kecil digerus terlebih dahulu

Derajat halus serbuk

Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor. Jika derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor berarti semua serbuk dapat melewati pengayak dengan nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan dua nomor, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melewati pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi. (IMO, 32)

Bahan tambahan harus memenuhi

1.      Tidak membahayakan dalam jumlah yang digunakan

2.      Tidak melebihi jumlah maksimum yang diperlukan untuk memberi efek yang diharapkan

3.      Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan dari sediaan resmi

4.      Tidak menggangu dalam pengujian dan penetapan kadar

Bab III Pelaksanaan Praktikum

A.    Resep Asli I

1.      Resep Asli

Dr. Cornelia Sulla
Jl. A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 325/DKK-DU/III/2012
             Samarinda, 17 September 2012
R/ Cafergot tab           no. I
     Valium tab             no. I
     M.f. pulv. d.t.d. no. VI da in caps.
     S. o. 1/2 h. caps. I p.r.n.
Pro : Ny. Melati











                 

                  

                  Resep Standar

                  R/ Cafergot tab     (ISO., vol. 46, 213)

                  Ergotamin tartat   1 mg

                  Kofein                  100 mg

                  R/ Valium tab       (ISO., vol. 46, 424)

                  Diazepam             5 mg

2.      Kelengkapan Resep

Tanda tangan dokter tidak tertera

Nomor telepon dokter tidak tertera

Alamat pasien tidak tertera

Umur pasien tidak tertera

3.      Penggolongan Obat

O   :

G   : Ergotamin tartat, Kofein, Diazepam

W  :

B   :

4.      Komposisi Bahan

Ergotamin tartat   : 1 mg

Kofein                  : 100 mg

Diazepam             : 5 mg

B.     Uraian Bahan

1.      Ergotamin Tartat (FI III, 244)

a.       Sinonim          : Ergotamina tartat

b.      Khasiat           : Oksitosikum, simpatolitikum

c.       Pemerian        : Serbuk hablur ; putih sampai kekuningan atau semu

                          kelabu ; praktis tidak berbau

d.      Kelarutan        : 1 gram larut dalam lebih kurang 500 ml air ; sedikit

                          mudah larut dengan pertolongan sedikit asam tartrat P ;

                          sukar larut dalam etanol (95%) P

e.       Dosis               : DM sekali : 2 gram             DL sekali : 1 mg

                                                         sehari : 6 gram                    sehari : 2 mg – 4 mg

2.      Coffeinum (FI III, 175)

a.       Sinonim          : Kafein, trimetilksatina

b.      Khasiat           : Stimulan saraf pusat, kardiotonikum

c.       Farmakologi   : Menstimulasi SSP dengan efek menghilangkan rasa letih,

                          lapar, mengantuk, juga daya konstentrasi dan kecepatan

                          reaksi, kofein ditingkatkan serta prestasi otak dan

                          suasana jiwa diperbaik (OOP, 374)

d.      Pemerian        : Serbuk atau hablur bentuk jarum mengkilat biasanya

                          menggumpal putih ; tidak berbau ; rasa pahit

e.       Kelarutan        : Agak sukar larut dalam air dan dalam etanol (95%) P ;

                          mudah larut dalam kloroform P ; sukar larut dalam eter P

f.        Dosis              : DM sekali : 500 mg     DL sekali : 100 mg – 200 mg

                                  sehari : 1,5 gram          sehari : 300 mg – 600 mg

3.      Diazepam (FI III, 211)

a.       Sinonim          : Diazepamum

b.      Khasiat           : Sedativum

c.       Pemerian        : Serbuk hablur ; putih atau hampir putih ; tidak berbau

                          atau hampir tidak berbau ; rasa mula-mula tidak

                          mempunyai rasa, kemudian pahit

d.      Kelarutan        : Agak sukar larut dalam air ; tidak larut dalam etanol

                          (95%) P ; mudah larut dalam kloroform P

e.       Dosis              : DM sekali : 40 mg               DL sekali : 5 mg – 30 mg                    

C.     Perhitungan Dosis

1.      Ergotamiin Tartat

DM sekali              : 2 mg                         DL sekali : 1 mg

        sehari              : 6 mg                                 sehari : 2 mg – 4 mg

Dosis dalam resep : sekali : 1 x 1 mg = 1 mg

                                  sehari : 6 x 1 mg = 6 mg

Kesimpulan            : Dosis terapi

2.      Kofein

DM sekali              : 500 mg                     DL sekali : 100 mg – 200 mg

        sehari              : 1500 mg                           sehari : 300 mg – 600 mg

Dosis dalam resep : sekali : 1 x 100 mg = 100 mg

                                  sehari : 6 x 100 mg = 600 mg

Kesimpulan            : Dosis terapi

3.      Diazepam

DM sehari              : 40 mg                     DL sehari : 5 mg – 30 mg

        sekali              :  = 6,67 mg                  sekali :  = 0,83 mg -  = 5 mg

Dosis dalam resep : sekali : 1 x 5 mg = 5 mg

                                  sehari : 6 x 5 mg = 30 mg

Kesimpulan            : Dosis terapi

D.    Perhitungan Penimbangan

1.       Ergotamin tartat     : 6 x 1 mg = 6 mg

Pengenceran

Ergotamin       : 50 mg

Karmin            : 50 mg

Laktosa           : 400 mg +

                         500 mg

Yang diambil                :  x 500 mg = 60 mg (sisanya dibungkus sendiri)

2.       Kafein                     : 6 x 100 mg = 600 mg

3.       Diazepam               : 6 x 5 mg =  = 6 tablet

4.       Laktosa                   : (6 x 350 mg) – (60 mg + 600 mg + 750 mg)

                                      : 2100 mg – 1410 mg

                                      : 690 mg

E.     Cara Kerja

1.      Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2.      Timbang bahan sesuai penimbangan

3.      Buat pengenceran ergotamin tartat. Masukkan 50 mg ergotamin tartat kedalam mortir, tambahkan 50 mg karmin, dan tambahkan 450 mg SL, gerus hingga homogen. Keluarkan dari mortir menggunakan sudip. Timbang hasil pengenceran 60 mg, sisanya dibungkus tersendiri

4.      Masukkan kofein kedalam mortir, gerus hingga halus, sisihkan

5.      Masukkan diazepam kedalam mortir, gerus hingga halus. Tambahkan kofein, gerus hingga homogen.

6.      Tambahkan pengenceran ergotamin tartat, gerus hingga homogen. Tambahkan SL, gerus hingga homogen. Lalu keluarkan campuran bahan

7.      Bagi serbuk menjadi 2 bagian sama rata, setiap bagian dibagi menjadi 3. Bagi sama banyak diatas kertas perkamen

8.      Masukkan serbuk kedalam cangkang kapsul yang ditentukan. Bersihkan kapsul

9.      Kemas dan beri etiket putih

F.      Penandaan

Etiket Putih

Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
No. 1                 17 September 2012
Ny. Melati
6 x sehari 1 kapsul
Bila perlu
Sesudah makan
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

G.    Edukasi

1.      Obat ini berkhasiat sebagai pereda kejang dan sakit kepala

2.      Diminum 6 x sehari 1 kapsul, bila perlu, sesudah makan

3.      Simpan ditempat kering dan sejuk

4.      Bila sakit berlanjut, segera hubungi dokter

A.    Resep Asli II

1.      Resep Asli

Dr. Cornelia Sulla
Jl. A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 325/DKK-DU/III/2012
Samarinda, 17 September 2012
R/ Asetosal
    Urotropin          aa 2,5
    M.f. pulv. da in caps. l.a. no. XX
    S. q.i.d. caps. II
Pro : Tn. Rahmadi

2.      Kelengkapan Resep

Tanda tangan dokter tidak tertera

Nomor telepon dokter tidak tertera

Alamat pasien tidak tertera

Umur pasien tidak tertera

3.      Penggolongan Obat

O   :

G   :

W : Urotropin

B   : Asetosal

4.      Komposisi Bahan

Asetosal   :  = 0,125 gram

Urotropin :  = 0,125 gram

B.     Uraian Bahan

1.      Acidum Acetylsalicylicum (FI III, 43)

a.       Sinonim          : Asetosal

b.      Khasiat           : Analgetikum, antipiretikum

c.       Farmakologi   : Asetosal menghambat pembentukan fosfolifida menjadi

                          asam arachidonat, jika asam arachidonat terbentuk

                          akan menghasilkan endoperoksida kemudian

                          menghasilkan prostaglandin yang menyebabkan demam

                          dan nyeri (OOP, 316)

d.      Pemerian        : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih ; tidak

                          berbau atau hamper tidak berbau ; rasa asam

e.       Kelarutan        : Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol

                          (95%) P ; larut dalam kloroform P dan dalam eter P

f.        Dosis              : DM sekali : 1 gram     DL sekali : 500 mg – 1 gram

                                 sehari : 8 gram            sehari : 1,5 gram – 3 gram

2.      Urotropin (FI III, 83)

a.       Sinonim          : Heksamine, metenamina

b.      Khasiat           : Antiseptikum saluran kemih

c.       Pemerian        : Hablur mengkilap tidak berwarna atau serbuk hablur

                          putih ; tidak berbau ; rasa membakar dan manis

                          kemudian agak pahit

d.      Kelarutan        : Larut dalam 1,5 bagian air ; dalam 12,5 ml etanol (95%)

                          P dan dalam lebih kurang bagian kloroform P

e.       Dosis              : DM   sekali : 1 gram       DL sekali : 250 mg – 500 mg

                                   sehari : 4 gram              sehari : 1 gram – 2 gram

C.     Perhitungan Dosis

1.      Asetosal

DM sekali               : 1 gram                      DL sekali : 500 mg – 1 gram

sehari                      : 8 gram                              sehari : 1,5 gram – 3 gram

Dosis dalam resep : sekali : 1 x (2 x 0,125 gram) = 0,25 gram = 250 mg

                                  sehari : 4 x (2 x 0,125 gram) = 1000 mg

Kesimpulan            : Dosis subterapi

Rekomendasi          : Dosis dinaikkan sesuai DL

                    sekali   : 1 x (2x 250 mg) = 500 mg

                    sehari : 4 x (2x 250 mg) = 2000 mg



2.      Metenamina

DM sekali               : 1 gram                      DL sekali : 250 mg – 500 mg

sehari                      : 4 gram                              sehari : 1 gram – 2 gram

Dosis dalam resep : sekali : 1 x (2 x 0,125 gram) = 250 mg

                                  sehari : 4 x (2 x 0,125 gram) = 1000 mg

Kesimpulan            : Dosis terapi

D.    Perhitungan Penimbangan

1.      Asetosal                  : 20 x 250 mg = 5000 mg

       Laktosa                  : (20 x 350 mg) – (5000 mg + 350 mg) = 1650 mg

       no. cangkang 1      :  = 350 mg

2.      Metenamina            : 20 x 125 mg = 2500 mg

       Laktosa                  : (20 x 350 mg) – (2500 mg + 350 mg) = 4150 mg

       no. cangkang 1      :  = 350 mg

3.      Karmin                   : 35 mg

       Pengenceran

       Karmin :    50 mg

       Laktosa :    450 mg +

                          500 mg

       Yang diambil         :  x 500 mg = 350 mg

E.     Cara Kerja

Asetosal

1.      Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2.      Ditimbang bahan sesuai penimbangan

3.      Masukkan asetosal kedalam mortir, gerus hingga halus

4.      Tambahkan sebagian SL sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen. Tambahkan karmin, gerus hingga homogen

5.      Keluarkan dari mortir, bagi menjadi 4 bagian sama banyak. Setiap bagian dibagi menjadi 5 bagian sama banyak diatas kertas perkamen

6.      Masukkan tiap bagian kedalam cangkang kapsul yang ditentukan. Lalu bersihkan kapsul

7.      Kemas dan beri etiket putih

Hexamina

1.      Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2.      Ditimbang bahan sesuai penimbangan

3.      Masukkan hexamine kedalam mortir, gerus hingga halus

4.      Tambahkan sisa SL, gerus hingga homogen. Tambahkan karmin, gerus hingga homogen

5.      Keluarkan, bagi menjadi 4 bagian, tiap bagian dibagi menjadi 5 bagian sama banyak

6.      Masukkan tiap bagian kedalam cangkang kapsul yang ditentukan. Lalu bersihkan kapsul. Kemas dan beri etiket putih

F.      Penandaan

Asetosal

Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
No. 2                   17 September 2012
Tn. Rahmadi
4 x sehari 2 kapsul
Bila perlu
Sesudah makan
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

                        Hexamine

Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
No. 2                   17 September 2012
Tn. Rahmadi
4 x sehari 2 kapsul
Sesudah makan
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

G.    Edukasi

Asetosal

1.      Obat ini berkhasiat sebagai obat demam

2.      Diminum 4 x sehari 2 kapsul, bila perlu, sesudah makan

3.      Simpan ditempat sejuk dan kering

Hexamin

1.      Obat ini berkhasiat sebagai antiseptik saluran kemih

2.      Diminum 4 x sehari 2 kapsul, sesudah makan

3.      Simpan ditempat sejuk dan kering

A.    Resep Asli III

1.      Resep Asli

Dr. Cornelia Sulla
Jl. A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 325/DKK-DU/III/2012
Samarinda, 17 September 2012
R/ Pulveres antasthmatici albi      no. XV
     da in caps
     S. t.i.d. caps. I p.c.
Pro : Nn. Anita

Resep Standar                (For. In., 132)

R/ Pulveres antasthmatici albi

Efedrin Hidrochlorida   0,025

Fenobarbital                   0,03

Teofilin                          0,1

Laktosa secukupnya

2.      Kelengkapan Resep

Tanda tangan dokter tidak tertera

Nomor telepon dokter tidak tertera

Alamat pasien tidak tertera

Umur pasien tidak tertera

3.      Penggolongan Obat

O   :

G   : Fenobarbital, Teofilin

W : Efedrin Hidrochlorida

B   :

4.      Komposisi Bahan

Efedrin Hidrochlorida   : 0,025 gram

Fenobarbital                   : 0,03 gram

Teofilin                          : 0,1 gram

B.     Uraian Bahan

1.      Efhedrini Hydrochloridum (FI III, 236)

a.       Sinonim          : Efedrina Hidroklorida

b.      Khasiat           : Simpatomimetikum

c.       Farmakologi   : Derivat adrenalin ini memiliki efek sentral lebih kuat

                          dengan efek broncodilatasi lebih ringan dan bertahan

                          lebih lama (4 jam)

d.      Pemerian        : Hablur putih ; serbuk hablur ; tidak berbau ; rasa pahit

e.       Kelarutan        : Larut dalam lebih kurang 4 bagian air ; dalam lebih

                          kurang 14 bagian etanol (95%) P ; praktis tidak larut

                          dalam eter P

f.        Dosis              : DM sekali : 50 mg              DL sekali : 10 mg – 30 mg

                                 sehari : 150 mg                   sehari : 30 mg – 100 mg

2.      Fenobarbital (FI III, 481)

a.       Sinonim          : Luminal

b.      Khasiat           : Hipnotikum, sedativum

c.       Pemerian        : Hablur atau serbuk hablur ; putih ; tidak berbau ; rasa

                          agak pahit

d.      Kelarutan        : Sangat sukar larut dalam air ; larut dalam etanol (95%) P

                          ; dalam eter P ; dalam larutan alkali hidroksida dan alkali

                          karbonat

e.       Dosis              : DM   sekali : 300 mg      DL sekali : 15 mg – 30 mg

                                   sehari : 600 mg             sehari : 45 mg – 90 mg

3.      Theophyllin (FI III, 591)

a.       Sinonim          : Teofilina, teofilin

b.      Khasiat           : Spasmolitikum bronkial

c.       Pemerian        : Serbuk hablur ; putih ; tidak berbau ; pahit ; mantap

                          diudara

d.      Kelarutan        : Larut dalam lebih kurang 180 bagian air ; lebih mudah

                          larut dalam air panas ; larut dalam lebih kurang 120

                          bagian etanol (95%) P ; mudah larut dalam larutan alkali

                          hidroksida dan dalam ammonia encer P

e.       Dosis              : DM   sekali : 500 mg           DL sekali : 200 mg

                                   sehari : 1 gram                   sehari : 500 mg     

C.     Perhitungan Dosis

1.      Efedrin Hidrochloridum

DM sekali              : 50 mg                                 DL sekali : 10 mg – 30 mg

        sehari              : 150 mg                                      sehari : 30 mg – 100 mg

Dosis dalam resep : sekali : 1 x 0,025 gram = 25 mg

                                  sehari : 3 x 0,025 gram = 75 mg

Kesimpulan            : Dosis terapi

2.      Fenobarbital

DM sekali              : 300 mg                               DL sekali : 15 mg – 30 mg

        sehari              : 600 mg                                      sehari : 45 mg – 90 mg

Dosis dalam resep : sekali : 1 x 0,03 gram = 30 mg

                                  sehari : 3 x 0,03 gram = 90 mg

Kesimpulan            : Dosis terapi

3.      Teofilin

DM sekali              : 500 mg                               DL sekali : 200 mg

        sehari              : 1 gram                                       sehari : 500 mg

Dosis dalam resep : sekali : 1 x 0,1 gram = 100 mg

                                  sehari : 3 x 0,1 gram = 300 mg

Kesimpulan            : Dosis subterapi

Rekomendasi          : Dosis dinaikkan sesuai DL

                    sekali   : 1 x 0,2 gram = 200 mg

                    sehari : 3 x 0,2 gram = 600 mg

D.    Perhitungan Penimbangan

1.      Efedrin HCl          : 15 x 0,025 gram     = 0,375 gram = 375 mg

2.      Fenobarbital         : 15 x 0,03 gram       = 0,45 gram    = 450 mg

3.      Teofilin                : 15 x 0,2 gram         = 3 gram         = 3000 mg

4.      Karmin                 : 35 mg

Pengenceran karmin (1:10)

Karmin   : 50 mg

 Laktosa : 450 mg +

                 500 mg



Yang diambil       :  x 500 mg = 350 mg

5.      Laktosa                 : (15 x 350 mg)–(375 mg + 450 mg + 3000 mg + 350 mg)

                             : 5250 mg – 4175 mg

                             : 1075 mg

E.     Cara Kerja

1.      Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2.      Ditimbang bahan sesuai penimbangan

3.      Lakukan pengenceran karmin, timbang karmin 50 mg dan SL 450 mg. Masukkan bahan kedalam mortir, gerus hingga homogen. Ambil hasil pengenceran karmin 350 mg, sisanya dibungkus tersendiri

4.       Masukkan teofilin kedalam mortir, gerus hingga halus, sisihkan

5.      Masukkan efedrin HCL kedalam mortir, gerus hingga halus. Tambahkan SL sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen. Tambahkan pengenceran karmin, gerus hingga homogen. Tambahkan fenobarbital, gerus hingga homogen. Dan tambahkan sisa SL, gerus hingga homogen

6.      Masukkan campuran no. 4, gerus hingga homogen

7.      Timbang serbuk, hitung bobot rata-rata 1 bungkus, kemudian ambil 1 bungkus, timbang sesuai dengan bobot rata-rata yang terbungkus. Lalu setiap bagian dibagi menjadi 7, sehingga berjumlah 14. Bagi serbuk sama banyak diatas kertas perkamen

8.      Masukkan serbuk kedalam cangkang kapsul yang ditentukan. Lalu bersihkan kapsul

9.      Kemas dan beri etiket putih

F.      Penandaan

Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
No. 3                                      17 September 2012
Nn. Anita
3 x sehari 1 kapsul
Sesudah makan
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

G.    Edukasi

1.      Obat ini berkhasiat sebagai obat asma

2.      Diminum 3 x sehari 1 kapsul, sesudah makan

3.      Simpan ditempat sejuk dan kering

4.      Bila tak kunjung sembuh, segera hubungi dokter

Bab IV Pembahasan

Resep 1

Bahan-bahan yang terdapat pada resep ini adalah ergotamin tartat, kofein dan diazepam. Resep ini menggunakan pengenceran ergotamin tartat 60 mg, kofein 600 mg, diazepam 6 tablet, dan laktosa 690 mg.

Ergotamin tartat berkhasiat sebagai oksitosikum dan simpatolitikum. Kofein berkhasiat sebagai stimulan saraf pusat. Dan diazepam berkhasiat sebagai sedativum.

Bahan tambahan dalam resep ini adalah karmin dan laktosa. Karmin berfungsi sebagai pewarna. Pewarna digunakan untuk mengetahui homogenitas serbuk yang dihasilkan. Sedangkan laktosa berfungsi sebagai pemanis.

            Siapkan alat dan bahan, timbang baha. Pertama buat pengenceran ergotamin tartat. Masukkan 50 mg ergotamin tartat kedalam mortir, tambahkan 50 mg karmin, dan tambahkan 450 mg laktosa, gerus hingga homogen. Keluarkan dari mortir. Timbang hasil pengenceran 60 mg. Kemudian masukkan kofein kedalam mortir, gerus hingga halus, sisihkan. Masukkan diazepam kedalam mortir, gerus hingga halus. Tambahkan kofein, gerus hingga homogen. Tambahkan pengenceran ergotamin tartat, gerus hingga homogen. Tambahkan laktosa, gerus hingga homogen. Lalu keluarkan campuran bahan. Bagi serbuk menjadi 2 bagian sama rata, setiap bagian dibagi menjadi 3. Kemudian masukkan serbuk kedalam cangkang kapsul yang telah ditentukan, bersihkan kapsul. Lalu kemas dan beri etiket putih.

Resep 2

Pada resep ini, digunakan dua bahan yang pengerjaannya dipisah, yaitu asetosal dan urotropin.

Asetosal berkhasiat sebagai analgetik dan antipiretik. Sedangkan urotropin berkhasiat sebagai antiseptikum saluran kemih.

 Bahan tambahan dalam resep ini adalah karmin dan laktosa. Karmin berfungsi sebagai pewarna. Pewarna digunakan untuk mengetahui homogenitas serbuk yang dihasilkan. Sedangkan laktosa berfungsi sebagai pemanis.

Cara pengerjaan asetosal dan urotropin dikerjakan secara terpisah.

Untuk Asetosal

Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, timbang bahan sesuai penimbangan. Lalu masukkan asetosal kedalam mortir, gerus hingga halus. Tambahkan sebagian laktosa sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen. Tambahkan karmin, gerus hingga homogen. Keluarkan dari mortir, kemudian bagi menjadi 4 bagian sama banyak. Setiap bagian dibagi menjadi 5 bagian sama banyak diatas kertas perkamen. Masukkan tiap bagian kedalam cangkang kapsul yang telah ditentukan, bersihkan kapsul. Lalu kemas dan beri etiket putih.

Untuk Urotropin

Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Timbang bahan sesuai penimbangan. Lali masukkan urotropin kedalam mortir, gerus hingga halus. Tambahkan sisa laktosa, gerus hingga homogen. Tambahkan karmin, gerus hingga homogen. Keluarkan, lalu bagi menjadi 4 bagian, tiap bagian dibagi menjadi 5 bagian sama banyak. Masukkan tiap bagian kedalam cangkang kapsul yang telah ditentukan. Lalu bersihkan kapsul. Kemudian kemas dan beri etiket putih.

Resep 3

Bahan yang digunakan dalam resep ini antara lain efedrin hidrochlorida 375 mg, fenobarbital 450 mg, dan teofilin 3000 mg.

Efedrin hidrochlorida berkhasiat sebagai simpatomimetikum. Fenobarbital berkhasiat sebagai hipnotikum dan sedativum. Teofilin berkhasiat sebagai spasmolitikum bronkial.

Bahan tambahan dalam resep ini adalah karmin dan laktosa. Karmin berfungsi sebagai pewarna. Pewarna digunakan untuk mengetahui homogenitas serbuk yang dihasilkan. Sedangkan laktosa berfungsi sebagai pemanis.

Siapkan alat dan bahan, timbang bahan. Lalu lakukan pengenceran karmin, timbang karmin 50 mg dan laktosa 450 mg. Masukkan bahan kedalam mortir, gerus hingga homogen. Ambil hasil pengenceran karmin 350 mg. Kemudian masukkan teofilin kedalam mortir, gerus hingga halus, sisihkan. Masukkan efedrin hidrochlorida kedalam mortir, gerus hingga halus. Tambahkan laktosa sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen. Tambahkan pengenceran karmin, gerus hingga homogen. Tambahkan fenobarbital, gerus hingga homogen. Dan tambahkan sisa laktosa, gerus hingga homogen. Lalu tambahkan teofilin, gerus hingga homogen. Timbang serbuk, hitung bobot rata-rata 1 bungkus, kemudian ambil 1 bungkus, timbang sesuai dengan bobot rata-rata yang terbungkus. Lalu setiap bagian dibagi menjadi 7, sehingga berjumlah 14. Bagi serbuk sama banyak diatas kertas perkamen. Masukkan serbuk kedalam cangkang kapsul yang telah ditentukan. Lalu bersihkan kapsul. Kemas dan beri etiket putih

Bab V Penutup

A.    Kesimpulan

Resep 1

Resep ini mengandung komposisi bahan yaitu ergotamin tartat, kofein, dan diazepam. Obat ini berkhasiat sebagai pereda kejang dan sakit kepala.

Resep  2

Resep ini menggunakan bahan yang dikerjakan secara terpisah, yaitu asetosal dan urotropin. Asetosal berkhasiat sebagai penurun demam, sedangkan urotropin berkhasiat sebagai antiseptik saluran kemih.

Resep 3

Resep ini mengandung komposisi bahan yaitu efedrin hidrochlorida, fenobarbital, dan teofilin. Obat ini berkhasiat sebagai obat penyakit asma.

B.     Saran

Untuk pengerjaan memasukkan serbuk kedalam kapsul. Diperhatikan agar serbuk yang masuk kedalam kapsul, penuh, dan tidak ada serbuk yang tersisa, kemudian kapsul ditutup rapat dan dibersihkan.

Daftar Pustaka

Anief, Muhammad. 1987. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

             . 1978. Formularium Nasional. Edisi II. Depkes RI : Jakarta.

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Depkes  RI : Jakarta.

Raharja, Kirana. 2002. Obat-obat Penting. PT Elex Media Komputindo : Jakarta.

Informasi Spesialit Obat (ISO). Indonesia : ISFI.

0 komentar:

Posting Komentar