LAPORAN
PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR
Materi
Pertemuan I
Serbuk I
Nama
: Akhmad Andy Sandra
NIM
: 723901S.12.054
Dosen
: Husnul Warnida, S. Si., M. Si., Apt
LABORATORIUM
FARMASETIKA DASAR
AKADEMI
FARMASI SAMARINDA
2013
Bab I Pendahuluan
A.
Maksud
Praktikum
Mahasiswa dapat meracik sediaan
serbuk (pulvis, pulveres) yang memenuhi persyaratan Farmakope.
B.
Tujuan
Praktikum
1. Mahasiswa dapat membaca dan memahami
resep
2. Mahasiswa dapat menghitung dosis obat
dalam resep
3. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat
laboratorium dengan benar
4. Mahasiswa dapat menimbang bahan obat
dengan benar
5. Mahasiswa dapat meracik sediaan
serbuk
6. Mahasiswa dapat mengevaluasi sediaan
serbuk
7. Mahasiswa dapat membuat salinan resep
dan memberikan informasi obat dalam resep
Bab II Dasar Teori
Serbuk adalah campuran homogen dua
atau lebih obat yang diserbukkan. (FI III, 23)
Serbuk adalah campuran bahan kering,
bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan dan dimaksudkan untuk pemakaian oral
atau untuk pemakaian luar. (FI IV, 14)
Kelebihan dan kelemahan serbuk. (FI
III, 24)
A. Kelebihan
1. Serbuk lebih leluasa dalam memilih
dosis yang sesuai dengan keadaan si penderita
2. Cocok untuk anak-anak dan orang
dewasa yang sulit untuk menelan tablet atau kapsul
3. Lebih stabil dan mudah diserap oleh
tubuh
4. Obat yang volumenya besar untuk
tablet atau kapsul dapat dibuat dalam serbuk
B. Kelemahan
1. Tidak menutupi rasa yang tidak enak
2. Pada penyimpanan yang tidak sesuai
menjadi lembab
3. Membutuhkan waktu yang lama dalam
penyiapan di apotek
Serbuk dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu :
1. Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk
yang dibagi dalam bobot lebih kurang sama, dikemas menggunakan pengemas yang
cocok untuk sekali minum. (FI III, 23)
2. Serbuk tabur (pulvis adspersorius)
adalah serbuk yang bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar.
(FI III, 24)
Keseragaman bobot :
Pada pengemasan serbuk bagi, jika
jumlahnya genap dan lebih dari 10, serbuk dibagi dahulu menjadi 2 bagian sama
banyak lalu masing-masing dibagi menjadi jumlah yang diinginkan. Penyimpanan
berat masing-masing serbuk terhadap yang lain paling besar 10%. Serbuk bagi
dikemas dalam kertas perkamen. Bagi serbuk yang mengandung zat yang
higroskopis, serbuk dibungkus dengan kertas berlilin dan diserahkan dalam pot
dengan tutup sekrup. Serbuk tabur dikemas di pot. (FI III, 24)
Derajat halus serbuk
Derajat halus serbuk dinyatakan
dengan satu nomor atau dua nomor. Jika derajat halus serbuk dinyatakan dengan
satu nomor berarti semua serbuk dapat melewati pengayak dengan nomor tersebut.
Jika dinyatakan dengan dua nomor, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melewati
pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan
nomor tertinggi. (IMO, 32)
Prinsip pengerjaan obat (FI III, 23)
1. Serbuk diracik satu demi satu, dan
dicampur secara sedikit demi sedikit, dimulai dari bahan obat yang jumlahnya
sedikit, kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak nomor 60 dan dicampur
lagi, jika serbuk mengandung lemak. Diayak dengan pengayak nomor 44
2. Obat yang jumlahnya kurang dari 50 mg
atau tidak bisa ditimbang, harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan
yang cocok
3. Obat serbuk kasar, terutama simplisia
nabati, digerus terlebih dahulu sampai derajat halus sesuai dengan tertera pada
pengayak dan derajat halus serbuk, setelah itu dikeringkan dengan suhu tidak
lebih dari 50
4. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya
sedikit digerus bersamaan dengan bahan pembawa atau bahan tambahan
5. Obat berupa cairan, misalnya tinctur dan
ekstra cair, diuapkan pelarutnya hingga hamper kering dan diserbukkan dengan
pertolongan zat tambahan yang cocok
6. Obat bermassa lembek, misalnya ekstra
kental, dilarutkan dalam pelarut yang sesuai secukupnya dan diserbukkan dengan
zat tambahan yang cocok
7. Obat yang berwarna berlainan digerus
bersamaan agar diketahui homogenitas serbuk
8. Obat dan volumenya kecil digerus terlebih
dahulu
Bahan tambahan harus memenuhi
1. Tidak membahayakan dalam jumlah yang
digunakan
2. Tidak melebihi jumlah maksimum yang
diperlukan untuk memberi efek yang diharapkan
3. Tidak mengurangi ketersediaan hayati,
efek terapi atau keamanan dari sediaan resmi
4. Tidak menggangu dalam pengujian dan
penetapan kadar
Bab
III Pelaksanaan Praktikum
A. Resep
Asli I
1. Resep
Asli
Dr. Cornelia Sulla
Jl. A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP : 325/DKK-DU/III/2012
|
Samarinda, 17
September 2012
R/ Pulv. Acidov I no. X
S. t.d.d. Pulv I p.c.
Pro : Takbir
Umur
: 8 tahun
|
Resep Standar
R/ Pulv. Acidov I (For.
Ind., 129)
Asam Asetilsalisilat : 0,3 gram
Serbuk Candu Majemuk : 0,2 gram
2. Kelengkapan
Resep
Tanda tangan dokter tidak tertera
Nomor telepon dokter tidak tertera
Alamat pasien tidak tertera
3. Penggolongan
Obat
O : Serbuk Candu Majemuk (FI III, 463)
G :
W :
B : Asam Asetilsalisilat (ISO 2011, 48)
4. Komposisi
Bahan
Asam
Asetilsalisilat
Serbuk Candu
Majemuk
B. Uraian
Bahan
1. Asam
Asetilsalisilat
a. Sinonim
: Acidum Acetylsalicylicum, Asetosal (FI III, 43)
b. Khasiat
: Analgetikum, antipiretikum
c. Farmakologi
: Asetosal
menghambat pembentukan fosfolifida menjadi
asam arachidonat, jika
asam arachidonat terbentuk akan
menghasilkan endoperoksida
kemudian menghasilkan
prostaglandin yang
menyebabkan demam dan nyeri
(OOP, 316)
d. Pemerian
: Hablur
tidak berwarna atau serbuk hablur putih ; tidak
berbau atau hampir
tidak berbau ; rasa asam
e. Kelarutan
: Agak
sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol
(95%) P ; larut dalam
kloroform P dan dalam eter P
f.
Dosis :
DL sekali
: 30 mg – 40 mg/tahun
sehari : 90 mg
– 160 mg/tahun
DM sekali : 1 gram
sehari : 8
gram
2. Serbuk
Candu Majemuk
a. Sinonim
: Opii Pulvis Compositus, serbuk dover ( FI III, 462)
b. Khasiat
: Antitusivum
c. Farmakologi
: Obat-obat
ini menekan rangsangan batuk dipusat
batuk yang
terletak di sum-sum lanjutan dan mungkin
juga berkerja
terhadap pusat syaraf di otak dengan
efek menenangkan
d. Pemerian
: Serbuk ; kelabu coklat
e. Dosis
: DL sekali
: 100 mg – 150 mg
sehari :
200 mg – 450 mg
f.
Inkompatibilitas : Campuran alkaloid, morfin
dan kodein yang dibagi
dalam 2 bagian
yang penting dan dapat bercampur
dengan alkaloid
(Scoville’s, 511)
C. Perhitungan
Dosis
1. Asam
Asetilsalisilat
DL
anak sekali : 30 mg – 40 mg/tahun
sehari : 90 mg – 160 mg/tahun
DM
sekali :
1000 mg
sehari :
8000 mg
DL
anak sekali : 30 mg – 40 mg x 8 tahun = 240 mg – 320 mg
sehari : 90 mg – 160 mg x 8 tahun = 720 mg – 1280 mg
DM
anak sekali : x DM dewasa
: x 1000 mg = 400 mg
sehari : x 8000 mg = 3200 mg
Dosis
dalam resep : sekali : 1 x 0,3 g = 300 mg
sehari : 3 x
0,3 g = 900 mg
Kesimpulan
: Dosis terapi
2. Serbuk
Candu Majemuk
DL
anak sekali : 100 mg – 150 mg
sehari : 200 mg – 450 mg
DM
sekali :
1500 mg
sehari :
5000 mg
DM
anak sekali : x DM dewasa
: x 1500 mg = 600 mg
sehari
: x 5000 mg = 2000 mg
Dosis
dalam resep : sekali : 1 x 0,2 g = 200 mg
sehari : 3 x
0,2 g = 600 mg
Kesimpulan
: Dosis terapi
D. Penimbangan
1. Asam
Asetilsalisilat : 10 x 300 mg =
3000 mg
2. Serbuk
Candu Majemuk : 10 x 200 mg = 2000
mg
E. Cara
Kerja
1. Disiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ditimbang
bahan sesuai penimbangan
3. Asam
asetilsalisilat digerus hingga halus, lalu sisihkan
4. Kemudian
tambahkan serbuk dover sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen
5. Bagi
campuran no. 4 menjadi 2 bagian, timbang sama rata
6. Masing-masing
bagian dibagi menjadi 5 bungkus
7. Kemas
semua puyer, masukkan dalam plastik klip, lalu beri etiket putih
F. Penandaan
Etiket
Putih
Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
|
No. 1 17 September 2012
Takbir
3 x sehari 1 bungkus
Sesudah makan
|
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP
DOKTER
|
G. Edukasi
1. Obat
ini berfungsi sebagai obat demam, obat batuk berdahak
2. Obat
ini diminum 3 x sehari 1 bungkus sesudah makan
3. Efek
sampingnya dapat menyebabkan mikora lambung / hipersensitasi
4. Bila
sakit berlanjut, hubungi dokter
A. Resep
Asli II
1. Resep
Asli
Dr.
Cornelia Sulla
Jl.
A. W. Sjahranie 226 Samarinda
SIP
: 325/DKK-DU/III/2012
|
Samarinda, 17 September 2012
R/ Camphora 0,05
Zinci Oxydum
Amylum aa 1
Acid.
Salyc. 0,1
Talc.
Venet. ad 10
M. f. l. a. pulv. adsp. da. S.u.e
Pro
: Tn. Yunus
|
Kelengkapan
Resep
Tanda tangan dokter tidak tertera
Nomor telepon dokter tidak tertera
Alamat pasien tidak tertera
Umur pasien tidak tertera
2. Penggolongan
Obat
O :
G :
W :
B : Camphora, Zinci Oxydum, Amylum, Acid.
Salyc., Talc. Venet
3. Komposisi
Bahan
Camphora :
0,05 gram
Zinci Oxydum : 1 gram
Amylum :
1 gram
Acid. Salyc. : 0,1 gram
Talc. Venet. : 7,85 gram
B.
Uraian Bahan
1. Camphora
a. Sinonim
: Kamper (FI III, 130)
b. Khasiat
: Antiiritan
c. Pemerian
: Hablur
butir atau massa hablur ; tidak berwarna atau
putih ; bau khas, tajam ; rasa pedas dan
aromatik
d. Kelarutan
: Larut
dalam 700 bagian air, dalam 1 bagian etanol (95%)
P ; dalam 0,25 bagian kloroform ; sanagt
mudah larut
dalam eter P ; mudah larut dalam minyak
lemak
2. Zinci
Oxydum
a. Sinonim
: Sengoksida (FI III, 636)
b. Khasiat
: Antiseptikum local
c. Pemerian
: Serbuk
amorf, sangat halus ; putih atau putih kekuningan
; tidak berbau ; tidak berasa. Lambat laun
menyerap
karbondioksida dari udara
d. Kelarutan
: Praktis
tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P ;
larut dalam asam mineral encer dan dalam
larutan alkali
hidroksida
3. Acidum
Salicylicum
a. Sinonim
: Asam Salisilat (FI III, 56)
b. Khasiat
: Keratolitikum, antifungi
c. Farmakologi
: Berkhasiat
bakterlostatika, lemah, dan berdaya
keratulitis, yang dapat melarutkan lapisan
tanduk kulit
pada konsentrasi 5-10% (OOP VI, 105)
d. Pemerian
: Hablur
ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih
; hampir tidak berbau ; rasa agak manis dan
tajam
e. Kelarutan
: Larut
dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol
(95%) P ; mudah larut dalam kloroform P dan dalam
eter P ; larut dalam larutan ammonium
asetat P,
dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P
dan natrium
sitrat P
C.
Penimbangan Bahan
1. Camphora
: 0,05 gram
2. Zinci
Oxydum : 1 gram
3. Amylum
: 1 gram
4. Acid.
Salyc. : 0,1 gram
5. Talc.
Venet. : 10 g – (0,05 g + 1 g + 1
g + 0,1 g)
:
10 g – 2,15 g = 7,85 gram
D.
Cara Kerja
1. Disiapkan
alat dan bahan yang diperlukan
2. Ditimbang
bahan sesuai penimbangan
3. Acid.
Salyc. Ditetesi spiritus fortiori sebanyak 10 tetes. Sebelum spiritus fortior
menguap, tambahkan sebagian talc. venet., gerus hingga homogeny, kemudian
keluarkan dari mortar
4. Gerus
camphora, tetesi spiritus fortiori sebanyak 1 tetes, gerus lagi. Lalu tambahkan
amylum, gerus hingga homogeny, lalu keluarkan
5. Ambil
zinci oxydum yang telah diayak. Timbang sesuai yang dibutuhkan. Masukkan
kedalam mortar, lalu gerus hingga homogeny
6. Tambahkan
campuran no. 4 ke no. 5, lalu gerus hingga homogeny
7. Tambahkan
campuran no. 3 ke campuran no. 6, lalu gerus hingga homogeny
8. Masukkan
sisa talc. venet., gerus, lalu ayak, dan masukkan kedalam pot, beri etiket biru
E.
Penandaan
Etiket
Biru
Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Akhmad Andy Sandra
|
No. 2 17 September 2012
Tn. Yunus
Untuk pemakaian luar
|
OBAT
LUAR
|
F.
Edukasi
1. Obat
ini untuk ditaburkan kebagian tubuh yang terasa gatal atau alergi
2. Jangan
terkena mata atau luka terbuka
3. Jangan
ditelan (hanya untuk bagian luar tubuh)
4. Simpan
ditempat sejuk
A. Resep
Asli III
1. Resep
Asli
Dr. Cornelia Sulla
Jl. A. W. Sjahranie 226
Samarinda
SIP : 325/DKK-DU/III/2012
|
Samarinda,
17 September 2012
R/ Ammon. Bromid. 0,2
Elaeosacch. Anisi 0,4
Carmine
M. f. l. a. pulv. d.t.d no. X
S. o. m. et V pulv. I a. c.
Pro : Rabiah
Umur : 7 tahun
|
Resep Standar
R/ Elaeosacch Anisi (IMO 1997, 41)
Saccharum lactis 2 gram
Oleum anisi 1 tetes
2. Kelengkapan
Resep
Tanda tangan dokter tidak tertera
Nomor telepon dokter tidak tertera
Alamat pasien tidak tertera
3. Penggolongan
Obat
O :
G : Ammo. Bromid.
W :
B :
4. Komposisi
Bahan
Ammon. Bromid. : 4540 mg
Elaeosacch. Anisi : 4000 mg
Carmine :
250 mg
B.
Uraian Bahan
1. Ammonii
Bromidum (FI III, 87)
a. Sinonim
: Amonium Bromida
b. Khasiat
: Sedativum
c. Pemerian
: Hablur
atau serbuk hablur ; tidak berwarna sampai putih
kekuningan lemah ; tidak berbau ;
higroskopik
d. Kelarutan
: Larut
dalam 1,3 bagian air dan dalam 12 bagian etanol
(95%) P
e. Dosis
: DL sekali : - DM sekali : 1 gram
sehari : 60 mg/kg sehari : 3 gram
2. Oleum
Anisi (FI III, 451)
a. Sinonim
: Minyak Adasmanis
b. Khasiat
: Zat tambahan
c. Pemerian
: Cairan
; tidak berwarna atau warna kuning pucat ; bau
menyerupai
buahnya ; rasa manis dan aromatik ;
menghablur
jika di dinginkan
d. Kelarutan
: Dalam
etanol larut dalam 3 bagian volume etanol (95%)
P ; larutan menunjukkan opalesensi tidak
lebih kuat dari
opalesensi yang terjadi jika 0,5 ml perak
nitrat 0,1 N
ditambahkan pada campuran 0,5 ml natrium
klorida 0,02
N dan 50 ml air
3. Carmine
(FI IV, 488)
a. Sinonim
: Karmin
b. Khasiat
: Bahan tambahan pewarna
c. Pemerian
: Serbuk atau massa hablur, keras, merah tidak berbau
dan rasa sedikit manis, stabil di
udara, tetapi tidak
mudah menyerap bau
d. Kelarutan
: Mudah atau pelan-pelan larut dalam air, mudah larut
dalam air mendidih, sangat sukar larut
dalam etanol,
tidak larut dalam kloroform dan eter
e. Inkompatibilitas
: Diendapkan
oleh asam (Scoville’s, 497)
C.
Perhitungan Dosis
1. Ammonii
Bromidum
DL anak sehari :
60 mg/kg x 22,68 = 1361 mg
sekali :
454 mg
DM sekali ` :
1 gram
sehari : 3
gram
DM anak sekali :
x DM dewasa
:
x 1 gram = 368 mg
sehari : x 3 gram = 1105 mg
Dosis dalam resep : sekali :
1 x 0,2 gram = 200 mg
sehari : 2 x 0,2 gram = 400 mg
Kesimpulan : Dosis subterapi
Rekomendasi : Dosis dinaikkan sesuai DL
sekali : 1 x 454 mg = 454 mg
sehari : 2 x 454 mg = 908 mg
D.
Penimbangan
1. Ammonii
Bromidum : 10 x 454 mg = 4540 mg
2. Elaesacch.
Anisi : 10 x 0,4 gram = 4000 mg
Oleum Anisi : 2 tetes
Saccharum Lactis : 4 gram
3. Carmine
: 25 mg
Pengenceran carmine (1:10)
Carmine :
50 mg
Saccharum lactis : 450 mg +
500 mg
Pengenceran yang diambil : x 500 mg = 250 mg
E.
Cara Kerja
1. Disiapkan
alat dan bahan yang diperlukan
2. Ditimbang
bahan sesuai penimbangan
3. Panaskan
mortir dengan cara dituangi dulu dengan air panas hingga dinding luar mortir
terasa panas, setelah itu buang air panas tersebut, kemudian keringkan dengan
serbet
4. Masukkan
amonium bromida kedalam mortir yang telah dipanaskan, gerus hingga halus,
tambahkan sebagian laktosa, gerus hingga homogen
5. Masukkan
sisa laktosa, gerus hingga homogen, masukkan carmine, kemudian gerus hingga
homogen. Lalu tambahkan oleum anisi, gerus lagi hingga homogen
6. Keluarkan
campuran, bagi menjadi 2 bagian di perkamen, kemudian bagi lagi keduanya
menjadi masing-masing 5 bagian, bungkus dengan perkamen, kemas dalam plastik
klip, dan beri etiket putih
F.
Penandaan
Laboratorium Farmasetika Dasar
Akademi Farmasi Samarinda
Apt
: Akhmad Andy Sandra
|
No.
3 17 September 2012
Rabiah
2 x sehari 1 bungkus
Pagi dan malam
Sebelum
makan
|
TIDAK
BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER
|
G.
Edukasi
1. Obat
ini berguna untuk sedativum
2. Obat
ini diberikan 2 x sehari 1 bungkus, pagi dan malam, sebelum makan
Bab
IV Pembahasan
Resep 1
Pada
resep ini akan dibuat sediaaan berupa serbuk terbagi (pulveres). Bahan-bahan
yang terdapat pada resep ini adalah asam asetilsalisilat dan opii pulvis
compositus. Pada praktikum kali ini praktikan membuat serbuk terbagi
(pulveres). Resep ini menggunakan asam asetilsalisilat 0,3 gram dan serbuk
dover 0,2 gram.
Bahan
yang pertama digunakan adalah asam asetilsalisilat, bahan ini digerus terlebih
dahulu. Berdasarkan resep, asam asetilsalisilat yang digunakan adalah 0,3 gram,
dosis dalam resep ini adalah terapi. Asam asetilsalisilat berkhasiat sebagai
antipiretikum (anti demam) dan analgetikum (anti nyeri). Merupakan obat anti
nyeri tertua yang sampai sekarang digunakan diseluruh dunia. Zat ini pada dosis
rendah sekali (80 mg) berdaya menghambat agregasitrombosit.
Bahan
yang kedua adalah serbuk dover, tambahkan sedikit demi sedikit pada asam
asetilsalisilat yang telah digerus hingga halus, kemudian gerus sampai
homogen. Dalam resep ini, digunakan
serbuk dover 0,2 gram, dosis dalam resep adalah terapi. Obat ini berkhasiat
sebagai antitusivum. Obat ini menekan rangsangan batuk dipusat batuk yang
terletak di sum-sum lanjutan dan mungkin juga berkerja terhadap pusat syaraf di
otak dengan efek menenangkan.
Setelah
itu, bagi campuran menjadi 2 bagian, timbang sama rata, masing-masing bagian
dibagi menjadi 5 bungkus. Kemudian kemas dalam plastik klip dan beri etiket
putih. Obat ini berfungsi sebagai obat demam.
Resep 2
Pada pembuatan resep ini praktikan membuat
sediaan berupa Serbuk tidak
terbagi(pulvis).Dalam resep ini digunakan serbuk tabur(pulvis adsepersorius),yang mana sering digunakan sebagai
bedak tabur.Dalam resep ini komposisi bahannya terdiri dari camphora,zinci Oxydum,amylum,acidum
salicylicum,dan talcum ,dalam cara kerja resep ini dimana Zinci Oxydum
harus diayak dengan pengayakan no.100 sedangkan talcum diayak dengan pengayakan
no.120,dan penambahan etanol 95% pada campuran camphora,amylum,talcum,ZnO,dan
acidum salicylicum.Pada komposisi bahan ini ditimbang sesuai dengan perhitungan
penimbangan.Obat ini berkhasiat sebagai penghilang iritasi dan
gatal-gatal,serbuk tabur ini dimasukan dalam pot atau wadah yang telah
disediakan dan diberi etiket biru.
Resep 3
Pada resep ini praktikan membuat
sediaanberupa serbuk terbagi (pulveres) yang mana komposisi bahannya terdiri
dari Ammon Bromid, Elaeosacch Anisi, dan Carmine. Yang mana Elaeosacch Anisi
ini terdiri dari saccharum lactis dan oleum
anisi. Dalam pembuatan resep ini ini harus ada pengenceran karmin
karenauntuk mengetahui bahan bahan yang dicampur sudah homogeny atau belum.Lalu
timbang bahan-bahan yang akan digunakan yaitu ammon bromid 3,26 gram dan saccharum lactis 4 gram serta
pengenceran karmin 250 mg.Setelah masukkan bahan – bahan yang telah timbang dan
digerus sampai halus dan homogen lalu ditetesi ol.anisi sebanyak 2 tetes,dan
terakhir di masukkan ke kertas perkamen dan dimasukkan kedalam plastic klip
lalu di beri etiket putih. Obat ini berkhasiat meredakan batuk disamping itu
juga obat ini mempunyai efek samping yaitu dapat menyebabkan kantuk.
Bab
V Penutup
A.
Kesimpulan
Resep
1
Resep
1 ini mengandung komposisi bahan yaitu acetosal.pulv.doveri yang kegunaan dan
khasiatnya sebagai penghilang nyeri dan meredakan demam.Obat ini tergolong obat
narkotik ,untuk itu perlu tinjauan lebih lanjut,karena
itu didalam resep harus ada alamat pasien.
Resep
2
Resep 2 ini mengandung komposisi bahan yaitu camphora,zinci oxydum,amylum,acid.salyc,dan
talcum . Obat ini untuk pemakaian luar yaitu pada kulit .Obat ini berkhasiat
menghilangkan iritasi dan gatal-gatal pada kulit.
Resep 3
Praktikan
tidak dapat membuat kesimpulan pada pembuatan resep ke-3 hal ini disebabkan
karena waktu praktikum yang tersedia tidak cukup untuk pembuatan resep ke-3.
B.
Saran
Penimbangan
harus dilakukan dengan teliti, karena akan berdampak pada dosis yang diberikan
kepada pasien. Penggerusan juga harus dilakukan sampai sediaan tercampur
homogen. Mortir, sendok tanduk, dan alat lain yang akan digunakan kembali harus
terlebih dahulu dicuci dan dibersihkan dari sisa serbuk yang masih menempel.
Daftar
Pustaka
Anief, Muhammad. 1987. Ilmu
Meracik Obat. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
. 1978. Formularium Nasional.
Edisi II. Depkes RI : Jakarta.
Anonim.
1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Depkes RI : Jakarta.
Raharja, Kirana. 2002. Obat-obat Penting. PT Elex Media
Komputindo : Jakarta.
Informasi Spesialit Obat
(ISO). Indonesia : ISFI.
1 komentar:
ka, arti dari "O G W B" di penngolongan obat itu artinya apa ya ka? terimakasih ka
Posting Komentar